UNPAR.AC.ID, Bandung – Yayasan Universitas Katolik Parahyangan resmi melantik Prof. Tri Basuki Joewono, Ph.D. sebagai Rektor UNPAR Masa Bakti 2023-2027, Sabtu (1/7/2023) di Auditorium Pusat Pembelajaran Arntz-Geise (PPAG) UNPAR. Mengusung prinsip pengembangan “From Great to Greater and Stronger” di era kepemimpinannya, Prof. Tri Basuki menggantikan Mangadar Situmorang, Ph.D. yang telah habis masa tugasnya sebagai Rektor UNPAR 2015-2019 dan 2019-2023.
Pelantikan Rektor UNPAR Prof. Tri Basuki dipimpin oleh Ketua Pengurus Yayasan UNPAR Pst. Hendra Kimawan, OSC., L.Th. Pengucapan Janji Rektor Prof. Tri Basuki didampingi oleh Uskup Keuskupan Bandung Mgr. Antonius Subianto Bunjamin; Uskup Purwokerto Mgr. Christophorus Tri Harsono; Pst. Hendra Kimawan, OSC., L.Th.; dan Pst. Yohannes Driyanto, Pr. Sementara Surat Keputusan Yayasan dibacakan oleh Sekretaris Pengurus Yayasan Prof. Hendra Gunawan, Ph.D.
Selain itu, dilanjutkan pula dengan pelantikan Wakil Rektor dan Sekretaris Universitas 2023-2027. Adapun yang dilantik yaitu Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Dr. Henky Muljana, S.T., M.Eng.; Wakil Rektor Bidang Keuangan, Sumber Daya dan Organisasi Gery Lusanjaya, S.E., M.T.; Wakil Rektor Bidang Kerjasama, Alumni, Inovasi dan Bisnis Ir. Catharina Badra Nawangpalupi, Ph.D.; dan Sekretaris Universitas Sylvia Yazid, S.IP., MPPM., Ph.D.
Yayasan UNPAR Pst. Hendra Kimawan menuturkan, sejak 1955 hingga 30 Juni 2023, UNPAR telah dipimpin oleh 10 Rektor secara berkesinambungan. Prof. Tri Basuki menjadi rektor kesebelas yang memimpin UNPAR 4 tahun mendatang.
Pst. Hendra pun menyampaikan harapannya bagi UNPAR di era kepemimpinan baru ini. UNPAR kini menghadapi tantangan global, mulai dari perkembangan teknologi yang pesat, digitalisasi yang tak dapat dihindari, hingga dikepung oleh artificial intelligence (AI). Dalam menyikapi tantangan zaman, kita harus kembali pada Sesanti UNPAR Bakuning Hyang Mrih Guna Santjaya Bhakti serta Spiritualitas dan Nilai-Nilai Dasar UNPAR sebagai kompas bagi komunitas akademik UNPAR.
“Pengurus yayasan tentu berharap dan mendoakan agar Prof. Tri Basuki dan jajaran Rektorat nantinya diberikan karunia kesehatan jasmani rohani, bersemangat, dan senantiasa bersukacita dalam memimpin dan melayani UNPAR. Pengurus yayasan pun tetap memohon doa, dukungan, dan bantuan agar UNPAR dalam pimpinan Prof. Tri Basuki mampu melanjutkan peziarahan melintasi zaman yang terus berubah dengan tantangan baru,” tutur Pst. Hendra.
Kepala LLDIKTI Wilayah IV Jawa Barat dan Banten Dr. M. Samsuri, S.Pd., M.T. pun menyampaikan harapannya agar UNPAR di masa kepemimpinan Prof. Tri Basuki tetap menjadi Perguruan Tinggi yang menjaga tumbuh kembangnya peradaban.
“Tantangannya adalah bagaimana menjaga agar UNPAR ini bisa tetap exist bahkan terus melompat menjadi Perguruan Tinggi terdepan dalam menghadirkan peradaban sesuai dinamika zaman. Juga bagaimana mendongkrak secara institusional terus mendapatkan peningkatan kinerja secara internasional,” ujarnya.
Dr. Samsuri pun menyampaikan 4 hal bagi Prof. Tri Basuki agar budaya akademik UNPAR yang telah terjaga semakin produktif.
- Concern terkait dengan kualitas atau mutu.
- Memperhatikan relevansi, perkembangan dunia industri semakin berkembang, peradaban manusia juga terus berkembang. Perguruan Tinggi harus adaptif dengan perkembangan zaman dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Kurikulum sistem pembelajaran harus adaptif dengan perkembangan zaman.
- Harus produktif setiap waktunya dalam konteks menghasilkan lulusan yang berkualitas, keilmuan yang makin hebat, dan pengabdian kepada masyarakat meningkat.
- Peningkatan akses untuk mendorong peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK). Ketika UNPAR memiliki 3 hal diatas maka saatnya akses sebanyak-banyaknya oleh masyarakat bukan hanya di Jawa Barat tetapi di seluruh Indonesia
Sementara itu, Prof. Tri Basuki pun menyampaikan pidatonya secara perdana sebagai Rektor UNPAR 2023-2027. Perjalanan panjang yang dilalui UNPAR tidak dalam ruang dan waktu yang steril, namun kemajuan dan bertahannya UNPAR dipengaruhi dan dibantu berbagai institusi, lembaga, industri, organisasi, hingga pemerintah di berbagai tingkatannya, dan termasuk alumni di dalamnya.
“Interaksi antara institusi pendidikan tinggi dengan dunia nyata tidak hanya berguna untuk pengembangan kekuatan keilmuan dan sumbangan pada pengembangan peradaban, namun juga berguna untuk memastikan keberlanjutan. Keberlanjutan tidak saja dimaknai sebagai bertahan, namun berkembang menjadi semakin besar dan semakin kuat. Interaksi dan bisnis proses pendidikan tinggi perlu diarahkan pada kerangka baru, yaitu Enterprise Research Campus (ERC),” ucapnya.
Lebih lanjut, untuk menjawab tantangan masa datang, mengelola aktivitas dan program saat ini, melakukan inovasi pengelolaan sumber daya, serta membuka dan menjawab berbagai kesempatan usaha untuk pengembangan institusi, maka UNPAR memerlukan organisasi yang baru dan tata kelola yang mendukung. Kepemimpinan di era ini berfungsi untuk mengorkestrasi seluruh perangkat yang dimiliki serta menjadi penunjuk jalan dalam mencapai visi organisasi.
Prinsip pengembangan From Great to Greater and Stronger didasarkan pada prinsip siklus kepemimpinan di era ini. Keberlanjutan ditentukan oleh dampak yang dihasilkan sebagai akibat dari seberapa bermakna karya organisasi ini. Supaya bermakna, maka penguatan institusi membutuhkan kolaborasi, transformasi, dan kecerdasan yang berbasis data.
“Kebermaknaan institusi ini membutuhkan inovasi supaya berdampak. Agar institusi ini berdampak, maka membutuhkan kelincahan dan adaptasi agar berkelanjutan,” ujar Rektor.
Untuk mencapainya, maka diperlukan perubahan struktur kerja, yaitu dengan penguatan unit Jurusan. Jurusan sebagai Unit Pengelola Program Studi menjadi pemeran utama dalam perubahan bisnis pendidikan tinggi. Ketua Jurusan tidak saja bekerja mengelola sumber daya dosen dan pembelajaran, namun ditantang untuk siap menjadi pemimpin.
Adapun fungsi-fungsi pendukung diperlukan untuk menjawab tantangan, menggerakkan roda organisasi, serta mengoptimalkan kinerja. Interaksi antara unit Jurusan dan unit Fungsi Pendukung dihubungkan dengan prinsip SADA (sentralisasi administrasi dan desentralisasi akademik).
“Periode kerja Rektorat 2023-2027 dimulai pada hari ini hingga empat tahun ke depan. Dalam kurun waktu tersebut, kerja Rektorat beserta seluruh perangkatnya dipandu oleh Rencana Kerja yang selanjutnya akan menjadi Rencana Strategis 2023-2027 atau Rencana Pengembangan Jangka Menengah (RPJM) 2023-2027 setelah mendapat pengesahan Pengurus Yayasan UNPAR. Dengan pemahaman atas situasi dan perkembangan hingga saat ini, maka disusunlah Rencana Kerja Rektorat periode 2023-2027,” tuturnya.
Program-program utama UNPAR 2040 kemudian didetailkan dalam sejumlah target/indikator, yaitu 16 indikator akademik (IAK) dan 10 indikator organisasi (IOR). Berdasarkan program utama dan indikator tersebut, maka Rektorat periode 2023-2027 menyusun target capaian 2027.
Secara khusus, sejumlah program untuk mencapai Greater UNPAR, yaitu:
- Pembukaan Program Studi Baru,
- Pengembangan Enterprise Research Campus,
- Pembukaan UNPAR HUB dan penyelenggaraan kajian strategis, dan
- Pelaksanaan Rebranding UNPAR.
Adapun program utama untuk merealisasikan Stronger UNPAR ialah:
- Penguatan Jurusan,
- Pelaksanaan Riset dan Inovasi Unggulan,
- Pengembangan Smart Campus, dan
- Pelaksanaan Optimalisasi Sumber Daya dan Organisasi.
“Penggalan sejarah UNPAR 2023-2027 merupakan hasil dan langkah kelanjutan dari Periode Rektorat UNPAR 2019-2023. Pada kesempatan yang penting ini, perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Yayasan, Pimpinan Universitas, Pimpinan Unit, serta seluruh pihak yang telah terlibat dalam perjalanan UNPAR 2019-2023. Ada begitu banyak hal yang terjadi yang dapat dibanggakan, ada sejumlah yang perlu dilanjutkan dan dikembangkan, namun ada juga sejumlah hal yang masih perlu mendapat pemikiran dan perlakuan khusus,” ucap Rektor. (JES/KTH-Humkoler UNPAR)