UNPAR.AC.ID, Bandung – Sebelum memulai proses berbisnis, ada beberapa hal yang perlu dipertanyakan untuk dapat membuatnya dapat berjalan dengan baik, di antaranya alasan mengapa sebuah bisnis tersebut perlu dibuat, urgensi dari dibuatnya bisnis tersebut, dan apakah bisnis yang akan dibuat dapat bermanfaat bagi orang-orang sekitar.
Bisnis juga tidak terlepas dari adanya seorang investor. Karena dengan adanya investor, bisnis yang telah dibuat dapat berkembang dan memberikan banyak manfaat seperti banyaknya jejaring.
Hal tersebut mengemuka pada Workshop Inkubator Bisnis dan Teknologi Universitas Katolik Parahyangan (IBT UNPAR) yang diselenggarakan Lembaga Pengembangan Institusi dan Inovasi (LPII) pada Selasa (18/4/2022). Acara yang bertajuk “Memulai Bisnis dan Bisnis yang Menarik di Mata Investor” tersebut mengundang; Derry Sakti selaku Co-Founder dan COO Ula; Wisnu Dewobroto selaku Entrepreneur dan Educator; Chef Kamal Arif selaku Owner Tn’C (Tiramisu and Coffee); dan Joshua Valentino selaku COO dan Co-Founder Rekosistem.
Wisnu mengatakan investor dapat tertarik pada sebuah bisnis dari besarnya peluang dan pasar bisnis yang dibuat terhadap orientasi pada kebutuhan customer (pelanggan)..
“Ada tiga yang mesti kita lihat dari sudut pandang customer. Apa sih yang sebenarnya dibutuhkan oleh customer, paynya, dan wishlistnya calon customer kita yang memang belum pernah kita provide,” kata Wisnu.
Dia pun mengatakan, hal kedua yang dapat dilakukan untuk menawarkan sebuah inovasi pada investor adalah seberapa jauh sebuah bisnis dapat dijalankan.
“Ada enggak teknologinya, ada enggak sumber dayanya,” tutur Wisnu.
Lebih lanjut Wisnu menyampaikan terkait keberlanjutan suatu bisnis, perlu adanya pengelolaan keuangan yang baik untuk mengatur bisnis yang dapat dilakukan sejak bisnis tersebut dimulai.
“Jangan sampai teman-teman mengeluarkan dana di awal begitu besar, padahal bisnisnya belum proven,” katanya.
Dia juga mengatakan, jika investor akan mencari seorang pengusaha yang bukan sekadar pintar dalam berbisnis saja.
“Membutuhkan orang-orang yang bukan hanya berbisnis, tetapi juga dia seseorang yang menjadi problem solver,” kata Wisnu.
Sementara itu menurut Joshua, bisnis yang dapat dilihat menarik bagi investor dibuat dengan konsistensi, percaya diri, dan adaptif.
“Konsistensi berarti percaya apa yang dilakukan, dan itu muncul dari kepercayaan diri. Kepercayaan diri dari ide, team work, dan dari orang-orang sekitar anda” kata Joshua.
Dia menyampaikan bisnis yang dibangun harus selalu berusaha untuk mencoba menyesuaikan diri di praktek sosial yang ada.
“Seperti teori dan praktek lapangan. Teori seperti ini, namun praktik lapangan itu ternyata ada variabel-variabel yang sebelumnya luput dari perhatian secara teoritik,” katanya.
Selain itu, dengan strategi berupa alat yang dibuat untuk bisnis pun dapat menarik investor. Seperti yang dilakukan Chef Kamal dengan inovasi alat yang dibuatnya, dia dapat menjangkau banyak permintaan dan investor sehingga dapat mendapatkan profit.
“Dari strategi tambahan, saya punya strategi kayaknya hotel bintang empat, bintang lima itu wajib punya brick oven pizza,” tutur Chef Kamal. (RBF-Humkoler UNPAR)
