UNPAR.AC.ID, Bandung – Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) menerima kunjungan dari Washington & Jefferson College, Selasa (27/6/2023). Kunjungan tersebut guna menggali lebih jauh peran Kota Bandung sebagai bagian dari Indonesia dalam konteks global.
Melalui serangkaian presentasi yang menginspirasi, para dosen dan mahasiswa dari Jurusan Hubungan Internasional UNPAR mempersembahkan wawasan yang menarik tentang isu-isu penting yang sedang berkembang di dunia ini. Diskusi mengenai ASEAN, transisi energi, tantangan lingkungan, serta peran Indonesia dalam politik global, menciptakan gelombang minat dan keingintahuan yang melampaui batas-batas kampus.
Yulius Purwadi Hermawan, Ph.D., selaku Ketua Tim Kajian G20 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNPAR yang menjadi moderator diskusi, memberikan pemahaman tentang peran Indonesia dalam konteks regional dan global, membahas topik-topik seperti ASEAN, Myanmar, dan wilayah Indo-Pasifik. Fokusnya adalah persatuan dan kerja sama di bawah konsep “Satu Keluarga, Satu Bumi”, mengeksplorasi tantangan yang dihadapi ASEAN dan keberadaan Indonesia sebagai ketua saat ini.
Selanjutnya, Wakil Dekan Bidang Akademik FISIP UNPAR Dr. Aknolt Kristian Pakpahan, S.IP., M.A. menyelami Kontribusi Nasional yang ditentukan (Nationally Determined Contributions/NDCs) Indonesia dan transisi energi, menekankan ambisi negara dan pengesahan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016 tentang Persetujuan Paris atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim. Pentingnya kendaraan listrik dalam mencapai tujuan keberlanjutan juga dibahas, menggarisbawahi komitmen pemerintah dan masyarakat.
Dengan fokus pembahasan yang berbeda, presentasi dari Yulia Indrawati Sari, S.T., M.Sc., MPP., Ph.D. menjelajahi isu-isu lingkungan yang signifikan, menyoroti pentingnya menangani tantangan ini dengan efektif. Wawasan yang diberikannya memberikan pemahaman mendalam mengenai kompleksitas implementasi kebijakan hijau di berbagai wilayah, menekankan perlunya upaya bersama untuk mengatasi hambatan dan mendorong keberlanjutan lingkungan.
Selain presentasi dari dosen-dosen HI UNPAR, para mahasiswa UNPAR pun diberi kesempatan untuk membahas tentang temuan dari studi mereka. Josephine menekankan aspirasi Indonesia dalam wilayah Indo-Pasifik, dengan penekanan pada perhatian Presiden Joko Widodo terhadap warisan maritim dan kerjasama regional. Adzraa mengeksplorasi peran ASEAN dalam perjanjian minilateral, fokus pada kapasitas blok tersebut dan pentingnya sikap kooperatif Indonesia. Jennye dan Riki membahas pasar karbon Tiongkok dan implikasinya bagi Indonesia, menyoroti tantangan yang muncul akibat inkonsistensi dalam sistem pasar karbon. Lalu, Darren mempresentasikan percepatan transisi ke energi bersih, mendorong kerjasama dengan negara-negara Eropa dan mengambil inspirasi dari upaya global.
Kunjungan dari Washington Jefferson College memicu pertukaran gagasan yang berarti dan menampilkan pentingnya Bandung dalam panorama global. Presentasi para dosen memberikan wawasan berharga mengenai keterlibatan Indonesia dalam konteks regional dan global, sementara presentasi para mahasiswa menyumbangkan perspektif yang beragam. Kolaborasi ini membuka jalan bagi kemitraan dan pemahaman di masa depan antara kedua universitas bergengsi ini. (NAT-Humkoler UNPAR)