UNPAR.AC.ID, Bandung – Universitas Katolik Parahyangan kembali menjadi koordinator sekaligus tuan rumah untuk kegiatan ERASMUS+ ECoGREEN Partnership Agreement Signing & Project Kick-Off yang diadakan secara luring pada Kamis (4/5/2023) di gedung Pembelajaran Arntz Geise (PPAG) UNPAR.
ERASMUS+ ECoGREEN Partnership Agreement Signing & Project Kick-Off sendiri merupakan project yang diikuti beberapa kampus sebagai bentuk kepedulian terhadap salah satu tujuan Sustainable Development Goals (SDGS). Adapun kampus yang terlibat adalah Universitas Surabaya, Unika Soegijapranata, Universitas Wahid Hasyim, Unika Atma Jaya, Universitas Trisakti, Hustlers University, dan Wageningen University.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, H.E. Vincent Piket mengucapkan selamat kepada UNPAR sebagai koordinator dari green project dan universitas lain yang telah tergabung ke dalam project ini.
“Ini kali kedua UNPAR sukses menjadi koordinator Erasmus+ ECoGREEN Partnership Agreement Signing & Project Kick-Off. Sekarang, institusi pendidikan yang memainkan role yang menciptakan generasi selanjutnya. Sekali lagi saya ingin memberikan sambutan kepada kalian dan semoga menjadi sesuatu yang produktif untuk tahun ke depannya,” tuturnya.
Sementara itu, Setyo Budiantoro selaku perwakilan dari Bappenas RI memaparkan ihwal Finalisasi Rencana Induk Destinasi Pariwisata Nasional menyampaikan 6 strategi Indonesia untuk menjadi negara maju yaitu :
- Competitive Human Resources
- Economic productivity
- Green economy
- Digital transformation
- Integration of economic powerhouse
- New capital city
“Jika kita melihat strategi ini ada 4 yang relevan ke green project yaitu competitive human resources, economic productivity, green economy, dan digital transformation,” ujarnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Irwanda Wisnu Wardhana, PhD. selaku Kepala Pusat Riset Koperasi, Korporasi, dan Ekonomi Kerakyatan pada Badan Riset dan Inovasi Nasional RI (BRIN RI) mengatakan bahwa pengembangan riset di Indonesia sangat diperlukan.
“Pengembangan inovasi dan teknologi yang diusung oleh BRIN adalah education capacity building dan researcher mobility program,” tutur Wisnu.
Lebih lanjut, para rektor dari universitas yang terlibat pun menyampaikan keikutsertaan universitas mereka ke dalam project ini.
Rektor Unika Soegijapranata Semarang, Dr Ferdinand Hindiarto S.Psi MSi, mengatakan bahwa kolaborasi dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa di masa depan dengan segala hal positif yang didapatkan.
“Saya pikir ecogreen project adalah kompetensi yang kolaboratif bagi mahasiswa. Ini sejalan dengan misi kami. Berharap agar project ini menjadi media untuk semangat dan aksi mempertahankan lingkungan. Terakhir semoga projek ini dapat menyebarkan kebahagiaan kepada semua universitas untuk lingkungan,” ucapnya.
Di sisi lain, Prof. Dr. KH. Mudzakir Ali, MA selaku Rektor Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) menyatakan komitmennya yang akan diberikan dalam project tersebut.
“Dengan kolaborasi ecogreen ini sangat penting untuk membangun Eco Campus yang hijau dan berkelanjutan. Kami akan berkomitmen untuk mengalokasikan Unwahas untuk mengikuti ecogreen. Akhir kata, saya harap project ini akan berjalan lancar dan berdampak terhadap indonesia,” tuturnya.
Tak lupa, Rektor Universitas Trisakti Prof. Dr. Kadarsah Suryadi DEA pun turut menyampaikan opininya mengenai green campus bukan hanya bangunan saja melainkan mind changing termasuk eco stakeholders.
“Project ini bukan hanya project desain namun implementasi dan bisa mewujudkan green campus di indonesia, tantangannya setelah 3 tahun apa yang kita lakukan. Konsistensi adalah hal yang menjadi kendali. Kualitas dan edukasi yang inovatif adalah kewajiban yang menjadi bagian bagi sustainable campus,” ucapnya. (JES-Humkoler UNPAR)