UNPAR.AC.ID, Bandung – Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) bersama Selasar Sunaryo Art Space (SSAS), di Ruang Rapat Rektorat UNPAR, Senin (13/3/2023). Kolaborasi tersebut diharapkan membawa dampak signifikan dalam pengembangan keilmuan, khususnya bagi program Integrated Arts pada Fakultas Filsafat UNPAR.
Kerja sama antara UNPAR dan SSAS menyepakati beberapa hal. Di antaranya dalam bidang pendidikan, penelitian bersama, konferensi ilmiah, hingga pengembangan program bersama.
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Rektor UNPAR Mangadar Situmorang, Ph.D., dan Direktur SSAS Arin Dwiharianto Sunaryo. Dalam giat tersebut turut hadir pula Wakil Rektor Bidang Akademik UNPAR Prof. Tri Basuki Joewono, Ph.D., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNPAR C. Harimanto Suryanugraha, OSC, Drs., SLL. Juga Dekan FF UNPAR Dr.theol. Leonardus Samosir beserta jajaran dosen Filsafat, di antaranya Yacobus Ari Respati, S.Sn. M.Sn.; Elaine V.B Kustedja, SE., MA; dan Theo Frids M. Hutabarat, S.Sn., M.Sn. Sementara dari SSAS, Kurator Pemangku SSAS Heru Hikayat.
Rektor Mangadar menuturkan, kerja sama yang terjalin antara UNPAR dan SSAS diharapkan membawa dampak signifikan dalam meningkatkan layanan pendidikan tinggi, khususnya di bidang seni terpadu. Saat ini, UNPAR yang telah memiliki program studi baru, yaitu Studi Humanitas yang berada di bawah naungan FF UNPAR, diharapkan dapat berkolaborasi dengan SSAS terutama dalam pengembangan program Integrated Arts UNPAR.
“SSAS menjadi mitra kerja kami paling awal, karena bisa dikatakan turut serta mengilhami kami pembukaan prodi ini. Spirit kolaborasi ini menjadi sebuah keharusan. Terima kasih sudah ikut bekerja sama dalam penyelenggaraan program studi humanitas,” tutur Rektor.
Melalui kerja sama dengan SSAS ini diharapkan bisa dilakukan kolaborasi dalam konteks desain kurikulum dan menjadi kurikulum bersama. Dalam artian, tidak hanya terpengaruh dari sisi keilmuannya, tetapi juga dari sisi kepraktisannya.
“Semua prodi itu bisa berlangsung karena adanya kolaborasi. Pengelolaannya harus dilakukan secara kolaboratif. Mulai dari desain kurikulum, penyelenggaraan pembelajaran, outcome, hingga impact bagi masyarakat,” ujarnya.
Direktur SSAS Arin Dwiharianto Sunaryo mengatakan, kerja sama bersama UNPAR menjadi sebuah kebutuhan bagi SSAS. Tak hanya fokus pada infrastruktur seni dan budaya, SSAS berharap, kerja sama ini membawa dampak signifikan bagi pengembangan seni dan budaya dari hulu ke hilir.
“kami sangat senang dengan adanya program studi lainnya yang telah dibuka. Bidang yang bisa dieksplor di kerja sama ini tentu akan bermacam-macam, tidak hanya seni dan budaya, tetapi bidang lain. Kami sangat mengharapkan kerja sama ini bisa meningkatkan profesionalitas kami sebagai sebuah institusi dan juga meningkatkan keberlangsungan seni lebih jauh lagi,” ucapnya. (JES-Humkoler UNPAR)