Pada Selasa (16/5), Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) meresmikan Pusat Studi Adaptasi dan Resiliensi Desain Lingkungan atau lebih dikenal dengan nama CAREDs (Centre for Adaptation and Resilience Environmental Desain Studies) di Ruang Mgr. Geise Lecture Theatre, Gedung 3 FISIP Unpar.
Acara peresmian ini dihadiri oleh Rektor beserta jajarannya, sivitas akademika Unpar, CAREDs Boards & CAREDs Committees, para tamu undangan dan sejumlah rekan CAREDs seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Resilient Development Initiative (RDI), Geopark Kaldera Toba, Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI), Architecture Sans Frontiere – Indonesia, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Kristen Maranatha, LPPM UPI, dan lainnya.
Pusat Studi ini diinisiasi pada tanggal 16 November 2016 oleh 11 orang dosen Unpar dari berbagai disiplin Ilmu dan resmi berdiri dengan diterbitkannya pada 16 Januari 2017 lalu.
Dalam kata sambutannya, Catharina Badra Nawangpalupi, Ph.D, Ketua LPPM Unpar menyampaikan bahwa CAREDs adalah pusat studi yang diinisiasi oleh 11 inisiator yang merupakan program studi multidisiplin yang berada di bawah naungan LPPM Unpar.
“Dari LPPM sendiri kami mengharapkan dengan adanya tambahan pusat studi ini, akan semakin banyak penelitian dan kerjasama. Dan, terutama hal-hal yang akan semakin mengembangkan resiliensi dan adaptasi khususnya untuk lingkungan binaan di sekitar kita”, ujarnya.
Ketua CAREDs, Dr. Y. Karyadi Kusliansjah, IAI mengatakan bahwa pada hari peluncuran ini, ia dan tim ingin memperkenalkan CAREDs ke masyarakat. “Hari ini, kami menyatakan diri ke masyarakat. Peresmiannya di gedung ini, dalam hal mengenalkan (CAREDs) kepada kalangan (masyarakat), baik di internal Unpar sendiri”, ucapnya.
“Melalui kendaraan CAREDs ini, kami ingin memberikan pelayanan kepada masyarakat. Itu harapannya”, tambah beliau.
Pada kesempatan yang sama, Dr. Pele Widjaja, IAI, Kepala Divisi Product Development memperkenalkan tentang CAREDs itu sendiri. Dalam pemaparannya, ia menyebutkan jantung kegiatan CAREDs mencakup penelitian, pengembangan rancangan, dan pengembangan produk yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu pendidikan, pengabdian kepada masyarakat serta link & match dunia usaha dan industri.
Rektor Unpar Mangadar Situmorang, Ph.D., memaparkan bahwa ada tiga alasan dalam upaya mendukung pendirian pusat studi ini. Alasan pertama secara spiritual ideologis, ujarnya, Unpar mengemban visi menjadi komunitas akademik humanum yang mengembangkan potensi lokal ke tataran internasional serta bertujuan untuk meningkatkan martabat manusia dan keutuhan alam ciptaan. Alasan kedua, yaitu secara institusional. Unpar sebagai institusi pendidikan memiliki banyak potensi, baik yang aktual maupun yang masih dalam konteks potensial.
“Banyak dosen yang punya banyak keahlian dengan expertise masing-masing. Dan, kita juga punya resources yang cukup mendukung untuk pendirian dan seluruh kegiatan centre ini. Di samping tentu saja peluang kolaborasi dengan berbagai pihak”, tambahnya.
Alasan ketiga, secara aktual. Masyarakat Indonesia khususnya, tinggal di tempat yang sangat terbuka, ucapnya, sangat potensial menghadapi berbagai macam bencana serta persoalan lingkungan, baik itu fisik, sosial, ekonomi, dan juga politik.
“CAREDs juga menjadi bagian bagi pengembangan (visi & misi) universitas. Tentu saja, kita berharap, akan banyak lagi pihak-pihak yang berkolaborasi dengan centre ini”, pungkas beliau dalam kata sambutannya.
Adapun, rangkaian acara meliputi perkenalan CAREDs, peresmian oleh Rektor Unpar, penandatanganan MoU dan MoA kerjasama dengan sejumlah mitra CAREDs yang diorganisir oleh Kantor Internasional dan Kerjasama (KIK) Unpar, dan simposium dengan tema besar “Rekayasa Lingkungan dan Resiliensi Komunitas Berbasis Mitigasi Bencana Guna Menghadapi Situasi Kebencanaan di Indonesia”.
Sejumlah pemateri simposium di antaranya Dr. Imam Sadisun (Geologi ITB) dengan topik “Situasi Geologi dan Kerawanan Bencana di Indonesia”; Bapak Hermawan A. (BNPB) dengan topik “Situasi Kebencanaan di Indonesia”; Ibu Yasmina W. (RDI) dengan topik “Resiliensi Komunitas terhadap Bencana”; Bapak Wilman E.S (Geopark Kaldera Toba), dan Prof. Paulus Pramono Rahardjo (Teknik Sipil Unpar), salah seorang inisiator CAREDs yang membawakan topik mengenai “Rekayasa Lingkungan Berbasis Mitigasi Bencana”.
CAREDs didirikan sebagai wujud kepedulian Unpar terhadap bencana yang terjadi di Indonesia. Secara nyata, Unpar ingin turut berpartisipasi dalam melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat guna mengantisipasi bencana di masa yang akan datang.