Membangun Hukum Berlandaskan Pancasila

Sebagai dasar negara Indonesia, Pancasila menjadi landasan penting penyelenggaraan negara dan kehidupan berbangsa. Hal ini mencakup bidang hukum, mulai dari perumusan hingga penegakannya. Namun, tidak dapat dimungkiri bahwa masih ada banyak hal yang harus diperbaiki dalam sistem hukum di Indonesia untuk mewujudkan hukum yang berkeadilan.

Meningkatnya kesadaran untuk membangun hukum yang berpedoman Pancasila menjadi dasar diselenggarakannya Parahyangan Legal Competition (PLC) 2018, ajang kompetisi hukum terbesar tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan (FH Unpar).

PLC yang terdiri dari empat rangkaian acara, yaitu Seminar Nasional, Debat Universitas, Debat SMA, dan Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) berlangsung selama 3 hari, pada Jumat hingga Minggu, 6-8 April 2018 di Hotel Grand Tjokro, Bandung. Kegiatan ini  mengundang siswa-siswi SMA, mahasiswa hukum, serta masyarakat umum.

Ketua pelaksana PLC 2018 Ivan Tjahjadi mengatakan, acara ini merupakan gabungan dari beberapa mata acara yang sudah secara rutin diadakan di lingkungan FH Unpar, seperti Kompetisi Debat SMA (Kodema) dan Kompetisi Debat Piala Soediman.

Adapun PLC 2018 mengangkat tema “Pembangunan Hukum Berdasarkan Cita Hukum Pancasila”. Pemilihan tema ini dilatarbelakangi oleh Pancasila yang merupakan dasar filosofis bangsa Indonesia. Juga, Pancasila menjadi sumber dari segala sumber hukum di Indonesia, sehingga nilai-nilai Pancasila harus diwujudkan dalam pembangunan hukum di Indonesia.

Mengawali rangkaian PLC 2018, Seminar Nasional menghadirkan pembicara Guru Besar dan dosen FH Unpar Prof. Dr. Asep Warlan Yusuf, S.H., M.H  dan  Ketua Pusat Studi Kajian Pancasila Andreas Doweng Bolo, SS, M.Hum, serta perwakilan dari Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKPPIP). Tema yang dihadirkan dibahas dengan menyeluruh, baik dari sudut pandang hukum maupun perspektif Pancasila.

Kompetisi

Secara umum, PLC 2018 diadakan sebagai bentuk partisipasi dalam pengembangan pengetahuan dan pemikiran hukum, khususnya nilai Pancasila. Lebih lanjut, acara ini diadakan karena sejalan dengan visi FH Unpar, yakni menjadi komunitas akademik yang menghasilkan lulusan pendidikan tinggi hukum yang memiliki rasa, rasio, raga, dan rukun untuk mewujudkan keadlian dan kebenaran berdasarkan Pancasila.

Dua Guru Besar FH Unpar, Profesor Soediman Kartohadiprodjo (alm) dan Profesor B. Arief Sidharta (alm) telah menyumbang pemikiran mengenai Pancasila bagi hukum di Indonesia. Hal inilah yang menjadi salah satu pendorong bagi mahasiswa FH Unpar untuk menyelenggarakan PLC dengan mengangkat tema Pancasila, sebagai bentuk konkret penghargaan atas pemikiran dan jasa para Guru Besar.

Dengan diselenggarakannya acara tersebut, diharapkan ide-ide mereka tetap hidup dan diterapkan dalam hukum dan keseharian masyarakat.

Selama dua hari penyelenggaraan, diadakan berbagai kompetisi hukum nasional tingkat SMA dan perguruan tinggi. Sebanyak 34 tim bersaing dalam kompetisi debat dan karya tulis ilmiah. Mayoritasnya sudah pernah berkompetisi di Unpar di tahun-tahun sebelumnya.

Sementara itu, di sisi lain, LKTI yang baru diselenggarakan tahun ini juga mendapat tanggapan yang baik dari kalangan mahasiswa hukum seluruh Indonesia. Terbukti dari keikutsertaan para peserta yang tidak hanya berasal dari Pulau Jawa, tetapi juga wilayah lain di Indonesia, termasuk yang terjauh dari Kalimantan.

Dalam kompetisi debat, setiap tim dibagi ke dalam kelompok pro dan kontra. Mereka membangun argumen berdasarkan topik yang telah diberikan oleh panitia. Menjadi tantangan tersendiri bagi para peserta untuk menguasai berbagai topik serta mampu membangun argumen hukum secara padat dan menyeluruh.

Adapun dalam LKTI, para peserta dapat menyumbangkan pemikiran lewat karya ilmiah. Topiknya beragam, mulai dari implementasi hukum di Indonesia hingga perumusan hukum yang berdasarkan pada Pancasila dan situasi kontemporer. Karya tersebut kemudian dipresentasikan di hadapan dewan juri.

Pada tingkat SMA, SMAK 1 BPK Penabur Bandung berhasil meraih juara pertama. Universitas Lambung Mangkurat dari Kalimantan Selatan menjadi pemenang dalam kompetisi debat antar-universitas, sedangkan perwakilan dari Universitas Indonesia meraih peringkat pertama dalam LKTI. Penyelenggaraan PLC 2018 diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran, khususnya di kalangan generasi muda, akan pentingnya Pancasila dalam perumusan dan implementasi hukum di Indonesia.

Sumber: KOMPAS – Griya Ilmu (Selasa, 24 April 2018)

Berita Terkini

Keadilan Restoratif untuk Anak

Keadilan Restoratif untuk Anak

UNPAR.AC.ID, Bandung - Kasus perundungan (bullying) di SMA Binus International School Serpong, Tangerang Selatan memasuki babak baru. Penyidik telah menetapkan empat orang tersangka dan delapan orang anak yang berkonflik dengan hukum dalam kasus tersebut. Temuan...

Prestasi Gemilang UKM Badminton UNPAR di Liga Pelajar Nusantara 2024

Prestasi Gemilang UKM Badminton UNPAR di Liga Pelajar Nusantara 2024

UNPAR.AC.ID, Bandung – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Badminton Universitas Parahyangan (UNPAR) telah menorehkan tinta emas dalam sejarah olahraga kampus dengan meraih prestasi membanggakan pada Liga Pelajar Nusantara 2024, yang diselenggarakan di Bogor. Dengan...

Kontak Media

Humas UNPAR

Kantor Sekretariat Rektorat (KSR), Universitas Katolik Parahyangan

Jln. Ciumbuleuit No. 94 Bandung 40141 Jawa Barat

Apr 24, 2018

X