Toto Sugiri Bicara Information Security dan Data Integrity in the Cyber Era di UNPAR

UNPAR.AC.ID, Bandung – Keamanan informasi atau yang dikenal dengan Information Security bukanlah hal baru dalam kehidupan manusia. Praktiknya sudah ada sejak lama, bahkan sebelum era komputer modern. Di zaman digital ini, konsep tersebut justru menjadi semakin krusial. Dalam prinsip dasarnya, keamanan informasi bertujuan untuk menjaga confidentiality (kerahasiaan), integrity (keutuhan), dan availability (ketersediaan) data agar tetap dapat diakses secara sah dan tidak disalahgunakan.

Dalam praktik sehari-hari, konsep ini seringkali ditemui tanpa disadari. Sebagai contoh, sebuah rumah akan memiliki kunci. Saat seseorang memasukkan kunci yang sesuai dan berhasil membuka pintu, itu merupakan proses autentikasi yang menunjukkan bahwa orang tersebut memang berhak masuk. Namun, setelah masuk, belum tentu orang tersebut boleh mengakses seluruh bagian rumah. Misalnya, anak kecil dilarang masuk ke dapur karena alasan keamanan. Pembatasan ini adalah bentuk otorisasi, yakni pengaturan mengenai tindakan atau akses apa saja yang diperbolehkan di dalam sistem.

Hal tersebut disampaikan oleh Mariskha Tri Adithia, M.Sc., PDEng, pakar Information Security sekaligus dosen Program Studi Informatika UNPAR, dalam presentasi pembuka talkshow bertajuk “Information Security & Data Integrity in the Cyber Era”. Talkshow yang diselenggarakan di Auditorium Pusat Pembelajaran Arntz Geise (PPAG) UNPAR pada Jumat (16/5/2025) ini juga menghadirkan Toto Sugiri, Founder dan CEO PT DCI Indonesia, Tbk., sebagai pembicara utama.

Sebagaimana diketahui, Toto Sugiri dikenal sebagai salah satu pelopor infrastruktur digital di Indonesia. Ia kerap dijuluki sebagai “Bill Gates” Indonesia berkat kontribusinya dalam dunia teknologi nasional. Di bawah kepemimpinannya, PT DCI Indonesia, Tbk. tumbuh menjadi perusahaan penyedia layanan data center tier 4 yang memiliki standar keamanan dan keandalan tinggi.

Berbicara mengenai data center, Toto menyampaikan bahwa DCI menyediakan layanan colocation, yakni menyediakan infrastruktur fisik bagi klien untuk menyimpan server dan perangkat penyimpanan mereka. Secara sederhana, dirinya memberikan analogi hotel yang umumnya digunakan untuk menginap. 

“Mirip bisnis hotel, atau lebih tepatnya long term stay hotel, di mana kami menyewakan tempat tapi juga listrik, cooling, dan menjaga humidity. Klien kami akan meletakkan server dan storage-nya dalam data center kami, dan kami bertanggung jawab agar itu tidak boleh mati atau tidak boleh temperaturnya berada di luar range yang disepakati,” tutur Toto. 

DCI sendiri merupakan data center Tier 4. Toto menjelaskan bahwa hal tersebut serupa dengan klasifikasi hotel berbintang satu hingga lima. Setiap data center dikategorikan dari Tier 1 hingga Tier 4 berdasarkan desain dan konstruksinya, di mana Tier 4 adalah yang tertinggi.

“Track record DCI sampai hari ini, sejak beroperasi pada tahun 2013, kami punya zero downtime selama 11 tahun,” ucap Toto.

Toto menjelaskan bahwa keamanan fisik memang merupakan salah satu prioritas utama DCI. Dari segi desain, keamanan diperhitungkan dengan membangun gedung data center jauh dari jalan raya. Selain itu, autentikasi berlapis diterapkan pada beberapa tingkat, seperti penggunaan fingerprint, PIN, dan kartu akses.

“Kita lihat gedung itu jauh dari jalan raya, karena kami memperhitungkan jangan sampai ada mobil atau truk lewat, lempar bom ke gedung data center. Itu harus diperhitungkan,” ujarnya. 

Lokasi dari data center sendiri berada di lokasi dengan traffic rendah, yang telah dipertimbangkan akan jauh dari potensi konflik yang mungkin terjadi. Meskipun demikian, akses kawasan ke DCI pun masih dijaga dengan ketat.

“Selain itu, jarak dari lokasi kami ke kantor polisi terdekat, pemadam kebakaran terdekat itu juga kami perhitungkan dari kami memilih lokasinya. Dari sisi selain itu, untuk akses ke kawasan kami itupun sudah security-nya. Kalau pernah ke kedutaan Amerika, kami mungkin lebih ketat dari itu,”

Tidak sampai disitu saja, dirinya juga menyampaikan bahwa sejak tahun lalu, telah diterapkan anti drone di area data center. Jika ada drone yang mendatangi perimeter DCI dan tidak terdaftar ataupun terjadwal, sistem akan mengambil alih drone tersebut dan menjatuhkannya di lokasi aman sambil melacak asalnya. 

“Dari awal saya katakan, it’s not about hospitality, it’s about security. Mohon maaf kalau kami dianggap tidak sopan,” ujar Toto. 

Dalam menjalankan tanggung jawab keamanan sistem, Toto juga menerapkan disiplin keamanan dengan konsep ‘zero trust’ yang pada dasarnya adalah trust nobody and trust no device. Hal ini dimulai dari hal sederhana, seperti penggunaan laptop masing-masing karyawan di mana laptop kantor tidak digunakan untuk pribadi. 

Untuk memperkuat sistem keamanan, DCI tidak hanya bersifat reaktif dalam merespons serangan, tetapi juga proaktif dalam memprediksi percobaan masuk atau potential attack ke jaringan. 

“Jadi, kami monitor setiap minggu, berapa banyak percobaan masuk. Kami juga sudah menjajaki penerapan artificial intelligence untuk bisa memitigasi attack, ” jelas Toto. 

Meskipun demikian, keamanan juga harus dijaga dengan disiplin dari para staf. Toto menyampaikan bahwa disiplin seperti rutin mengganti password dengan standar ketat, menjadi fondasi utama agar sistem tetap terlindungi. Untuk area atau server yang sangat kritikal, penerapan dual authentication menjadi lapisan tambahan karena password saja tidak cukup.

Sejalan dengan hal tersebut, Mariskha juga menekankan pentingnya kepatuhan dan disiplin terhadap aturan yang harus diikuti di semua profesi. Dirinya juga menambahkan bahwa etika menjadi hal yang sangat krusial, terutama dalam bidang keamanan, dan harus ditanamkan sejak dini, bukan hanya di bangku kuliah, tetapi juga sejak di lingkungan keluarga.

“Karena gini, di bidang security etika itu penting sekali. Kalau nggak, segala bisa di-hack. Secara umum, di profesi apapun, apalagi kalau Pak Toto sudah sangat sensitif, etika tetap penting,” ujarnya.

Berkaca pengalaman insiden besar di mana seorang staf DevOps tanpa sadar mengunduh malware lewat tawaran pekerjaan sampingan, yang kemudian menyebabkan kerugian jutaan dolar hanya dalam hitungan jam, Toto mengambil pelajaran penting bahwa harus ada pemisahan tegas antara tim pengembang dan lingkungan produksi agar akses tidak sembarangan. Staf pengembang tidak seharusnya memiliki akses langsung ke sistem produksi yang kritikal untuk menghindari potensi penyalahgunaan atau celah keamanan.

Lebih dari itu, Toto juga menekankan bahwa keamanan harus diperkuat dengan penerapan otentikasi ganda, seperti penggunaan hard token sebagai lapisan tambahan selain password. Ia kembali mencontohkan kasus peretasan di Indodax, crypto exchange terbesar di Indonesia yang diakibatkan oleh akses DevOps yang terlalu luas demi kemudahan seperti perbaikan bug (error).

“Ibaratnya, kamu punya rumah lalu menitipkan orang untuk memperbaiki AC, tapi kamu memberikan kunci rumah secara permanen dengan alasan, ‘Kalau AC saya rusak, tolong betulkan.’ Sebenarnya itu adalah kebodohan. Kesadaran sederhana seperti ini penting karena banyak yang lebih memandang secara praktis saja,” jelas Toto.

Oleh karena itu, Mariskha berpendapat bahwa hidup di era digital ini memang harus penuh kewaspadaan.

“Harus parno gitu, makanya kalau misalnya dapat WhatsApp dari orang gak dikenal aja langsung parno ini apa. Apalagi kalau kerjanya di bidang yang berurusan dengan keamanan yang kata Pak Toto tadi sampai harus bisa analyze, predict apa yang akan menyerang kita bentuknya apa,” tutur dirinya. 

Sebagai penutup, Toto juga menyampaikan bahwa keberanian adalah kunci yang tidak kalah penting. Dirinya berbagi cerita tentang perjalanan hidupnya, yang seringkali dikenal sebagai orang yang nekat. 

“Waktu saya membuat data center DCI, banyak yang menganggap saya gila, apalagi lokasinya di luar kota. Menurut saya, bukan hanya soal punya visi, tapi yang paling penting adalah keberanian untuk mencoba. Saya berpikir sederhana saja, kenapa saya tidak mencoba membangun data center dengan kualitas terbaik di Asia Tenggara?” tutup Toto. (KTH-Humas UNPAR)

Berita Terkini

Prodi Sarjana Matematika UNPAR Raih Akreditasi Unggul dari LAMSAMA

Prodi Sarjana Matematika UNPAR Raih Akreditasi Unggul dari LAMSAMA

UNPAR.AC.ID, Bandung – Program Studi Sarjana Matematika Universitas Katolik Parahyangan berhasil memperoleh status akreditasi “Unggul” dari Lembaga Akreditasi Mandiri Sains Alam dan Ilmu Formal (LAMSAMA). Keputusan yang berlaku sejak 5 Juni 2024 hingga 4 Juni 2023 itu...

UNPAR Teken MoU Bersama Pemkab Penajam Paser Utara

UNPAR Teken MoU Bersama Pemkab Penajam Paser Utara

UNPAR.AC.ID,Bandung – Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) bersama Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (Pemkab PPU) resmi menjalin kerja sama melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), Senin (9/6/2025), di Ruang Rapat Gedung Rektorat UNPAR. ...

UNPAR Buka Jalur Rapor Gelombang 5 untuk Mahasiswa Baru 2025

UNPAR Buka Jalur Rapor Gelombang 5 untuk Mahasiswa Baru 2025

UNPAR.AC.ID, Bandung – Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) kembali membuka Jalur Rapor Gelombang 5 hingga 6 Juli 2025, yang dirancang khusus untuk menghargai prestasi akademik selama menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan...

Kontak Media

Humas UNPAR

Kantor Sekretariat Rektorat (KSR), Universitas Katolik Parahyangan

Jln. Ciumbuleuit No. 94 Bandung 40141 Jawa Barat

Mei 20, 2025

X