UNPAR Soroti Permasalahan Bunuh Diri di Kalangan Mahasiswa

UNPAR.AC.ID, Bandung – Secara definisi, bunuh diri adalah pikiran dan tindakan yang berkaitan dengan aktivitas individu secara sengaja mengakhiri hidupnya yang terdiri dari 3 tahap (Suicide ideation, Suicide plan, dan Suicide attempt).

Maraknya fenomena bunuh diri di kalangan mahasiswa dilihat sebagai suatu kejadian yang menyedihkan. Menurut World Health Organization (WHO), per 28 Agustus 2023, lebih dari 700.000 orang meninggal karena bunuh diri setiap tahunnya dan bunuh diri menjadi penyebab kematian tertinggi keempat pada usia 18-29 tahun.

Di Indonesia sendiri, dilansir dari Asosiasi Pencegahan Bunuh Diri Indonesia, terdapat 670 kasus bunuh diri per tahun 2020 yang dilaporkan. Provinsi dengan angka bunuh diri tertinggi adalah Provinsi Jawa Tengah.

Dilatarbelakangi hal itu, Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) melalui Mata Kuliah Umum (MKU) Etika Dasar mengadakan Kuliah Umum bertajuk “Bunuh Diri di Kalangan Mahasiswa”, Jumat (13/10/2023) di Mgr. Geisse Lecture Theatre di Gedung 3 UNPAR.

Dua narasumber utama, Dr. RD. Alfonsus Sutarno dari Fakultas Filsafat UNPAR dan Asteria Devy Kumalasari, Psikolog dari Fakultas Psikologi UNPAD, membahas isu sensitif ini dari perspektif psikologi dan filsafat.

Asteria Devy Kumalasari memulai pemaparannya dengan data menggemparkan terkait bunuh diri di Indonesia. Dia menyebutkan bahwa jumlah kasus bunuh diri resmi pada tahun 2020 mencapai 680, tetapi tingkat underreporting bunuh diri di Indonesia mencapai minimal 303 persen, jauh di atas rata-rata dunia yang melaporkan 0 sampai 50 persen.

“Bunuh diri merupakan penyebab kematian keempat terbanyak di kalangan individu usia 15-29 tahun, merujuk pada World Health Organization (WHO). Tanda-tanda peringatan bunuh diri pun harus diwaspadai, seperti membicarakan keinginan bunuh diri dan perubahan fisik dan mood yang drastis,” tuturnya.

Selain itu, Asteria menggarisbawahi fase-fase perjalanan menuju perilaku bunuh diri, termasuk pre-motivational phase, motivational phase, dan violational phase. Pada akhir pemaparannya, Asteria menggarisbawahi pentingnya memperkuat faktor protektif dan mengurangi faktor risiko untuk mencegah perilaku bunuh diri.

Ia juga memberikan saran bagi institusi untuk dapat ikut mencegah tindakan bunuh diri pada mahasiswa dengan mengadakan psikoedukasi mengenai kesehatan mental pada mahasiswa dan dosen wali, menyediakan saran untuk memberikan dukungan sosial (peer counselor), meningkatkan kepedulian antar sivitas akademika, serta bekerja sama dengan profesional seperti psikolog dan psikiater.

Di sisi lain, Dr. RD. Alfonsus Sutarno meyakini bahwa tindakan bunuh diri adalah tindakan yang berlawanan dengan hormat pada diri sendiri karena tidak melihat tubuhnya sebagai sesuatu yang berharga. Bunuh diri juga tindakan yang menolak kasih akan diri sendiri.

“Bunuh diri adalah tindakan yang tidak menghormati diri sendiri dan mengabaikan keberadaan Tuhan,” ucapnya.

Secara religius, lanjut dia, bunuh diri dilihat sebagai tindakan yang berdosa karena merampas hak pencipta dan pemilik kehidupan. Dan dilihat dari sisi hukum atau undang-undang beberapa negara seperti negara-negara Eropa, Australia, dan India, bunuh diri dianggap sebagai tindakan ilegal atau kejahatan.

Pada pemaparannya, Alfonsus menekankan bahwa bunuh diri bukanlah inspirasi atau solusi akan masalah dalam diri. Sebagai individu, kita harus memiliki hormat pada diri, sadar pada diri, dan bersyukur pada kondisi kita sekarang.

“Perlu bagi kita untuk memiliki pemahaman bahwa kehidupan bisa berubah, dampaknya pada keluarga dan sesama, dan pentingnya mencari pertolongan. Apapun kondisi yang dialami sekarang, jangan takut untuk meminta pertolongan pada sekitar dan jangan takut juga untuk bertanya mengenai kondisi yang sedang kamu alami saat ini,” ucapnya. (NAT/SYA-Humkoler UNPAR)

Berita Terkini

Bersama Parahyangan Orchestra Merenungi Bersama Hubungan Antarmanusia

Bersama Parahyangan Orchestra Merenungi Bersama Hubungan Antarmanusia

UNPAR.AC.ID, Bandung - Tanpa kita sadari, di abad 21 ini tiba-tiba kita seolah terhubung dengan manusia di segala penjuru dunia. Dari hari ke hari ada banyak perjumpaan atau pun persilangan; maya atau pun nyata. Kehidupan menjadi hiruk-pikuk dan mengasyikkan; kita...

Dorong Keberlanjutan Ketahanan Pangan Indonesia Melalui Urban Farming

Dorong Keberlanjutan Ketahanan Pangan Indonesia Melalui Urban Farming

UNPAR.AC.ID, Bandung – Dalam acara bertajuk “Agro-Techno-Preneur” yang diadakan di Ruang Audiovisual FISIP UNPAR pada Senin (27/11/2023), para pembicara membawa pandangan baru dan solusi inovatif mengenai masa depan ketahanan pangan dan teknologi pertanian di...

Tim Wirausaha Mahasiswa UNPAR Sabet Posisi Runner-up KMI EXPO 2023

Tim Wirausaha Mahasiswa UNPAR Sabet Posisi Runner-up KMI EXPO 2023

UNPAR.AC.ID, Bandung – Tim Mahasiswa Manajemen UNPAR berhasil menduduki posisi Runner up pada KMI Expo 2023. KMI (Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia) 2023 Expo sendiri merupakan tahapan akhir pada program P2MW yang dirancang oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan,...

Kontak Media

Divisi Humas & Protokoler

Kantor Pemasaran dan Admisi, Universitas Katolik Parahyangan

Jln. Ciumbuleuit No. 94 Bandung 40141 Jawa Barat

Oct 16, 2023

X