Bekerja di bidang oil & gas merupakan salah satu pekerjaan yang diidam-idamkan oleh seorang insinyur teknik. Riky Bernardo, salah seorang alumni Teknik Kimia (TK) UNPAR angkatan 1995 berkesempatan membagikan pengalaman kerja di bidang tersebut.
Mengapa pada saat itu Bapak memutuskan untuk studi di TK UNPAR? Apakah terbayang pendidikan Teknik Kimia itu seperti apa?
Pada saat saya masih di SMA memang jurusan Teknik adalah jurusan yang menjadi target. Pada waktu itu pengetahuan saya tentang teknik sangat terbatas di Teknik Kimia, Teknik Industri, Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Informatika, Teknik Sipil and Teknik Arsitektur.
Saat itu saya lebih menyukai Kimia dibandingkan Fisika, dan juga saya kurang begitu percaya diri dengan kemampuan Gambar Teknik yang saya miliki. Dua hal itu yang mendasari saya menjatuhkan pilihan kepada Teknik Kimia.
Gambaran awal saya tentang jurusan Teknik Kimia tentunya agak berbeda dibandingkan program lengkap Teknik Kimia yang sesungguhnya.
Apa yang Bapak lakukan setelah lulus dari TK UNPAR?
Saya lulus Agustus 1999. Saat itu dunia belum keluar dari masa krisis yang telah berlangsung sejak setahun sebelumnya. Mendapatkan pekerjaan adalah sesuatu yang cukup sulit, apalagi di bidang bidang yang berkaitan langsung dengan Teknik Kimia.
Saya sempat mengirimkan kurang lebih 100 sampai dengan 125 surat lamaran sejak bulan Juni 1999 hingga Januari 2000. Dari semuanya kurang lebih 12 sampai 15 perusahaan saja yang memberi respon positif. Dari semua yang memberikan kesempatan untuk interview, kurang lebih ada 10 perusahaan yang saya datangi. Hanya 4 dari 10 yang bersedia menerima saya.
Bagaimanakah perjalanan karier Bapak sehingga bisa sampai di posisi sekarang?
Dengan pertimbangan prospek yang paling cerah, saya memutuskan untuk menerima tawaran pekerjaan di sebuah perusahaan Oil Production Chemical Company (EonChemicals) sebagai Technical Service Engineer untuk kemudian ditempatkan langsung di daerah operasi klien yaitu perusahaan eksplorasi dan pengolahan minyak bumi darat (onshore) asal Amerika di provinsi Riau (Caltex Pacific Indonesia). Februari 2000 adalah awal mula saya bekerja di industri migas, setelah setahun sebelumnya secara kebetulan mendapatkan kesempatan untuk kerja praktek di perusahaan eksplorasi dan pengolahan minyak bumi yang juga cukup terkenal di provinsi Kalimantan Timur (VIRGINIA International Company atau VICO).
Di perusahaan pertama tempat saya bekerja, saya cukup beruntung untuk bisa mengenal dan mempelajari segala seluk beluk kegiatan teknis dan non-teknis yang berhubungan dengan eksplorasi, eksploitasi dan pengolahan minyak bumi dan gas bumi lapangan darat (onshore field). Saya benar benar mulai dari nol untuk kemudian menapaki beberapa tahapan karir sehingga akhirnya setelah 4.5 tahun saya berhasil mencapai posisi Field Service Area Manager. Agustus 2005 saya mengundurkan diri setelah bekerja selama 5.5 tahun untuk bergabung dengan perusahaan migas asal Amerika lainnya (ConocoPhillips) sebagai Chemical Treatment Engineer di bulan September 2005.
Di perusahaan ini, saya mendapatkan lebih banyak lagi pengalaman dan kesempatan yang tidak didapatkan sebelumnya. Keterlibatan dalam kegiatan eksplorasi, eksploitasi dan pengolahan minyak bumi dan gas alam di lepas pantai (offshore field) sungguh merupakan suatu pengalaman yang sangat unik dan menantang. Setelah kurang dari dua tahun, terjadi merger dari dua section yang berbeda di dalam departement tempat saya bekerja. Posisi saya berubah menjadi Chemical and Corrosion Engineer. Posisi ini menuntut keterlibatan dan jangkauan peran dan tanggung jawab yang lebih luas lagi hingga mencakup ilmu-ilmu logam dan perlindungan korosi.
Saya sempat mendapatkan promosi sebagai Senior Chemical and Corrosion Engineer, sebelum akhirnya pada bulan September 2009 memutuskan untuk mengundurkan diri dan memulai karir overseas di sebuah perusahaan eksplorasi gas alam dan pengolahan gas alam cair (LNG) terbesar di dunia yaitu RasGas yang merupakan perusahaan Joint Venture antara ExxonMobil (USA) dan Qatar Petroleum Company (Qatar) di negara Qatar.
Jabatan apakah yang Bapak duduki di RasGas? Apa sajakah yang Bapak lakukan?
Posisi pertama yang saya jajaki di RasGas adalah sebagai Senior Corrosion Engineer. Setelah kurang lebih 3.5 tahun, saya mendapatkan kepercayaan lebih untuk menduduki posisi Corrosion Specialist yang bertanggung jawab untuk menjaga integritas dan reliabilitas dari semua asset RasGas yang terdiri dari 7 pabrik LNG dan 2 pabrik pemurnian gas alam. Segala jenis teknik perlindungan korosi termasuk teknik monitoring dan inspeksi yang menyeluruh untuk semua peralatan yang ada di fasilitas RasGas menjadi bagian dari keseharian saya.
Seringkali seorang Corrosion Specialist dihadapkan pada masalah masalah besar terutama kegagalan suatu peralatan yang menyebabkan terhentinya operasi pabrik. Dalam hal ini kita dituntut untuk dapat melakukan analisa kegagalan dan memberikan rekomendasi teknis yang bukan hanya benar secara teknis, tetapi juga ekonomis dan dapat diaplikasikan dengan meminimalisasi down time. Hingga tulisan ini dibuat saya telah memasuki masa kerja tahun ke-7 di RasGas.
Sebagai ekspatriat, seorang engineering specialist diharuskan untuk melakukan mentoring dan knowledge transfer terhadap engineer engineer yang lebih muda terutama engineer lokal. Sedangkan tanggung jawab ke dunia internasional adalah membawa nama RasGas dalam percaturan Oil and Gas. Salah satunya adalah menerbitkan paper ilmiah berkaitan dengan masalah nyata di lapangan serta solusinya dan mempresentasikannya di event-event tahunan internasional yang diadakan oleh lembaga-lembaga yang terkenal di bidangnya seperti National Association of Corrosion Engineer (NACE), American Society of Metal (ASM), Society of Petroleum Engineer (SPE), American Petroleum Institute, dan banyak lainnya.
Apa ada ilmu/ kuliah yang dapat diaplikasikan di profesi Bapak sebagai seorang Corrosion Specialist?
Sebagai Corrosion Specialist, saya dituntut untuk menguasai dan mengerti proses pengolahan dan pemurnian gas alam secara menyeluruh dari tiap unit dan peralatan. Di sisi lain saya juga dituntut untuk mengerti dan menguasai aspek mekanis, desain dan keterbatasan serta prosedur start-up, operasi dan shutwown dari setiap peralatan. Ini mencakup bahan konstruksi, kapasitas, parameter operasi dan lain sebagainya. Semua peralatan yang ada mencakup piping, pipeline, fittings, valves, penukar panas, bejana tekan, boiler, cooling tower, pompa dan kompresor dan masih terlalu banyak lagi untuk disebutkan satu persatu.
Disini jelas terlihat bahwa ilmu ilmu andalan Teknik Kimia seperti Operasi Teknik Kimia, Neraca Massa dan Energi, Alat Proses, Sistem Utilitas dan Thermodinamika sangat berperan besar dalam menunjang kegiatan keseharian saya.
Motto hidup yang Bapak pegang dalam melaksanakan pekerjaan/ kehidupan sehari-hari?
Prinsip saya adalah dimanapun kita berada, apapun pekerjaan kita, dan berapapun usia kita, hendaknya kita selalu terus belajar untuk mencapai tingkatan yang lebih baik. Banyak sekali sumber yang dapat kita andalkan untuk bahan pembelajaran. Kita bisa belajar dari kejadian kejadian yang pernah terjadi sebelumnya, dari orang yang telah terlebih dahulu ada dan dari segala media informasi yang saat ini tersedia secara luas. Jangan pernah takut untuk mencoba sesuatu yang baru. Kegagalan hanyalah suatu sukses yang tertunda.
Adakah pesan-pesan yang ingin Bapak sampaikan kepada mahasiswa atau pun calon mahasiswa TK UNPAR?
Kriteria kesuksesan dari tiap individu tidaklah sama, akan tetapi yang bisa dianggap baik untuk semua orang adalah keseimbangan antara kedewasaan rohani, kesehatan jasmani, kehidupan sosial bermasyarakat dan berorganisasi, pembinaan rumah tangga, kematangan pengetahuan dan keahlian, penyaluran hobby yang positif dan yang terakhir adalah pencapaian di bidang materi dan karir.
Untuk dapat mengoptimalkan semua hal yang disebut diatas, kita harus bijaksana dalam mengatur dan menggunakan waktu. Pandai dalam menyusun prioritas dan rencana kegiatan serta selalu berusaha untuk membina hubungan yang positif dengan semua orang. Seringkali kemampuan untuk bersosial dan bekerja sama serta memimpin dan dipimpin menjadi parameter yang lebih menentukan keberhasilan dibandingkan kemampuan individual.
Sumber: tk.unpar.ac.id