UNPAR.AC.ID, Bandung – Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) mengadakan talk show bertajuk “Sehat Mental dengan Makanan Sehat”, di UNPAR Kampus Merdeka, Jalan Merdeka No. 30, Bandung, pada Jumat (05/07/2024). Acara ini menghadirkan dua pembicara ahli, yaitu Ir. Andy Chandra, S.T., M.M., M.T. dari Program Studi Teknologi Rekayasa Pangan dan dr. Yovi Yoanita, M.Kes (gizi)., FAARM., ABRAAM. dari Fakultas Kedokteran UNPAR. Talk show ini dipandu oleh dr. Andre Somba Gugun Samosir, DHPE., yang merupakan Ketua Program Studi Sarjana Kedokteran UNPAR.
Dalam sesi pemaparan materi, dr. Yovi Yoanita mengawali dengan menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan mental dengan cara yang aktif dan produktif. “Sama seperti fisik, kesehatan mental kita pasti mengalami fluktuasi dalam kehidupan. Penting bagi kita untuk menghadapi hari demi hari secara produktif dan bahagia,” ujarnya.
dr. Yovi juga menyoroti kesalahan umum terkait kebutuhan istirahat. “Tidur saja tidak cukup. Otak kita bisa memproses 60.000 hingga 100.000 pikiran sehari dan mengolah data hingga 34 GB. Tak heran jika kita sering merasa kurang waktu,” tambahnya.
dr. Yovi menekankan pentingnya mengenali kapan harus berhenti dan beristirahat. “Banyak orang tidak tahu kapan harus berhenti dan istirahat. Otak kita sangat aktif, dan sering kali kita tidak menyadari bahwa kita dalam keadaan stres konstan,” jelasnya.
Ia juga memperingatkan tentang bahaya yang bisa muncul dari stres berkepanjangan, seperti kelelahan adrenal.
“Ketika kita terus-menerus digempur stres, kelenjar adrenal kita bisa mengalami kelelahan, yang dikenal sebagai adrenal fatigue,” ujarnya. Gejala ini termasuk tidur yang makin larut dan bangun yang makin siang, serta rasa lelah yang terus-menerus.
Salah satu topik menarik yang dibahas dr. Yovi adalah manfaat kopi. Menurutnya, kopi bisa menjadi penyelamat dalam menghadapi stres.
“Kopi memiliki energi tinggi dan dapat meningkatkan hormon dopamin, adrenalin, serta noradrenalin, yang membuat kita lebih bersemangat,” jelasnya.
Namun, dr. Yovi juga mengingatkan tentang bahaya kopi instan yang sering dicampur dengan bahan-bahan lain seperti jagung dan gula, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan. “Banyak yang mungkin salah kaprah, mereka tidak ketagihan kafein, tetapi ketagihan karbohidratnya,” tegasnya.
dr. Yovi juga mengingatkan agar konsumsi kopi dibatasi. “Saya sarankan untuk membatasi konsumsi kopi hingga satu gelas sehari, dan bahkan membaginya menjadi beberapa porsi kecil agar efeknya tetap terasa tanpa berlebihan,” tambahnya.
Menurutnya, konsumsi kopi yang berlebihan dapat meningkatkan hormon stres kortisol dan menyebabkan kecemasan. “Semua yang berlebihan pasti punya efek tidak baik. Kopi yang diminum terlalu banyak dapat meningkatkan hormon stres dan kecemasan,” ungkapnya.
Ir. Andy Chandra memberikan pandangannya tentang kopi dari sudut teknologi pangan. Ia menjelaskan bahwa kopi mengandung banyak senyawa kimia selain kafein, seperti asam klorogenat yang berfungsi sebagai antioksidan dan vitamin B3. “Proses pengolahan kopi sangat kompleks dan mempengaruhi kandungan serta rasa kopi,” ujarnya.
Andy juga mengingatkan tentang potensi bahaya dari senyawa-senyawa yang muncul saat proses pemanggangan (roasting), seperti akrilamida dan furan, yang dapat berpotensi karsinogenik.
“Proses pemanggangan kopi pada suhu tinggi dapat menghasilkan senyawa akrilamida dan furan, yang diketahui bersifat karsinogenik,” jelasnya.
Menariknya, Andy juga menyoroti tren kopi di kalangan anak muda dan bagaimana kopi telah menjadi bagian dari gaya hidup. “Minum kopi kini sudah menjadi tren, terutama di kalangan anak muda,” katanya.
Ia juga menjelaskan berbagai jenis kopi dan metode pengolahan yang dapat mempengaruhi kualitas dan rasa kopi.
“Ada berbagai metode pascapanen dan pemanggangan yang mempengaruhi hasil akhir kopi, seperti natural, full wash, honey, dan wine process,” tambah Andy.
Andy juga menjelaskan bahwa kopi tidak hanya mengandung kafein, tetapi juga lebih dari 950 senyawa kimia lainnya. “Selain kafein, kopi juga mengandung senyawa alkaloid, asam klorogenat, diterpena, dan banyak lagi. Semua ini berkontribusi pada manfaat kesehatan kopi,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya memilih kopi berkualitas tinggi dan menghindari kopi instan yang sering kali dicampur dengan bahan lain.
“Kopi instan sering dicampur dengan jagung atau kentang, yang dapat mengurangi kualitas dan manfaat kesehatannya,” jelas Andy.
Talk show ini berhasil memberikan wawasan mendalam mengenai keterkaitan antara kesehatan mental dan makanan sehat, khususnya kopi. Para peserta mendapatkan informasi berharga tentang cara menjaga kesehatan mental melalui konsumsi makanan dan minuman yang tepat. (NAT-Humas UNPAR)