UNPAR.AC.ID, Bandung – Seiring berkembangnya zaman, beberapa tahun belakangan ini yang disebabkan oleh situasi global pandemi membuat penjualan online semakin merebak sehingga marketplace juga semakin berkembang. Hal ini mengakibatkan penjualan online dan pedagang online meningkat drastis.
Pada saat beberapa tahun belakangan ini pula toko-toko yang sebelumnya terlihat secara fisik, berubah menjadi toko-toko yang berada di dunia maya. Maka dari itu, ketika apa yang ingin digambarkan penjual tidak terlihat dalam bentuk fisik, maka peran foto sangat penting untuk menggambarkan produk yang dimilikinya.
Hal tersebut disampaikan Owner Photographycoaching.online Reza dan Raken pada Webinar Sustaining Competitive and Responsible Enterprises Universitas Katolik Parahyangan (SCORE UNPAR) Batch 6 dengan tajuk “Foto Produk dan Makanan Untuk Jualan Online” yang diselenggarakan pada Selasa (19/4/2022) lalu.
Reza mengatakan jika pada dasarnya foto produk berfungsi untuk menarik pembeli, membangun identitas brand, dan meningkatkan keputusan pembeli.
“Ketika saat sekarang kita membeli sesuatu di online, tentunya ketika teman-teman melihat sebuah toko yang berada di marketplace dengan foto yang baik, kepercayaannya akan lebih tinggi dibandingkan dengan ketika kita melihat sebuah produk yang sama yang difoto dengan kurang baik,” kata Reza.
Dia mengatakan, foto untuk berjualan online dapat dibagi menjadi dua, yaitu fotografi makanan dan fotografi produk. Kedua hal tersebut banyak memiliki kesamaan dari pengaturan sebagai sebuah foto untuk barang yang akan dijual.
“Pada saat kita tujuannya untuk berjualan online, akan lebih baik menggambarkan sebuah fisik benda yang kita miliki lebih mirip dengan aslinya. Tentunya kelihatan indah tapi mirip dengan aslinya,” ucapnya.
Pemotretan makanan dan produk, kata Reza, adalah pemotretan terencana atau pemotretan terkontrol yang pengaturannya (setting) sama pada kamera apapun.
“Yang paling penting pertama kali adalah gunakan image size yang paling besar. Image size yang paling besar tentunya akan membuat kita mengoptimalkan seluruh fungsi dari (sensor) kamera yang kita miliki,” katanya.
Reza pun memberikan tips setting kamera untuk foto makanan dan produk menggunakan smartphone, yaitu;
- Gunakan kamera utama
- ISO terendah (100-200)
- Matikan fitur khusus
- Matikan HDR
- Matikan flash
- Manual/Pro mode
Sedangkan untuk DSLR/Mirrorless Camera, Reza berikan beberapa setting yang dapat digunakan, di antaranya;
- ISO terendah (100-400)
- Optimalkan penggunaan aparture
- White balance yang tepat
- Lensa yang sesuai (100-135 mm)
Selain itu, pada pemotretan produk seperti baju, Reza mengatakan jika White Balance menjadi satu hal yang bermasalah apabila tidak dipergunakan dengan baik. Karena hal tersebut akan membuat kesalahan pada tampilan produk aslinya.
“Teman-teman ketika misalkan menampilkan sebuah baju berwarna putih, tapi memang white balance yang digunakan kebiru-biruan, jadi akhirnya orang-orang akan merasa, oh bajunya biru muda. Itu kan jadinya mengalami hal yang tidak tepat,” tutur Reza. (RBF-Humkoler UNPAR)