Di tingkat SD/SMP/SMA, siswa belajar tentang penggunaan rumus ke dalam bentuk soal-soal matematika. Sedangkan di tingkat universitas, matematika diajarkan secara lebih mendetail, mengenai proses. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa diyakini sudah bisa belajar secara mandiri.
“Kami mengajarkan proses. Jadi tidak sebatas menghapal rumus. Proses cara berpikir, mengapa bisa seperti itu (rumusnya),” kata Dr. Julius Dharma Lesmono, Drs.SE.M.Sc.MT Ketua Program Studi Matematika Universitas Katolik Parahyangan (Unpar).
Secara umum, mata kuliah yang dipelajari di Prodi Matematika mencakup pengetahuan dasar seperti statistika, kalkulus, komputasi, juga aljabar. Keempat mata kuliah tersebut menjadi parameter atau target minimal yang harus ditempuh oleh lulusan S1 Matematika dengan keseluruhan 144 sks. Adapun, yang menjadi ciri khas materi perkuliahan di Prodi ini, terang Dharma yakni Matematika industri, Keuangan, dan Asuransi.
Matematika dan aplikasinya
Berbicara mengenai aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, ilmu matematika dapat mengarah pada penerapan di bidang industri. “Di industri itu, kita belajar optimasi, kita belajar mengenai pengendalian mutu. Kalo nanti di suatu pabrik, (dipelajari) quality control, bagaimana menetapkan kriteria bahwa produk tertentu bisa diterima atau engga (melalui) peta kontrol,” jelas beliau. Mahasiswa juga bisa belajar matematika keuangan yang akan bermanfaat ketika kelak bekerja di bidang perbankan atau di industri keuangan.
“Dan sebenernya, yang lagi booming sekarang itu, asuransi, aktuaria. Mendidik lulusan kami untuk menjadi seorang aktuaris,” ujar Dharma. Saat ini Indonesia kekurangan tenaga aktuaris. Hanya ada kurang lebih 350 orang, sementara kebutuhan aktuaris sangat banyak. Berdasar keputusan Kementerian Keuangan terkait aktuaris di Indonesia, jelasnya, bahwa di setiap perusahaan asuransi jiwa ataupun perbankan selayaknya memiliki tenaga aktuaris.
Untuk mendorong lulusan Unpar berkarya di bidang aktuaris, Unpar bekerjasama dengan sejumlah pihak. Dalam dua taun terakhir, prodi menjalin kolaborasi dengan tim READI (Risk Management, Economic Sustainability and Actuarial Science Development in Indonesia) terkait pengembangan ilmu aktuaria di Indonesia. Adapun, READI merupakan program pemerintah Kanada yang bertujuan untuk mempercepat peningkatan jumlah dan kualitas lulusan ilmu aktuaria di Indonesia. “Unpar sebagai salah satu dari 9 universitas di Indonesia yang diajak kerja sama dengan (tim) READI,” kata Dharma antusias.
Selain itu, Unpar menjalin kerja sama dengan Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) untuk penyetaraan modul beberapa mata kuliah di Unpar dengan beberapa modul ujian PAI. Untuk menjadi ajun aktuaris, lanjutnya, seseorang harus menempuh beberapa modul ujian dari PAI, yang mana modul ujian tersebut telah disetarakan dengan mata kuliah di Matematika Unpar.
Program, kegiatan, dan prospek lulusan
Prodi Matematika Unpar bersama Himpunan Mahasiswa Program Studi Matematika (HMPSMa) secara rutin menggelar sejumlah kegiatan seperti Seminar, Kompetisi, Kunjungan Perusahaan, Sharing Alumni, MathGathering, MathCares, Buletin Toejoeh Satoe (BTS), juga Komunitas Ibu Belajar Matematika (IBM) di bidang abdimas.
Para dosen mulai menerapkan metode ajar Interactive Digital Learning Environment (IDE) yang dikelola oleh Pusat Inovasi dan Pembelajaran (PIP) Unpar. Dalam hal ini, dosen menyimpan materi perkuliahan lewat IDE.
Dosen juga diikutsertakan dalam kegiatan pelatihan di PIP. Seperti diskusi mengenai Asesmen Dasar, Problem Based Learning, serta Course Skill yang bekerja sama dengan The British Council. Sejumlah dosen telah mempraktikkan metode problem based learning di dalam kelas. Mahasiswa didorong untuk aktif belajar, kritis, dan solutif dalam mengemukakan pandangannya dalam perkuliahan.
“Kami mencoba menyesuaikan dengan (kebutuhan) generasi milenial,” terangnya. Di satu sisi, kata Dharma, tim Prodi Matematika tidak bisa seutuhnya memberikan perkuliahan dengan metode konvensional.
Berbicara tentang lulusan, ujarnya, alumni tersebar di berbagai bidang profesi. Mulai dari bidang pendidikan (guru/dosen), keuangan (perbankan), manajemen risiko, industri (quality control), perusahaan minyak, hingga menjadi aktuaris yang kini banyak diincar perusahaan.
Dalam mempersiapkan lulusannya, Unpar bekerjasama dengan AAJI (Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia) terkait program pemberian beasiswa untuk mahasiswa, magang/kerja praktik dan penempatan kerja lulusan di perusahaan asuransi anggota AAJI.
Dharma mengungkapkan bahwa ilmu yang diterapkan mungkin dapat dikatakan tidak secara penuh. Tetapi, cara berpikir analitis yang lebih ditonjolkan. Ketika ada masalah, bagaimana bisa menyelesaikannya. “Bisa dibilang, (mahasiswa) Matematika memiliki keunggulan di situ,” katanya.
Ia berharap Prodi Matematika menjadi semakin baik dalam pelaksanaannya terhadap Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Dari segi pengajarannya, dari segi penelitiannya (Terkait hibah dosen serta kerja sama dengan institusi lain baik dalam maupun luar negeri), dan dari segi pengabdian masyarakatnya melalui program-program yang ada (seperti IBM dan Mathcares),” ungkapnya.
