UNPAR.AC.ID, Bandung – Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) memberikan pendampingan berupa pelatihan pengolahan kopi, tata niaga kopi, dan meracik kopi selama 3 hari (27-29 Oktober 2021) di Kota Bandung kepada 4 pemuda pelaku usaha Kopi Gita dari Desa Subang, Kabupaten Kuningan. Desa Subang merupakan satu dari 30 desa binaan UNPAR yang menjadi bagian dalam program Kampung Berseri Desa Sejahtera Astra (KBDSA), kerja sama UNPAR-PT Astra International, Tbk.
Pelatihan yang berlangsung selama 3 hari tersebut didampingi oleh praktisi dan barista kopi dari Drop Shoot Coffee Bar. Penanggung jawab atau PIC (person in charge) Desa Subang Willfridus Demetrius Siga, S.S., M.Pd. mengatakan, UNPAR bersama Astra melakukan pendampingan masyarakat desa, khususnya dalam membina dan mengembangkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) setempat, yaitu BUMDes Malar Walatra.
Dia menuturkan, merujuk pada Key Performance Indicator (KPI) yang menjadi capaian yang diharapkan Astra dari program KBDSA, tim dari UNPAR sejak 2019 lalu sudah melakukan beberapa tahap pendampingan yaitu berupa Desain Project yang meliputi analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats) dan perumusan masalah, identifikasi yang mengedepankan partisipasi stakeholder desa dan warga, rencana operasional, implementasi yang memobilisasi dan pengaplikasian sumber daya, evaluasi dan learning review.
“Hasil kajian ini kemudian memetakan 3 poin utama pengembangan potensi desa, yaitu kolam pemandian air panas “Cipanas”, pengolahan kopi, dan gula aren. Sejak tahun 2019-2021 telah terlaksana proses pendampingan untuk tata kelola kolam pemandian air panas “Cipanas” dan tata niaga kopi,” ujar Willfridus, dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Rabu (3/11/2021).
Dia pun mengungkapkan, demi mendukung program peningkatan kapasitas dan potensi desa, UNPAR-Astra nantinya akan mendonasikan peralatan kopi. Lebih lanjut, BUMDes Malar Walatra telah 2 kali menerima donasi alat, yaitu tempat sampah, mesin pengupas kopi.
“Serta beberapa alat untuk memproses kopi dari biji dan bubuk sampai menjadi secangkir kopi yang siap dihidangkan. Rencananya akan ada donasi alat lagi dari Astra, kami berharap dapat terwujud dalam waktu dekat,” tuturnya.
Willfridus mengatakan, pendampingan terhadap desa Subang sudah berlangsung sejak 2019 lalu dan fokus perhatian terkait pengelolaan kopi, UMKM kopi menjadi pilihan karena Subang merupakan salah satu penghasil kopi Robusta di Jawa Barat.
“Kaum muda pun didorong untuk mampu mengembangkan kopi lokal yang memiliki daya saing dan menjadi pilihan bagi para penikmat kopi,” katanya.
Menurut dia, pengembangan potensi desa perlu dilakukan melalui kajian secara komprehensif guna menyusun sebuah perencanaan bisnis dan pemasaran yang efisien serta efektif. Hal itu pun perlu didukung oleh mentalitas positif dan kesadaran baru tentang semangat entrepreneurship masyarakat desa.
“Warga desa diajak untuk menggali potensi desa yang memberi penghidupan yang mensejahterakan warga desa. Harapan ini juga tercermin dalam Permendes No. 4 Tahun 2015 Pasal 3 tentang tujuan pendirian BUMDes,” tutur dia. (Ira Veratika SN-Humkoler UNPAR)