UNPAR.AC.ID, Bandung – Memasuki bulan Agustus, Pusat Studi Pancasila Universitas Katolik Parahyangan (PSP UNPAR) menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk memeriahkan bulan kebangsaan. Satu di antaranya yaitu Seminar Kebangsaan bertajuk “Kemerdekaan, Seni dan Kebangsaan: Seminar Kebangsaan IKN”, yang diselenggarakan pada Senin (7/8/2023)
Menghadirkan I Nyoman Nuarta, pematung ternama yang telah berkiprah lebih dari setengah abad dan diakui sebagai salah satu pelopor Gerakan Seni Rupa Baru pada tahun 1976. Diskusi yang berlangsung menggali tentang pentingnya kebebasan berekspresi dalam seni dan bagaimana seni dan identitas bangsa bisa menjadi tonggak bagi masa depan Indonesia yang lebih baik.
Seminar diisi pula oleh penanggap berpengalaman, termasuk dua Guru Besar UNPAR Prof. Dr. I. Bambang Sugiharto dan Prof. Dr. Purnama Salura. Hadir pula Anggota DPR RI Nurul Arifin dan Ketua PSP Andreas Doweng Bolo yang memoderatori acara.
Diskusi membahas mengenai pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang menjadi titik temu antara seni nasionalisme dan teknologi bersatu. Salah satu yang diwujudkan di IKN adalah bagaimana menyatukan teknologi dan lingkungan dalam satu keselarasan yang dinamis sebagai upaya untuk mengatasi tantangan ini.
“IKN menjadi peluang bagi Indonesia untuk membangun masa depan yang gemilang dan berdaulat,” ucap Nyoman.
Di tengah tantangan pemanasan global, konsep IKN menggabungkan seni, nasionalisme, dan teknologi untuk menciptakan lingkungan yang ramah lingkungan, diwujudkan melalui desain istana negara yang terinspirasi dari bentuk Garuda.
Bambang Sugiharto, penanggap dalam acara tersebut, menekankan pentingnya seni sebagai sarana untuk merumuskan kembali identitas bangsa di tengah tantangan yang dihadapi, baik dari segi lingkungan, politik, maupun keberagaman suku budaya. Ia memuji karya ikonik Nyoman di IKN yang mampu menyatukan identitas bangsa dan membangkitkan rasa kebanggaan bersama.

“Dalam himpitan permasalahan, kita butuh sesuatu yang terindera secara kuat dan memaksa kita untuk berpikir ulang bagaimana kita sebagai bangsa harus menghadapi masa depan seperti apa. Kebanggsaan harus diindera,” ujarnya.
Seminar ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan “Kemerdekaan, Seni, Kebangsaan,” dimulai dari pameran seni rupa pada Selasa (1/8/2023) dan akan dilanjutkan dengan bincang seniman pada Rabu (16/8/2023).

Acara ini menjadi momentum penting bagi seniman dan arsitek Indonesia untuk merenungkan peran seni dalam memperkuat semangat kebangsaan, membangun identitas nasional, dan mencari solusi untuk menghadapi berbagai tantangan global. (NAT/SYA-Humkoler UNPAR)