Informatika adalah sebuah bidang ilmu yang menyelesaikan masalah dengan membangun perangkat lunak. Permasalahan itu bisa muncul dalam kehidupan sehari-hari. Masalah tersebut dimodelkan ke dalam bentuk yang bisa dimengerti komputer untuk kemudian dibuat ke dalam perangkat lunak.
Perbedaannya, Teknik Komputer berfokus kepada hardware, sedangkan Ilmu Komputer atau Informatika mempelajari berbagai metode pembangunan software, pemrograman komputer, juga ilmu dasar Matematika. Ilmu Komputer dan Informatika itu merupakan dua hal yang sama. “Dasar ilmunya Matematika. “Jadi, pasti (mahasiswa) di sini belajar Matematika sangat banyak. Baru bisa naik ke level belajar membuat program komputer,” jelas Mariskha Tri Adithia, SSi, Msc, PDEng Ketua Program Studi Informatika Unpar.
“Di Teknik Komputer, fokusnya hardware. Kalo di Teknologi Informasi, fokusnya teknologi. Kalo Sistem Informasi, sebenarnya fokusnya pembangunan sistem informasi,” tambahnya menyimpulkan.
Secara praktis, mahasiswa Informatika akan mempelajari metode pembangunan perangkat lunak untuk menyelesaikan permasalahan, yang mana perangkat lunak ini dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, perangkat lunak untuk menjaga keamanan informasi, dengan menggunakan suatu algoritma kriptografi, membangun perangkat lunak gim, hingga perangkat lunak yang melibatkan artificial intelligence (AI).
Keunggulan dan peluang profesi
Dari sisi pembelajaran, Informatika Unpar memiliki keunggulan kurikulum yang berfokus pada kompetensi utama lulusan Informatika, yakni menyelesaikan masalah dengan membangun perangkat lunak. “Percaya atau tidak, tidak semua jurusan Informatika fokus ke situ,” ujarnya.
Lulusan Informatika mencapai ribuan orang setiap tahunnya. Berdasarkan data, jelas Mariskha, hanya 10% yang berhasil direkrut pengguna lulusan. Terkait metode ajar, tidak begitu berbeda dengan program studi Informatika di universitas lainnya. Seperti, praktikum, mata kuliah proyek, dan lainnya.
Beliau mengatakan, tim Prodi Informatika menjamin para lulusan akan mendapatkan kerja. “Kami (menjamin) mahasiswa akan mendapatkan kompetensi lulusan Informatika,” katanya yang ditemui tim Publikasi.
Lingkungan Informatika Unpar, ungkap Mariskha, “Kayak keluarga. Jadi sangat terbuka.” Para dosen juga terbuka untuk berbagi ilmunya di luar perkuliahan. Ketika mahasiswa ingin bertanya mengenai materi kuliah di luar kelas serta membutuhkan bantuan, “Dosen membuka pintunya lebar-lebar,” tutur beliau.
Bidang ilmu Informatika dapat diterapkan dalam berbagai hal. Kini, kehidupan tidak lepas dari software. Secara mendasar, mahasiswa Informatika memiliki kekhasan berpikir logis dan sistematis. Hal tersebut yang diharapkan dapat diaplikasikan para lulusan di dunia kerja.
Di zaman digital seperti sekarang ini, lulusan Informatika memiliki banyak peluang lapangan kerja. Sebagian besar, menjadi software developer. Juga, profesi di bidang IT-related, misalnya tester, maupun quality assurance. “Ada juga yang buka usaha sendiri, seperti Eldwin Viriya (lulusan Informatika), pendiri Own Games dan Distra Vantari, pendiri Talkabot,” sebutnya. Mariskha menambahkan, “Ada juga lulusan yang memilih membuka layanan konsultasi sendiri, hingga melanjutkan studi.”
Pelatihan, penelitian, dan abdimas
Para tenaga pengajar senantiasa mengikuti pelatihan, seperti problem based-learning maupun pedagogi reflektif yang rutin diadakan Pusat Inovasi Pembelajaran (PIP) Unpar. Beberapa metode pembelajaran hasil pelatihan tersebut diterapkan dalam perkuliahan.
Di bidang penelitian, saat ini beberapa tenaga pengajar Prodi Informatika tengah berfokus pada machine learning, yang membangun sistem/komputer yang cerdas dan dapat belajar. Beberapa tenaga pengajar juga tengah meneliti di bidang big data, yaitu data berukuran besar dengan penambahan yang sangat cepat.
Dosen-dosen secara mandiri maupun kolektif secara rutin mengadakan program pengabdian kepada masyarakat. Di antaranya, sosialisasi pembelajaran Computational Thinking (CT) bagi guru-guru SMA untuk membangunan pemikiran logis juga kritis, pengajaran pembangunan program komputer serta pelatihan pembangunan web dan Internet of Things (IoT) untuk SMA, hingga membuat sistem informasi untuk biara, keuskupan, juga perusahaan.
Tim Prodi Informatika juga rutin menggelar kompetisi tahunan, yaitu Competition for High School in Informatics and Problem Solving (CHIPS) bagi siswa SMA. “Sebenernya CHIPS itu kami buat berdasarkan pengalaman. Mulainya dari masalah,” ujar Mariskha. Tujuannya, untuk memperkenalkan Informatika. “Kami menyadari, masih banyak orang yang belum mengenal Informatika,” katanya. Selain itu, ada juga INDEX, pameran untuk memperkenalkan bidang ilmu informatika dan School Visits, dua kegiatan yang dikoordinasi oleh himpunan mahasiswa Informatika Unpar.
Ketika ditanya mengenai harapan Prodi Informatika Unpar ke depan, ia ingin mahasiswa Informatika Unpar meningkat, bukan hanya kuantitas tapi juga kualitas.