UNPAR.AC.ID, Bandung – Pada Jumat (23/4/2021), International Office Universitas Katolik Parahyangan (IO UNPAR) mengadakan “BUD Info and Sharing Session: Experiencing The International Exposure”. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam mengenai program BUD dimana terdapat banyak kesempatan pertukaran pelajar bagi para mahasiswa UNPAR serta peluang beasiswa.
Salah satu sesi Sharing Session kali ini membahas mengenai salah satu universitas yang terletak di Perancis yaitu Université Catholique de Lille. Pada bagian pertama IO UNPAR mengundang Matthew Kinney (Project Coordinator dan Project Development di Kantor Hubungan Internasional dan Komunikasi Université Catholique de Lille) sebagai pembicara.
Universitas ini merupakan universitas swasta berlokasi di sebuah kota kecil Lille dan telah berdiri selama 145 tahun. Kegiatan internalnya berfokus kepada edukasi yang lebih tinggi, penelitian, dan kesehatan. Université Catholique de Lille memiliki ikatan kuat dengan institusi politik dan dunia korporat.
Di posisinya sekarang yang mempunyai 32.000 mahasiswa, serta 660 peneliti dan dosen-peneliti membuat Université Catholique de Lille salah satu universitas prestisius yang dapat dijadikan pertimbangan untuk melakukan pertukaran pelajar bagi mahasiswa UNPAR.
Université Catholique de Lille terdiri dari enam area studi. Pertama, hukum, ekonomi, bisnis, dan manajemen. Kedua, inovasi dan design thinking. Ketiga, seni, kemanusiaan, teologi, etika, dan edukasi. Keempat, sains dan teknologi. Terakhir, sains politik dan hubungan internasional.
Kegiatan dilanjutkan dengan sharing alumni yang sebelumnya sudah pernah mengikuti pertukaran pelajar yaitu Vanessa Vicario dan Lely Bakti. Vanessa Vicario adalah mahasiswa jurusan Hukum 2017 yang telah mengikuti program pertukaran pelajar di Université Catholique de Lille, Perancis secara offline, sedangkan Lely Bakti adalah mahasiswa jurusan Hubungan Internasional 2018 yang telah mengikuti program pertukaran pelajar di Technische Universität Dortmund (TU Dortmund), Jerman secara online.
Tentu pengalaman yang dirasakan berbeda karena Vanessa mengikuti kegiatan secara langsung sedangkan Lely mengikuti kegiatan secara virtual. Namun Lely merasa esensi dari pertukaran pelajar ini tetap tersampaikan kepadanya.
Baik Vanessa maupun Lely merasakan culture shock contohnya waktu yang berbeda dengan Indonesia. Vanessa mengalami kesulitan untuk berhubungan dengan keluarga di Indonesia sedangkan Lely harus mengikuti perkuliahan di malam hari karena perbedaan waktu 5 jam antara Indonesia dan dengan Perancis dan Jerman.
Keuntungan yang dirasakan oleh Lely adalah dapat melihat sistem edukasi universitas tujuan, mengakses banyak kelas menarik, transfer kredit semester, mengerti kultur baru, dan mengakses banyak jurnal serta fasilitas lainnya.
Be Unpar’s Delegation
Be Unpar’s Delegation (BUD) adalah program mobilitas untuk mahasiswa UNPAR melakukan aktivitas internasional. Mahasiswa yang mengikuti program ini akan mendapatkan kesempatan untuk merasakan international exposure melalui program skala besar yang disediakan oleh universitas rekananan UNPAR. Program BUD dibagi menjadi dua sub kategori yaitu Semester-Based dan Short Course contohnya konferensi atau summer school.
Kebutuhan dasar bagi mahasiswa yang ingin mengikuti program BUD yaitu merupakan mahasiswa aktif UNPAR, untuk mahasiswa D3 dan S1 telah menyelesaikan minimal 75 SKS, untuk mahasiswa pascasarjana telah menyelesaikan minimal 12 sks, minimal IPK 3 untuk kategori Semester-based dan 2,75 untuk kategori Short course, dan TOEFL minimal 550 atau IELTS minimal 6.
Dokumen yang perlu disiapkan adalah Kartu Tanda Mahasiswa (KTM), Daftar Perkembangan Studi (DPS), Motivation Statement, Curriculum Vitae (CV), dan bukti English proficiency dari institusi resmi. Beasiswa yang ada diantaranya IISMA dan ICT. Bagi mahasiswa UNPAR yang tertarik dengan program pertukaran pelajar dapat langsung menghubungi IO UNPAR. (JNS-Humkoler UNPAR)