UNPAR.AC.ID, Bandung – Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) bersama UPTD Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Djuanda dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat menggelar CIean Up Day Tahura dalam Rangka Hari Peduli Sampah Nasional, pada Sabtu (2/3/2024) di sepanjang kawasan Tahura. Kegiatan ini juga melibatkan 94 mahasiswa UNPAR.
Dalam kegiatan tersebut total sampah yang dikumpulkan yaitu, sampah daur ulang kering sebanyak 39,82 kg dan sampah residu mencapai 2,5 ton. Kegiatan ini didasari atas permasalahan yang kini tengah dihadapi yaitu tingkat kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti yang telah melebihi batas daya tampung.
Hal ini pula yang berdampak terhadap kawasan Tahura, dimana masyarakat terpaksa membuang sampah di beberapa tempat di kawasan tersebut. UNPAR pun bersama UPTD Tahura dan DLH Pemprov Jabar mengadakan kegiatan Clean Up Day Tahura.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional dan yang merupakan awal program kerja sama antara UNPAR dan UPTD Tahura secara berkelanjutan. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat setempat bersama mahasiswa serta pihak-pihak terkait dalam mewujudkan Tahura yang bersih, asri, dan bebas sampah.

Rektor UNPAR Prof. Tri Basuki Joewono, Ph.D. yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan, komitmen UNPAR terhadap pelestarian linkungan sudah sangat jelas dan telah dilakukan selama ini melalui Sistem Pemanfaatan Sampah Terpadu.
“Kami cukup bangga dengan pengelolaan sampah yang kami lakukan karena dilakukan melalui proses yang berkelanjutan dan secara gradual telah berhasil mengurangi sampah yang dibuang ke TPA,” ucap Rektor.
Apa yang telah dilakukan di kampus, lanjut Rektor, perlu ditularkan ke lingkungan sekitar, agar makin banyak masyarakat yang peduli dan berupaya. Kehadiran UNPAR di Tahura juga dalam rangka edukasi.
“Edukasi ekologis bagi mahasiswa UNPAR dan diharapkan dalam prosesnya dapat juga mengajak masyarakat masyarakat untuk terlibat secara aktif melalui model pengelolaan sampah dan pencemaran air yang terintegrasi. Satu hal yang kami sadari betul, kerja besar seperti ini tidak dapat dilakukan sendiri. Kita perlu bergandengan tangan,” tutur Rektor.
Kepala Bidang Konservasi Lingkungan dan Pengendalian Perubahan Iklim DLH Jabar Maria Angela Novi Prasetiati, ST, M.Eng, mengatakan bahwa sudah seharusnya kita memiliki kesadaran akan “sampahku adalah tanggung jawabku”. Dia menuturkan, sepanjang tahun 2023, setidaknya tercatat ada 23 TPA yang terbakar. Hal ini seharusnya menjadi refleksi bersama bagaimana kita mengelola sampah di sumber sebelum masuk ke TPA.
“Data juga menunjukkan komposisi sampah kita sebesar 40 persen adalah sampah sisa makanan. Jadi ini sebenarnya bisa kita cegah, bagaimana kita mengelola sampah makanan kita. Kemudian ada 17-20 persen sampah plastik, itu juga bisa kita kelola. Kemudian sisanya baru sampah residu,” katanya.
Pengelolaan sampah di sumber sangat memungkinkan dan tidak bisa dilakukan dengan hanya mengandalkan pemerintah. Dia berharap, melalui giat semacam Clean Up Day Tahura ini semakin memperkuat kolaborasi berbagai pihak.
“Kolaborasi seperti ini semakin kita disadarkan bahwa sampahku adalah tanggung jawabku,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala UPTD Tahura Erizka, S.Ikom. pun berharap kegiatan semacam ini membawa dampak signifikan bagi keberlangsungan ekosistem di Tahura.
“Mari kita menjadi generasi yang saling turun tangan, jangan saling menyalahkan. Mari kita bereskan melalui kolaborasi dan inovasi yang ada di kita semua,” tuturnya. (NAT/SYA-Humas UNPAR)