UNPAR.AC.ID, Bandung – Universitas Tarumanagara (UNTAR) kembali melakukan kunjungan ke Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR), Selasa (14/6/2022) untuk mengetahui lebih jauh lagi implementasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Sebelumnya, UNTAR melalui Lembaga Pembelajarannya telah studi banding ke Kantor Sekretariat MBKM UNPAR pada akhir Januari 2022 lalu.
Pertemuan yang berlangsung di Ruang Rapat Medium Gedung Rektorat UNPAR itu dihadiri oleh Rektor UNPAR Mangadar Situmorang, Ph.D.; Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Tri Basuki Joewono, Ph.D; dan Kepala Kantor Internasional dan Kerjasama Sylvia, Ph.D. Sementara dari UNTAR, hadir pula Rektor UNTAR Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan, I.P.U., ASEAN Eng. beserta jajaran.
Implementasi kebijakan MBKM di UNPAR kembali menarik perhatian Prof. Agustinus. Pihaknya merasa perlu tahu tantangan sekaligus peluang penerapan kebijakan yang dikeluarkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim tersebut di UNPAR.
Sementara itu, Rektor UNPAR mengungkapkan bahwa dari sisi substansi UNPAR tetap menjaga semangat kebijakan MBKM agar berjalan sesuai dengan transformasi keberlanjutan UNPAR.
“Hanya berubahnya itu kan tidak selalu bisa secara spontan, kadang-kadang faktor eksternal perlu. Dalam hal ini, MBKM kami lihat sebagai stimulator,” tutur Rektor.
Rektor pun mencontohkan bagaimana student mobility, yaitu Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) menarik banyak minat mahasiswa UNPAR. Tercatat, dari 125 mahasiswa pendaftar, sebanyak 28 mahasiswa UNPAR menjadi penerima beasiswa dan akan melakukan studi selama 1 semester di 22 top universitas luar negeri yang tersebar di 12 negara.
Pada tahun 2022 ini terdapat kenaikan mahasiswa UNPAR sebagai penerima beasiswa IISMA sekitar 50% dari tahun sebelumnya. Sebarannya pun mencakup 7 prodi asal dan pilihan host university yang beragam.
“Student mobility IISMA yang meningkat signifikan apalagi secara angka menjadi penting. 28 mahasiswa belajar ke luar negeri dan meningkat signifikan dibanding tahun lalu yaitu 19 mahasiswa,” ujar Rektor.
Namun yang jadi perhatian juga, yaitu Pertukaran Mahasiswa NUNI (Nationwide University Network in Indonesia) dan APTIK ((Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik) yang belum signifikan. Sosialisasi telah dilakukan dan berbagai faktor dinilai jadi pertimbangan pertukaran mahasiswa di luar IISMA belum menarik perhatian.
“Setiap kali dievaluasi, mahasiswa menjawab tidak tahu adanya pertukaran itu. Merasa selalu tidak tahu dan tidak ada informasi lebih jauh tentang itu. Sekali lagi secara statistik angka ini penting,” katanya.
Menurut Rektor, implementasi MBKM tak bisa dilihat dari satu capaian saja. UNPAR, lanjutnya, masih terus berproses menjawab segala tantangan dan peluang demi keberlanjutan pendidikan tinggi.
“MBKM di UNPAR masih terus berproses. Saya kira satu hal yang mendasar yaitu soal desain kurikulum. Sistem SKS (Satuan Kredit Semester) diharapkan dapat dijabarkan dalam satu pembelajaran yang baru,” tuturnya.
Studi banding sebelumnya pada Januari 2022 lalu, tim Lembaga Pembelajaran UNTAR dijelaskan soal penerapan metode pembelajaran melalui hybrid learning atau smart class, dengan teknik evaluasi pembelajaran melalui Learning Management System (LMS) yaitu salah satunya Interactive Digital learning Environment (IDE) UNPAR.
Lebih lanjut, dijelaskan bahwa IDE UNPAR sudah terintegrasi dengan Sistem Pembelajaran Daring Indonesia (SPADA) Indonesia, sehingga dengan mudah memantau perkuliahan dan penilaian perkuliahan. Adapun pada tahun 2021, penggunaan SPADA Indonesia melalui IDE UNPAR menempati peringkat 7 dari LLDIKTI Wilayah IV Jawa Barat & Banten. (Ira Veratika SN-Humkoler UNPAR)