UNPAR.AC.ID, Bandung – Tim Deepshikha Savon, yang beranggotakan Reynold Benyamin Nomleni, Puteri Irawan, Merchy Dewi Pranata, dan Naftalia Francesca Santoso, mahasiswa S1 Manajemen angkatan 2021 dari Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR), baru-baru ini mengharumkan nama kampus mereka dengan berpartisipasi di KMI Expo XV di Kendari. Mereka berhasil meraih Juara harapan 1 pada ajang Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Awards untuk kategori Industri Kreatif, Seni, dan Budaya.
Menurut Puteri Irawan, keterlibatan mereka bermula dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bersama Direktorat Pengelolaan Bisnis, Inovasi, dan Kewirausahaan (DPBIK) UNPAR serta Parahyangan Incubator.
“Kami awalnya terpilih sebagai peserta Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW), dan dari situ perjalanan kami berlanjut hingga akhirnya mendapat kesempatan ke KMI Expo,” ujarnya dalam wawancara tertulis yang dilakukan pada Kamis (31/10/2024). Partisipasi dalam program MBKM ini membuka jalan bagi mereka untuk mengikuti seleksi kelompok wirausaha mahasiswa yang didanai oleh P2MW dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, hingga akhirnya menjadi satu-satunya tim yang mewakili UNPAR di ajang nasional tersebut.
Motivasi tim dalam mengikuti kompetisi ini sangat kuat, terutama terkait semangat memperkenalkan budaya perawatan kulit tradisional Indonesia kepada khalayak luas. “Tagline kami adalah ‘Bersinar untuk Indonesia,’” tutur Puteri dengan penuh semangat.
“Kami ingin membawa nilai budaya lokal ke dalam produk yang kami tawarkan, bukan hanya sekadar sabun biasa.” Produk yang mereka bawa, yakni sabun batang natural dengan bahan baku utama dari suku Baduy dan para pengrajin di Bali, memberikan nilai lebih bagi pengguna sekaligus mendukung ekonomi lokal.
“Setiap kali produk kami dibeli, sebagian dari hasil penjualan kami kembalikan ke komunitas yang berkontribusi. Jadi, ini bukan hanya soal perawatan kulit, tapi juga tentang membangun dan mendukung perekonomian daerah,” jelasnya lebih lanjut.
Ketika ditanya tentang tantangan yang mereka hadapi di ajang KMI Expo, Puteri mengungkapkan bahwa kategori yang mereka ikuti, yakni industri kreatif, seni, dan budaya, memang memiliki tingkat kesulitan tersendiri. “Menggabungkan inovasi dengan budaya tidak semudah yang dibayangkan,” ujarnya. Ia menambahkan, “Kesalahan sedikit saja bisa berdampak besar, terutama ketika bekerja sama dengan komunitas adat. Ada tanggung jawab moral yang kami pegang dalam menjaga nilai budaya mereka.”
Persaingan di kategori ini juga cukup ketat. “Kami harus bersaing dengan peserta lain yang juga membawa ide dan produk unik mereka sendiri,” katanya.
Mempersiapkan diri untuk KMI Expo XV di Kendari juga bukanlah hal yang mudah, terutama karena waktu keberangkatan bertepatan dengan Ujian Tengah Semester (UTS). “Kami harus mengurus surat izin dan dispensasi ujian susulan karena keikutsertaan kami di KMI Expo,” jelas Puteri. Selain itu, mereka mengatur anggaran, pengiriman barang-barang dekorasi booth melalui kargo, hingga memastikan setiap detail sudah dipersiapkan dengan baik.
Dukungan dari UNPAR juga menjadi elemen penting dalam kesiapan mereka menghadapi kompetisi ini. “UNPAR sangat mendukung, baik secara emosional maupun materi. Dukungan ini membuat kami yakin untuk tampil maksimal di Kendari,” tambahnya.
Pengalaman berharga selama mengikuti KMI Expo bukan hanya soal memenangkan penghargaan “Juara Harapan 1,” tetapi juga tentang pelajaran dan inspirasi yang mereka dapatkan dari peserta lain. Puteri mengaku terkesan dengan berbagai ide inovatif yang dibawa oleh mahasiswa-mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. “Kami bertemu banyak mahasiswa luar biasa dengan inovasi yang menarik,” ujarnya.
“Ini memotivasi kami untuk bekerja lebih keras, tidak hanya untuk pengembangan produk tetapi juga untuk terus berkompetisi di ajang-ajang serupa ke depannya.” Pengalaman ini juga, menurutnya, membantu mereka mengatasi ketakutan yang selama ini mereka rasakan untuk tampil di tingkat nasional. “Ternyata menyenangkan, dan kami semakin bersemangat untuk ikut kompetisi lain.”
Menatap ke depan, Puteri dan Tim Deepshikha Savon berencana untuk memperluas lini produk mereka dan terus berupaya meningkatkan eksposur brand di pasar nasional. “Kami ingin menghadirkan produk yang lebih beragam dan terus memperkaya produk perawatan kulit alami kami,” ungkapnya. Selain itu, mereka juga berkomitmen untuk tetap terlibat dalam berbagai kompetisi guna memperdalam pengalaman dan kemampuan tim dalam menghadapi tantangan-tantangan baru di dunia bisnis.
Menutup wawancara, Puteri menyampaikan pesan motivasi kepada para mahasiswa UNPAR lainnya yang mungkin tertarik mengikuti jejak mereka. “Kunci keberhasilan ada pada niat yang kuat. Kalau niat kita mantap, kita bisa mengatasi rasa malas, cemas, dan minder yang sering kali muncul,” ujarnya. “Jangan ragu untuk mencoba, karena kalau kami bisa, kalian juga pasti bisa,” tutupnya penuh keyakinan, mendorong mahasiswa lain untuk turut meraih prestasi dan berkontribusi dalam mengharumkan nama UNPAR. (NAT-Humas UNPAR)