UNPAR.AC.ID, Bandung – Menanggapi erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur yang memuntahkan awan panas hingga 2.000 meter ke arah utara-timur laut dan menghasilkan kolom abu setinggi 700 meter di atas puncak, Unit Kegiatan Mahasiswa Korps Tenaga Sukarela (KORGALA) Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) Bandung, bergerak cepat melakukan aksi tanggap darurat. KORGALA UNPAR menggalang bantuan dan menyumbangkan paket sembako untuk membantu korban yang mengungsi akibat bencana ini. Koordinator KORGALA untuk bencana erupsi Lewotobi, Joe Tonda, mahasiswa Program Studi Administrasi Bisnis UNPAR, menyatakan bahwa kegiatan ini adalah representasi dari kepedulian dan nilai humanitas yang dijunjung tinggi oleh UNPAR.
Erupsi yang terjadi menyebabkan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meningkatkan status gunung tersebut menjadi Level IV (Awas) per Jumat (09/02/2024), pukul 23.00 WITA, mengancam keselamatan warga di dua kecamatan yaitu Wulanggitang dan Ile Bura, mencakup beberapa desa seperti Nawukote, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, Dulipali, Nobo, dan Nurabelen. Akibatnya, sejak Kamis (01/02/2024), diperkirakan 5.958 orang mengungsi, mencari perlindungan di rumah-rumah warga, tenda-tenda pengungsian, dan fasilitas umum lainnya, dengan kebutuhan dasar yang terus disalurkan oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk relawan, komunitas, swasta, dan pemerintah.
Dalam penyaluran bantuannya, KORGALA UNPAR bekerja sama dengan Ikatan Keluarga Mahasiswa UNPAR asal Maumere, Flores. Pada Kamis (08/02/2024), dua mahasiswa UNPAR dari kelompok ini menyerahkan bantuan secara langsung ke Biara Susteran SSpS Sanctissima Trinitas Hokeng, yang selanjutnya akan mendistribusikan kepada para korban, khususnya kepada lansia yang berada jauh dari pusat pengungsian. Inisiatif ini mendapat apresiasi dari Dosen Pendamping Ikatan Keluarga Mahasiswa UNPAR asal Maumere, Flores, Willfridus Demetrius Siga, yang mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu meringankan beban korban erupsi.
Sebagai langkah preventif, pemerintah daerah telah menetapkan status Gunung Lewotobi Laki-laki ke Level III atau Siaga, mengimbau warga untuk tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari pusat erupsi dan mengenakan masker guna menghindari gangguan kesehatan akibat abu vulkanik. (NAT-Humas UNPAR)