UNPAR Kukuhkan Tiga Guru Besar Baru

UNPAR.AC.ID, Bandung – Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) mengukuhkan tiga Guru Besar baru dalam Sidang Terbuka Senat UNPAR yang berlangsung di Auditorium Pusat Pembelajaran Arntz Geise (PPAG) UNPAR, Rabu (15/6/2022) secara luring dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dalam penanganan pandemi Covid-19.

Tiga guru besar yang dikukuhkan tersebut adalah; Prof. Sukawarsini Djelantik, Dra., M.Int.S., Ph.D. (Guru Besar Hubungan Internasional) dari Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP); Prof. Tri Basuki Joewono, Ph.D. (Guru Besar Teknik Sipil); serta Prof. Ir. Anastasia Caroline Sutandi, S.T., M.T., Ph.D., IPU. (Guru Besar Teknik Sipil/Transportasi) dari Fakultas Teknik (FT).

Prof. Suke-begitu beliau akrab disapa-dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang diplomasi, jurnalisme, komunikasi internasional, dan masyarakat transnasional. Dalam orasinya yang berjudul “Menguji Kekuatan Nasional: Kasus Tiongkok Dalam Sengketa Laut Selatan”, dia mengatakan jika kekuatan nasional adalah sejumlah sumber daya untuk mendukung tujuan negara.

“Kekuatan nasional ini menjadi alat negara untuk meningkatkan pengaruh atas negara lain, atas organisasi internasional, atau aktor-aktor non-negara,” ucapnya. 

Dia juga mengatakan jika Laut Tiongkok Selatan merupakan titik panas (Hot Spot) di kawasan Indo-Pasifik. Hal tersebut juga menjadi penting karena menyangkut negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). 

“Tiongkok mengklaim sekitar delapan puluh persen wilayah laut dan darat atau pulau-pulau dari dua gugusan kepulauan Paracel dan Spratly yang oleh Tiongkok sendiri diberi nama Xisha Quando dan Nansha Quando serta ada Scarborough Reef yang dinamakan Huangyan Dao. Jadi penamaan ini juga mengindikasikan bahwa Tiongkok sudah merasa yakin bahwa kepulauan tersebut milik Tiongkok, ” tutur Prof. Suke.

Sementara itu, Prof. Tri Basuki yang merupakan guru besar Teknik Sipil dengan konsentrasi Teknik Transportasi, memaparkan dalam orasionya yang berjudul “Memahami Pengguna dan Penggunaan Transportasi Publik” apabila kemajuan teknologi tidak dapat dikatakan sebagai ancaman, karena pemanfaatan teknologi dapat diterapkan pada transportasi.

“Transportasi menjadi aspek penting dalam kehidupan di dunia yang semakin kompleks ini. Kualitas hidup manusia dipengaruhi oleh kualitas infrastruktur dan layanan transportasi,” tuturnya.

Dia juga berkata, salah satu hal penting dalam transportasi adalah transportasi publik yang memiliki aksesibilitas dengan menerapkan konteks lokal.

“Dunia yang semakin kompleks dan dengan merujuk pada luas wilayah dan keragaman budaya di Indonesia maka semakin penting untuk memahami bahwa keragaman pengguna dengan keunikan wilayah nya masing-masing sehingga pengguna dapat memanfaatkan layanan yang sesuai dengan konteks lokal dan sekaligus memberdayakan mereka,” ujar Prof. Tri.

Selain itu, Prof. Caroline yang juga bergelut dalam bidang Teknik Sipil/Transportasi dengan judul orasionya yaitu “Penerapan Intelligent Transportation System Menuju Transportasi Berkeselamatan dan Berkelanjutan” mengatakan jika perlu adanya peningkatan transportasi yang berkeselamatan dan berkelanjutan sebelum insiden dan saat kecelakaan.

“Transportasi yang berkeselamatan dan berkelanjutan serta berkepastian hukum dengan penerapan teknologi canggih Intelligent Transportation System (ITS) sebagai tool-nya, adalah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi real time di lokasi untuk keselamatan, keamanan, kenyamanan manusia sebagai pengguna jalan sehingga berdampak negatif minimal terhadap, lingkungan, masyarakat, dan ekonomi,” ucap Prof. Caroline.

Guru Besar dari berbagai perguruan tinggi pun turut serta dalam pengukuhan tersebut. Dari Universitas Padjajaran hadir Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga, M.Si.; Prof. Dr. Hj. Aelina Surya, Dra.; dan Prof. Arry Bainus. Lalu dari Institut Teknologi Bandung hadir Prof. Ade Sjafrudin, Ph.D.

Kemudian Prof. D.Eng M. Isran Ramli dari Universitas Hasanuddin Makassar; Prof. Dr. Ir. Agus Taufik Mulyono, ST., MT., IPU., ASEAN Eng. dari Universitas Gadjah Mada; Prof. Ir. Erika Buchari, M.Sc., Ph.D. dari Universitas Sriwijaya; Prof. Ir. I Nyoman Arya Thanaya, ME., Ph.D. dari Universitas Udayana; dan Prof. Dr. Ir. Mudjiastuti Handajani, M.T. dari Universitas Semarang.

Rektor UNPAR Mangadar Situmorang menuturkan bahwa pengukuhan 3 Guru Besar baru meneguhkan ikhtiar UNPAR menjadi center of excellence dalam dunia akademik.

“Maka semakin kuat harapan dan keinginan agar UNPAR terus mengembangkan diri dan pendidikannya serta memajukan seluruh sumber daya dan mahasiswa yang ada di UNPAR untuk menjadi manusia-manusia unggul yang kompetitif, berdaya saing, dan semakin berkontribusi bagi pembangunan bangsa dan negara,” tutur Rektor. (RBF-Humkoler UNPAR)

Berita Terkini

Salah Kaprah TBA/TBB Tiket Pesawat

Salah Kaprah TBA/TBB Tiket Pesawat

Sejatinya, ikhtiar Pemerintah untuk menurunkan harga tiket pesawat sudah dimulai sejak 2019 dengan mengeluarkan kebijakan tentang Tarif Batas Atas (TBA) dan Tarif Batas Bawah (TBB). Lima tahun sudah berlalu, namun tidak ada tanda-tanda harga tiket pesawat akan turun....

Kontak Media

Humas UNPAR

Kantor Sekretariat Rektorat (KSR), Universitas Katolik Parahyangan

Jln. Ciumbuleuit No. 94 Bandung 40141 Jawa Barat

Jun 15, 2022

X