Program Studi Magister Administrasi Bisnis Universitas Katolik Parahyangan (PS MAB Unpar) melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dengan mitra perusahaan yang berpotensi menjadi salah satu pengguna lulusan PS MAB, pada (17/3). Acara FGD ini dilaksanakan di hotel Ivory by Ayola, Bandung selama setengah hari penuh. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan masukan terkait dengan visi & misi PS MAB dengan melibatkan pemangku-pemangku kepentingan eksternal yang berasal dari berbagai latar belakang bisnis.
Acara FGD ini dihadiri oleh Direktur, CEO, mentor bisnis, dan alumni Unpar. Perusahaan yang turut berpartisipasi di acara ini diantaranya TGAS, OCBC NISP, UNIQLO Indonesia, Indolotte Makmur, Grab Indonesia, water.org, Topotels & Resort, Eiger Indonesia, dan PT Sistem Piranti Destinasi.
Pengayakan akan implementasi dari visi, misi dan sasaran, termasuk kurikulum PS MAB diperoleh melalui FGD yang dilangsungkan. Tim PS MAB banyak memperoleh masukan juga kemitraan yang ditawarkan oleh para praktisi. Keinginan dan kepedulian dari industri selaku users (pengguna) lulusan Unpar dimunculkan secara khusus, mengingat terjadi pergeseran gaya (budaya) generasi milenial yang cukup memengaruhi keberlangsungan industri.
Munculnya gap (kesenjangan) antara gaya kepemimpinan saat ini dengan gaya kerja generasi milenal membuat industri berharap institusi perguruan tinggi dapat menjembatani gap tersebut. Kesenjangan yang dimaksud di sini meliputi kemampuan berpikir secara logis dan analitis, kemampuan mendengar, meramu, meyakinkan pimpinan maupun rekan sejawat, kemampuan melakukan komunikasi dua arah dengan baik dan juga attitude atau perilaku generasi milenial terhadap lingkungan kerja.
Selain itu, industri berharap bahwa PS MAB dapat menyampaikan materi perkuliahan lebih banyak dalam bentuk coaching, problem solving, business and case simulation, helicopter view serta menambahkan soft skills seperti kemampuan membuat dan memaparkan presentasi dengan baik (strong confidence). Maka, PS MAB mulai melakukan beberapa penyesuaian baik dari sisi kurikulum maupun metode pembelajaran, sesuai dengan hasil pengayakan dari pemangku pemangku kepentingan eksternal.