Program Studi Matematika, Fakultas Teknologi Informasi dan Sains (FTIS) Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), mengadakan Seminar Nasional Matematika (Semmat). Tahun ini, Semmat mengangkat tema “Matematika di Era Teknologi Digital”. Hal ini merupakan manifestasi atas perubahan di bidang matematika, terkait dengan kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi melalui internet.
Semmat tahun ini diikuti oleh sekitar 40 orang pemakalah, yang terdiri dari akademisi dan praktisi matematika dari seluruh pelosok Indonesia. Bahkan, ada pemakalah yang jauh datang dari timur Indonesia, seperti Sulawesi dan Maluku. Selain itu, mahasiswa matematika Unpar juga diberi kesempatan untuk membuat serta mempresentasikan karya tulisnya. Kumpulan karya tulis dibagikan lewat prosiding seminar. Rangkaian kegiatan Semmat diselenggarakan sehari penuh pada Sabtu (23/9) lalu.
Rangkaian kegiatan dibuka dengan sambutan-sambutan dari kepala Prodi Matematika Dr. J. Dharma Lesmono, SSi, SE, MT, MSc., dilanjutkan dengan sambutan dari Dekan FTIS Dr. Ferry Jaya Permana, Drs., MSi, ASAI yang membagikan harapannya agar Semmat menjadi sarana yang memfasilitasi proses berbagi ilmu, khususnya antara para akademisi dan mahasiswa.
Sambutan terakhir diberikan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Paulus Cahyono Tjiang, Ph.D., yang juga merupakan salah satu pengajar di FTIS Unpar. Menurutnya, akademisi harus memahami peran matematika dalam era digital. “Kita ingin tahu seberapa besar peran matematika, apakah dia masih berperan atau tidak, menghadapi era seperti ini.” Lewat Semmat, diharapkan akademisi memahami bagaimana manfaat teknologi digital dalam mengembangkan matematika. Dalam kesempatan tersebut, Paulus Cahyono juga secara resmi membuka Semmat 2017.
Sesi pertama Semmat diisi dengan paparan dari tiga pembicara utama. Membuka sesi pertama, Prof. Hendra Gunawan akademisi matematika terkemuka dari Institut Teknologi Bandung (ITB), memberikan ceramah terkait ketidaksamaan Heisenberg dan kaitannya dengan digitalisasi matematika. Berikutnya, Dr. Benny Yong dosen matematika Unpar, yang membicarakan kaitan antara penggunaan kampanye melalui media sosial dengan perolehan suara pada Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2014 lalu. Melalui model matematis, ia menemukan bahwa media sangat potensial dalam memengaruhi dinamika politik dan fluktuasi pemilih dalam Pemilu.
Pembicara terakhir adalah Reza Felix Citra, S.Si. Berbeda dari dua pembicara sebelumnya, Reza adalah seorang praktisi matematika yang berkarir di Bagian Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kompas Gramedia. Ia membawakan presentasi mengenai profesi matematikawan di masa depan. Dengan kemajuan digital yang ada saat ini, Ferry berargumen bahwa profesi berkaitan dengan bidang matematika akan semakin dibutuhkan, salah satunya dalam mengolah dan memproyeksikan data untuk berbagai kebutuhan.
Melalui Semmat, para akademisi matematika termasuk mahasiswa, diharapkan dapat mengembangkan ilmu dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat, sekaligus memperluas jaringan kerja dan meningkatkan kualitas ilmu yang dimiliki.