Tim Social and Economic Empowerment of Women Domestic Violence Survivors (SEE4WomenS) kembali mengadakan pelatihan bagi komunitas Bale Istri untuk kedua kalinya bertempat di Wisma Palapa, Ciwidey, Jawa Barat. Pelatihan berlangsung selama dua hari sejak Sabtu (12/8) hingga Minggu (13/8). Program pelatihan ini merupakan hasil kerja sama antara CoE SMED Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) dengan Sapa Institut, dengan pendanaan melalui Alumni Grant Scheme (AGS) Australia Global Alumni, serta tenaga pelatih dari BMU Nusantara.
Selama dua hari, para peserta diberikan materi mengenai gender dan kepemimpinan, manajemen keuangan dan kewirausahaan. SEE4WomenS sebagai suatu program kerja sama hadir untuk memberikan pengetahuan mengenai keuangan dan kewirausahaan. Pembekalan pengetahuan ini ditujukan untuk membangun kepercayaan diri komunitas Bale Istri, terutama mereka yang merupakan penyintas KDRT, untuk mampu mandiri dan memiliki kepercayaan diri untuk memulai, menjalankan dan mengembangkan usaha untuk memperkuat perekonomian keluarga mereka. Para peserta dibekali pengetahuan dan keterampilan tentang bagaimana menyusun anggaran keluarga dan membuat aliran kas dan menentukan harga produksi.
Inisiator dari program tersebut yaitu Sylvia Yazid, Ph.D Ketua Program Studi Ilmu Hubungan Internasional. Beliau merupakan salah satu penerima AGS dari pemerintah Australia yang dikelola melalui Australia Awards in Indonesia. Dari lebih 200 proposal yang masuk, proposal Sylvia merupakan salah satu dari 25 proposal yang mendapatkan dukungan dana dari pemerintah Australia.
Setelah dilakukan pelatihan untuk pendamping dan penyintas, respon seluruh peserta sangat positif. Seluruh peserta menyatakan mendapat pengetahuan baru yang akan sangat membantu mereka dalam memulai atau mengembangkan usaha mereka. Saat ini tim pelatih sedang mempersiapkan model kewirausahaan yang sesuai dengan karakteristik komunitas Bale Istri untuk kemudian dicobakan untuk diterapkan di antara mereka. Selain itu CoE-SMED Unpar dan Sapa Institut sedang menjajaki kemungkinan replikasi kegiatan ini di wilayah lain di Indonesia.