UNPAR.AC.ID, Bandung – Bekerja di bidang management consulting dengan perusahaan rintisan (start-up) memiliki pekerjaan yang berbeda. Salah satu poin terbesar pembeda dalam dua bidang pekerjaan tersebut adalah berdasarkan project based dan role based.
Management consulting yang berbasis project based, cenderung memiliki kegiatan pada pekerjaannya yang bersifat fluktuatif dan tidak menentu. Sedangkan bidang startup yang berbasis role based, memiliki pekerjaan yang berpola dan repetitif. Dari kedua perbedaan tersebut, dapat menjadi suatu pertimbangan bagi para pencari kerja dalam memilih mencari pekerjaan.
Hal tersebut disampaikan dalam Virtual Job Fair Webinar Week yang diselenggarakan Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) melalui Lembaga Pengembangan Pemelajaran dan Karier (LPPK) UNPAR bersama Konsul Aja pada (8/3/2022). Acara yang bertajuk “Memulai Karir di Management Consulting VS start-up” tersebut mengundang Armando Chandra selaku Co-Founder dan CEO Konsulaja.id, serta Juan Lesmana selaku Enterprise Solution Manager Manager Lead Tokopedia.
Armando mengatakan, apabila management consulting merupakan sebuah perusahaan atau sebuah individu yang memberikan nasihat atau konsultasi mengenai bisnis. Konsultasi bisnis tersebut memiliki spesialisasi yang luas.
“Kadang-kadang mungkin sebagai management consultant, beberapa company itu mungkin mereka tidak memfokuskan karyawannya untuk fokus ke satu fungsi perusahaan, tapi juga suatu industri. Bisa telekomunikasi, consumer goods,” kata Armando.
Sedangkan startup kata Armando, merupakan perusahaan-perusahaan baru yang menggunakan teknologi untuk mendisrupsi industri sebagai sarana memperkenalkan cara kerja yang baru.
“Di startup ini kalau kita ngomong kinerja performancenya, itu bisa di tahap awal masih rugi, dan kalau untung pun masih baru-baru ini,” katanya.
Dia juga menyampaikan, kedua bidang pekerjaan tersebut memiliki keuntungan masing-masing. Bekerja pada management consulting memiliki keuntungan diantaranya banyak jejaring, bekerja didepan layar, banyak mendapatkan exposure, dapat eksplorasi minat, jenjang karir yang jelas, dinilai sangat tinggi pada pasar, dapat banyak bepergian, dan penghasilan yang cenderung lebih tinggi dari yang lain.
Untuk di start-up, Armando menyebutkan diantaranya adalah dapat melatih berpikir sebagai pengusaha, melatih kreativitas, cenderung diisi oleh anak muda, waktu yang fleksibel, dan akan mendapatkan saham di perusahaan startup dalam posisi yang lebih tinggi.
“Cuman balik lagi, management consulting dan startup ini is not for everyone,” tuturnya.
Lebih lanjut, dia memberikan kisi-kisi ideal kandidat yang dilihat perekrut untuk dapat masuk dalam bidang management consulting dan start-up, yaitu:
- Berasal dari top-tiered universitas
- Memiliki indeks prestasi yang tinggi
- Memiliki logika berpikir dalam memecahkan masalah
- Kemampuan kepemimpinan
- Pengalaman bekerja
- Bahasa inggris menjadi suatu kebutuhan
Sementara itu, Juan mengatakan jika tahapan seleksi dari management consulting dan start-up umumnya memiliki tahapan yang sama. Tahapannya adalah, Curriculum Vitae (CV) screening, Human Resource (HR) interview, user interview, dan proses penandatangan kontrak.
“Untuk management consulting biasanya interview user dilakukan secara kolektif, secara bersamaan menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD),” ujar Juan. (RBF-Humkoler UNPAR)