UNPAR.AC.ID, Bandung – Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) mengadakan briefing pra-keberangkatan untuk 45 mahasiswa terpilih yang akan mengikuti program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) di Singapura. Acara ini diselenggarakan pada Kamis (27/06/2024) dan dihadiri oleh berbagai pembicara dari UNPAR serta perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura.
Wakil Rektor Bidang Kerjasama, Alumni, dan Inovasi, Ir. Catharina Badra Nawangpalupi, Ph.D., membuka acara dengan sambutan yang penuh semangat. “Kesempatan ini merupakan peluang bagi kami di UNPAR untuk menjadi tuan rumah bagi 45 mahasiswa IISMA yang akan berangkat ke Singapura dalam waktu dekat,” tuturnya, sebagaimana dikutip dari kanal Youtube UNPAR Official, Selasa (6/7/2024).
Ia juga menambahkan, “Mereka akan menggali pengalaman dan belajar di Nanyang Technological University, National University of Singapore, dan Singapore Management University.”
Catharina menggarisbawahi pentingnya acara ini sebagai bagian dari program IISMA. “Kegiatan pra-keberangkatan ini sangat penting dalam Indonesian International Student Mobility Awards,” katanya.
“Harapannya, program ini benar-benar dapat mempersiapkan para penerima penghargaan untuk menjalankan program IISMA dengan baik.”
Ketua Program IISMA, Dr. Rachmat Sriwijaya, turut memberikan sambutan yang menekankan pentingnya selektivitas dalam program ini. Menurutnya, “Anda sudah menjadi yang terbaik dari generasi Anda di Indonesia tahun ini. Program IISMA tidak hanya soal kemampuan finansial, tetapi juga selektivitas yang ketat.”
Dr. Rachmat juga menjelaskan mengenai universitas tujuan para mahasiswa. “National University of Singapore adalah universitas nomor 11 terbaik di dunia menurut World University Rankings,” ujarnya.
“Nanyang Technological University berada di peringkat 15, dan Singapore Management University adalah sekolah bisnis terbaik di Singapura, bekerja sama dengan MIT.”
Rachmat menekankan pentingnya kebersamaan dalam program ini. “Program IISMA ini mempunyai moto pergi bersama, melaksanakan kegiatan bersama-sama, dan pulang bersama-sama,” katanya. “Tujuan dari kebersamaan tersebut adalah untuk menyatukan hal yang berbeda sebelumnya.”
Ia juga menyampaikan visi masa depan yang optimis untuk para mahasiswa.
“Jika kita berbicara mengenai Indonesia Emas 2045, konteks Indonesia Emas itu adalah Anda sendiri,” tambah Rachmat. “Kami percaya bahwa pada tahun 2045, para alumni dari program ini akan memegang peran utama di konteks nasional dan internasional.”
Prof. Dr. Ir. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T., Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, juga memberikan sambutan yang penuh dorongan dan motivasi. “Keputusan untuk mengikuti pembelajaran di luar negeri bukan hal yang mudah tentunya,” ungkapnya.
“Tetapi keputusan ini menunjukkan komitmen teman-teman semua untuk mengembangkan diri, meningkatkan kemampuan bahasa, dan mendapatkan pengalaman baru di luar negeri,” lanjut Sri.
Ia menekankan bahwa belajar di luar negeri adalah kesempatan untuk memperkenalkan Indonesia kepada dunia internasional dan menghadapi tantangan baru seperti perbedaan bahasa, budaya, dan gaya hidup.
“Jangan takut karena teman-teman tidak sendirian di sana,” ujar Sri. “Ada tim, ada KBRI, ada atase yang siap membantu teman-teman, dan ada teman-teman IISMA sendiri yang siap saling bekerja sama.”
Ia juga mengingatkan para mahasiswa untuk memanfaatkan fasilitas dan kegiatan di kampus untuk memperluas jejaring, pengetahuan, dan pengalaman.
“Semoga teman-teman semua mendapatkan manfaat sebanyak mungkin dan sebaik mungkin untuk menimba ilmu di perguruan tinggi ternama di dunia,” ujarnya.
Opening remarks dari acara ini ditutup dengan harapan bahwa para mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk belajar dan berkembang. “Kami tunggu kontribusi teman-teman setelah selesai kegiatan nanti,” kata Sri, mengakhiri sambutannya dengan penuh optimisme. “Selamat dan jaga diri baik-baik. Semoga perjalanan Anda semua sukses membawa manfaat dan berkah bagi Anda dan bagi bangsa kita,”
Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura, I Gusti Agung Ketut Satrya Wibawa, memberikan panduan komprehensif tentang kehidupan di Singapura. Beliau menekankan pentingnya adaptasi budaya dan perilaku selama tinggal di sana.
“Saat di Singapura, penting untuk mengikuti aturan lokal, seperti membuang sampah pada tempatnya setelah makan di rumah makan,” katanya. “Perilaku ini mungkin belum banyak diadopsi di Indonesia, di mana sisa makanan sering ditinggalkan di meja.”
Satrya juga berbicara mengenai pentingnya kesopanan dan penghormatan terhadap privasi di Singapura. “Jika Anda seorang influencer atau suka mengambil foto, pastikan tidak memotret orang atau properti pribadi tanpa izin. Sikap tersebut sangat dihargai di sini dan merupakan bagian dari budaya menghormati privasi,” jelasnya.
Selain itu, beliau juga menyarankan agar mahasiswa memanfaatkan waktu untuk menjelajahi Singapura dan belajar dari pengalaman tersebut. “Tersesat di Singapura bisa menjadi pelajaran berharga. Hal ini mungkin memberi kesempatan untuk mengeksplorasi tempat baru dan memahami budaya lokal lebih dalam,” tambah Satrya.
Opening remarks dari acara ini ditutup dengan harapan bahwa para mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk belajar dan berkembang. “Kami tunggu kontribusi teman-teman setelah selesai kegiatan nanti,” kata Sri, mengakhiri sambutannya dengan penuh optimisme. “Selamat dan jaga diri baik-baik. Semoga perjalanan Anda semua sukses membawa manfaat dan berkah bagi Anda dan bagi bangsa kita.” (NAT-Humas UNPAR)