UNPAR.AC.ID, Bandung – Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) mengukuhkan dua Guru Besar (Gubes), Kamis (14/12/2023) di Auditorium PPAG UNPAR. Kedua profesor itu adalah Prof. Dr. Ir. Veronica Sri Moertini, M.T dan Prof. Ir. Ratna Frida Susanti, Ph.D. Dengan capaian tersebut, saat ini UNPAR telah memiliki 24 Gubes.
Kelola Limbah untuk Pembangunan Berkelanjutan
Isu keberlanjutan merupakan isu kita bersama. Berbagai teknologi ramah lingkungan dinilai tak mungkin dapat diaplikasikan tanpa kerja sama peneliti, industri, dan pemerintah. Demikian benang merah dalam orasi ilmiah berjudul “TEKNOLOGI FLUIDA SUB-SUPERKRITIK: Teknologi Hijau dalam Perekayasaan dan Pemrosesan Material untuk Pembangunan Berkelanjutan” yang dibacakan Prof. Ir. Ratna Frida Susanti, Ph.D. Gubes Bidang Ilmu Rekayasa dan Pemrosesan Material menyebutkan bahwa kebijakan yang lebih strick terhadap emisi dan limbah akan mendorong industri untuk berubah dan melirik teknologi yang lebih ramah lingkungan.
Teknologi Fluida Superkritik mengenalkan dirinya pada dunia baru yang mutakhir; untuk memproses sesuatu dengan cara yang ramah lingkungan. Teknologi ini menggunakan substansi alam seperti air dan karbon dioksida. Kelebihan substansi tersebut adalah banyak terdapat di alam, tidak beracun, murah, dan bisa menggantikan pelarut organik yang berbahaya.
Seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan industri yang meningkat pesat, demikian juga limbah yang dihasilkan melimpah sebagai dampaknya. Disinilah Valorisasi Limbah menjadi sesuatu yang menarik dan sebagai peneliti dirinya mengambil bagian. Entah itu mengubahnya menjadi sumber energi seperti hydrogen maupun bahan kimia yang dibutuhkan industri maupun yang lain.
Valorisasi limbah ialah sebuah proses di dalam menggunakan kembali; mendaur ulang bahan limbah dan mengubahnya menjadi produk yang lebih berguna seperti bahan kimia, bahan bakar, maupun sumber energi lainnya.
Big Graph untuk Kebutuhan Era Kini
Orasi ilmiah berjudul “Metode Analisis Big Graph yang Relevan dengan Kebutuhan Indonesia” dibacakan Prof. Dr. Ir. Veronica Sri Moertini, M.T. Gubes Bidang Ilmu Teknik Informatika itu memaparkan bahwa era global dimana seluruh penjuru dunia sudah terhubung dengan teknologi informasi-telah, sedang dan terus-menghasilan big data lalu dapat ditransformasi dan dimodelkan sebagai big graph.
Sebagai contoh, interaksi pengguna medsos dapat dimodelkan sebagai big graph dengan tujuan untuk mencari komunitas dengan profile tertentu yang dapat dimanfaatkan untuk penyebaran informasi yang efektif.
Seluruh bandara serta penerbangan yang disediakan oleh maskapai di dunia pun demikian. Bagi pemerintah, analisis big graph dapat memantau, mengevaluasi dan mengoptimalkan jalur-jalur penerbangan. Bagi organisasi penyedia layanan publik, big graph dapat dianalisis untuk memberikan solusi penerbangan yang dimungkinkan dari satu bandara ke bandara lain di seluruh dunia. Baik dengan penerbangan langsung maupun bandara transit.
Dengan demikian, pemerintah; organisasi bisnis; pendidikan; kesehatan; dan lainnya dapat menganalisis big data yang relevan untuk mendapatkan insights.
Penelitian lain yang telah dan sedang dilakukan, memodelkan keterkaitan dokumen perundang-undangan di Indonesia. Terdapat lebih dari 40.000 perundang-undangan satu dengan lainnya. Penelitian masih akan dilanjutkan dengan membuat big graph dari dokumen perundang-undangan yang lain. (NAT/SYA-Humkoler UNPAR)