UNPAR.AC.ID, Bandung – Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) menggelar seminar bertajuk “Master of Social Science in Development Studies: Smart and Sustainable City Development” yang berlangsung di Mgr. Geise Lecture Theatre, Jumat (12/7/2024) lalu. Acara ini merupakan hasil kerja sama antara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNPAR dengan ASECH Center of Excellence on Smart City, yang dihadiri oleh berbagai pakar dan praktisi di bidang pembangunan kota cerdas dan berkelanjutan.
Drs. Herman Suryatman, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya inovasi dalam tata kelola perkotaan. Menurutnya, “Kota cerdas itu harus mampu memberikan pelayanan yang efisien dan humanis. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa menciptakan masyarakat yang cerdas dalam menggunakan teknologi untuk kemaslahatan bersama.”
Ia juga menambahkan, “Pemerintahan adalah sebuah kapal besar yang membawa masyarakat menuju pantai harapan, dengan segala tantangan yang harus dihadapi di sepanjang perjalanan.”
Herman juga menekankan pentingnya peran pemerintah dalam memimpin transformasi digital. “Digital leadership itu harus dimulai dari pemerintah, karena masyarakat kita sangat paternalistik. Jika pemimpinnya bagus, maka pemerintahan dan masyarakatnya akan mengikuti,” jelasnya.
Selain itu, Herman mengingatkan bahwa keberhasilan digital governance sangat bergantung pada kemampuan pemerintah untuk mengorkestrasi berbagai elemen dalam ekosistem perkotaan.
Alwis Rustam, Direktur Eksekutif APEKSI, menekankan pentingnya kolaborasi dalam mewujudkan kota cerdas. Ia mengungkapkan, “Smart city bukan hanya tentang teknologi, tetapi tentang bagaimana menciptakan harmoni dalam ekosistem perkotaan. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mewujudkan kota yang nyaman dan berkelanjutan.”
Alwis juga menyoroti tantangan yang dihadapi dalam pengembangan kapasitas aparatur sipil negara. “Banyak sekali proyek ratusan juta dolar yang tidak menyelesaikan persoalan karena tidak berbasis pada solusi nyata. Transformasi kapasitas harus benar-benar mampu menjawab persoalan yang ada,” katanya.
Ia menambahkan, “Kota-kota di Indonesia harus mampu mengkontekstualisasikan smart city sesuai dengan kebutuhan lokal, bukan sekadar meniru model dari luar negeri.”
Sapta Dwikardana, Ph.D., Ketua Center of Human Development and Justice UNPAR, menyoroti aspek pembangunan kapasitas sebagai kunci sukses kota cerdas. “Capacity building itu sangat penting. Kita harus membangun kemampuan individu, kelembagaan, dan kebijakan yang mendukung agar transformasi digital dapat berjalan dengan baik, ujarnya.
“Tanpa itu, semua teknologi canggih hanya akan menjadi alat yang tidak efektif,” lanjutnya.
Sapta juga menekankan, “Setiap daerah harus mampu mengembangkan kapasitasnya sendiri, berdasarkan kebutuhannya yang spesifik. Dengan begitu, mereka bisa menciptakan inovasi yang relevan dan berkelanjutan.”
Ia juga menambahkan bahwa pendidikan harus terus beradaptasi untuk menghasilkan individu yang siap menghadapi tantangan zaman. “Kita perlu menciptakan smart people yang mampu mendesain dan mengimplementasikan solusi untuk memperbaiki tata kelola dan memberikan pelayanan publik yang terbaik,” katanya.
Dr. Putu Agung Prianta, CEO Jimbaran Hub, memberikan contoh konkret dari proyek yang sedang ia kelola. “Jimbaran Hijau adalah contoh bagaimana sebuah kawasan dapat dikembangkan secara berkelanjutan. Kita harus terus berinovasi dan mencari solusi untuk permasalahan yang ada, mulai dari pengelolaan sampah hingga pengembangan infrastruktur hijau,” katanya.
Dr. Putu juga berbagi pengalamannya dalam mengatasi berbagai tantangan dalam pembangunan kota cerdas. “Kami harus melihat diri kita sendiri, memahami keunikan dan potensi daerah, serta berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuan bersama,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya kesederhanaan dalam pendekatan, “Solusi untuk kota cerdas tidak harus rumit. Fokus pada masalah yang ada di depan mata, seperti kemacetan, parkir, dan sampah, dan cari cara-cara sederhana untuk mengatasinya.”
Seminar ini diakhiri dengan ajakan dari Eko Nugroho, Capacity Building Expert dan CEO Kummara, yang bertindak sebagai moderator. Ia menyampaikan, “Yang paling penting adalah bagaimana kita bisa menciptakan masyarakat yang cerdas dalam menggunakan teknologi untuk kemaslahatan bersama. Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, kita bisa mewujudkan kota yang nyaman dan berkelanjutan.” (NAT-Humas UNPAR)