UNPAR.AC.ID, Bandung – Pengembangan Geopark menjadi destinasi wisata berkelas internasional adalah cita-cita semua Geopark di Indonesia. Sejalan dengan misi UNESCO dalam pengembangan Global Geopark dengan berbasis pada pendidikan, maka diperlukan strategi dan pola edukasi yang tepat. Identifikasi strategi dan pola edukasi yang tepat dalam pengembangan Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark (UGGp) yang berkelanjutan menjadi fokus pengalaman bagi sejumlah pihak.
Hal tersebut mengemuka dalam Webinar Nasional Pengembangan Pola Edukasi UGGp Danau Toba yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan (LPPM UNPAR) pada Rabu (31/8/2022) lalu secara daring melalui Zoom. Acara bertajuk “Strategi dan Pengembangan Pola Edukasi Dalam Mendukung Keberlanjutan UGG Kawasan Danau Toba Sebagai Destinasi Wisata Dunia (World Class Tourism)” tersebut mengundang Rektor UNPAR Mangadar Situmorang Ph.D dan Vandiko Timotius Gultom, S.T Bupati Kabupaten Samosir.
Rektor mengatakan bahwa Danau Toba memiliki tiga anugerah atau berkat tak ternilai yakni alam yang indah, budaya luhur, dan masyarakat dinamis. Tiga anugerah tersebut menjadikan Danau Toba sebagai suatu kawasan yang padu antara satu dengan yang lain. Dalam hal ini, masyarakat yang memiliki karakteristik khas dan tidak dimiliki oleh masyarakat lain dijadikan sebagai keutamaan suku batak itu sendiri.
“Ini 3 anugerah yang melekat pada wisata yaitu alam, budaya, dan masyarakat di kawasan danau toba tetapi bersamaan dengan itu ada sejumlah hal yang tidak bisa abaikan dan menjadi kekurangan lalu muncul dalam perspektif kepariwisataan,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa pendidikan berperan penting dalam mewujudkan cita-cita bersama UGGp kawasan Danau Toba sebagai destinasi wisata dunia. Terdapat sejumlah tujuan esensial pendidikan yaitu memampukan/enabling melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap baik hard skill dan soft skill.
“Ini menjadi poin yang sangat penting dalam tugas manajerial tentang pengelolaan pariwisata yang kemudian juga soal pemanfaatan untuk pengembangan masyarakat lokal,” tutur Rektor.
Dalam menjalankan semua hal yang mendukung pengembangan Danau Toba menjadi wisata internasional diperlukan konsistensi yang berprinsip dan berbasis pada Geopark dari UNESCO Global sebagai modal pariwisata.
“Kembali saya tegaskan bahwa apa yang kita perlukan dalam pengembangan kawasan danau toba sebagai destinasi wisata global berbasis geopark itu menjadi sangat penting. Kunci itu menjadi utama karena disana ada pesan, penghormatan, pelestarian, lingkungan hidup alam semesta juga pelestarian dan penghormatan kepada budaya luhur masyarakat yang khas di sekitar danau itu menjadi titik tolak sekaligus tujuannya bagi peningkatan masyarakat di sana,” ucapnya.
Ditetapkannya kawasan Danau Toba sebagai destinasi wisata super prioritas dijadikan kekuatan kita bersama.
“Strategi pembangunan yang komprehensif dan pola pendidikan yang kolaboratif dan koordinatif menjadi hal yang sangat penting untuk kta orientasikan bagi peningkatan kemampuan seluruh komponen, masyarakat umum, pelaku wisata, pekerja wisata, dan juga pemerintah daerah secara keseluruhan,” katanya.
Sementara itu, Hotraja Sitanggang M.M. selaku Pejabat Sekretaris Daerah Samosir yang mewakili Bupati Samosir menyatakan bahwa sejak tahun 2015, para Bupati di kawasan Danau Toba memang sudah sepakat untuk mengembangkan pariwisata berbasis Geopark. Berbagai kebijakan yang telah dibuat berujung pada jalan nasional yang strategis dalam bidang pariwisata.
“Inisiasi terkait dengan Geopark Kaldera Toba ini sebenarnya diawali pertama kali dari Samosir sejak tahun 2015, ” ujarnya.
Hotraja mengungkap bahwa Geopark Kaldera Toba sendiri telah diterima sebagai anggota UGGp pada tanggal 7 Juli 2020. Merespons hal tersebut, Pemerintahan Kabupaten Samosir secara konsisten mendukung dan mengembangkan Geosite dan pusat informasi yang tersebar dengan menerbitkan berbagai kebijakan, strategi, dan program yang mendukung pengembangan Geopark Kaldera Toba.
“Berbagai kebijakan terkait dengan bagaimana menata dan mengisi pusat informasi Geopark Kaldera Toba yang ada sekarang termasuk membangun kerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang ada untuk pengembangannya,” ucapnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Dr. Henky Muljana, S.T., M.Eng. selaku Kepala LPPM UNPAR mengatakan bahwa UNPAR ingin terlibat di dalam pemgembangangan kawasan kaldera danau toba dan berkontribusi di dalam membantu meningkatkan potensi Danau Toba sehingga bisa mewujudkan kawasan wisata dunia.
“Kami berharap webinar ini dapat bermanfaat di dalam merumuskan langkah lebih lanjut yang harus dilakukan dalam mewujudkan cita-cita bersama UNESCO Global Geopark kawasan danau toba sebagai destinasi wisata dunia,” tutur Henky. (JES/KTH/RBF-Humkoler UNPAR)