UNPAR.AC.ID, Bandung – Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) resmi me-launching Pusat Studi Kajian Pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics), pada Sabtu (26/11/2022) lalu di Mgr. Geisse Lecture Theatre. UNPAR menjadi kampus kesembilan di Indonesia yang memiliki Pusat Studi Kajian Pembelajaran STEM.
Peluncuran Pusat Studi STEM secara resmi dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Tri Basuki Joewono, Ph.D. Dalam sambutannya, Prof. Tri Basuki mengapresiasi kinerja tim Pusat Studi yang diketuai oleh Reinard Primulando, Ph.D. itu.
Menurutnya, dengan berdirinya Pusat Studi Pembelajaran STEM ini menjadi langkah nyata untuk mewujudkan keinginan UNPAR mendirikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Tak hanya itu, melalui Pusat Studi STEM ini pula diharapkan UNPAR dapat berkontribusi lebih besar dan memberi banyak manfaat bagi masyarakat.
“Universitas sangat berterima kasih atas upaya yang dilakukan. Terima kasih kepada teman-teman (dosen) di Fisika yang sudah mau mendirikan Pusat Studi ini, sehingga walaupun cita-citanya UNPAR belum sampai namun manfaat tetap terjadi dan dimulai dari sekarang,” tutur Prof. Tri Basuki.
Adapun bidang kajian Pusat Studi Pembelajaran STEM UNPAR, yaitu:
- Inovasi pengajaran dan pembelajaran (teaching and learning) berbasis STEM
- Inovasi regulasi dan kebijakan pendidikan dalam pembelajaran STEM
- Asesmen dalam Pembelajaran STEM
- Kajian kurikulum sekolah berbasis STEM
- Pengembangan keprofesian guru STEM
- STEM untuk pembangunan berkelanjutan

Ketua Majelis Pendidikan Katolik Keuskupan Bandung Dr. Sherly Iliana pun menyambut baik peluncuran Pusat Studi STEM dan menjadi langkah selanjutnya untuk mewujudkan keinginan UNPAR untuk mendirikan FKIP. Menurut penelitian, lanjutnya, hamper 70 persen pekerjaan saat ini membutuhkan lulusan yang memiliki keahlian dalam bidang STEM.
“Semoga kelak dari UNPAR pun akan dapat melahirkan ahli-ahli STEM yang memperdalam secara khusus dan mengembangkan STEM, misalnya berkaitan dengan lingkungan dan masih banyak lagi. Maka sudah sesuai perkembangan zaman jika UNPAR memiliki Pusat Studi Kajian Pembelajaran STEM pada saat ini,” ujarnya.
Dia pun mengungkapkan bahwa model pembelajaran STEM merupakan budaya kolaboratif bagi guru dan siswa. Selain itu pula, STEM menjadi cara untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka yang secara konstruktif siswa memiliki peran penting di dalam merancang modul pembelajaran bersama gurunya. Hal itu akan membuat pembelajaran lebih bermakna dan membantu siswa selama proses belajar-mengajar.
“Dengan didirikannya Pusat Studi Kajian Pembelajaran STEM ini di UNPAR, hendaknya tetap mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan kata lain, STEM boleh dan harus berkembang, tapi nilai-nilai kemanusiaan tidak boleh ditinggalkan. STEM harus diimbangi dengan pendidikan karakter dan dijiwai oleh nilai-nilai tadi. Selamat dan sukses untuk UNPAR atas berdirinya Pusat Studi Kajian Pembelajaran STEM,” ucapnya. (JES/KTH-Humkoler UNPAR)