“Ngetik Keroyokan” di Unpar

Kelompok masyarakat difabel sarat dengan keterbatasan seseorang untuk dapat berpartisipasi di dalam kehidupan bermasyarakat. Keterbatasan tersebut tidak hanya dilihat dari segi fisik yang tidak mendukung untuk beraktivitas tetapi juga karena ketiadaan atau kurangnya sarana-prasarana yang dapat mendukung kegiatan para penyandang difabel.

Masyarakat difabel tunanetra adalah sekelompok masyarakat yang memiliki kemampuan membaca tetapi dengan cara berbeda yaitu, menggunakan huruf Braille. Namun, ketersediaan buku Braille nampaknya masih terhitung sedikit dan hanya di distribusi di sebagian kecil wilayah Indonesia.

Dengan latar belakang tersebut, FENCY ‘Fellowship of Netra Community’ −komunitas sosial yang menjadi partner kerjasama dari Yayasan Mitra Netra dalam menyediakan buku Braille bagi kaum tunanetra− mengadakan kegiatan inspiratif bertajuk ‘Ngetik Keroyokan’.

Pada hari Jumat (27/11) lalu, komunitas FENCY mengadakan kerja sama dengan Warta Himahi −organisasi di bawah naungan Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Hubungan Internasional (HMPSIHI Unpar) yang bergerak di bidang media dan jurnalisme− untuk mengetik ulang sebuah buku secara ‘keroyokan’ atau komunal.

“Kegiatan ini penting karena belum banyak tindakan nyata untuk mendukung hak asasi para kaum disabilitas.” ujar Calvin Budianto selaku Pemimpin Redaksi Warta Himahi Periode 2015/2016. Menurut dia, Warta Himahi ingin melakukan kegiatan sosial yang sekiranya mudah untuk dilakukan dengan biaya sedikit tetapi memiliki impact yang cukup baik.

‘Ngetik Keroyokan’ yang diselenggarakan pada pukul 11.30 WIB di Co-op Space Unpar disambut dengan antusias oleh sekitar 40 orang mahasiswa yang datang dari berbagai program studi. Adapun judul buku yang diketik secara ‘keroyokan’ di antaranya Soe Hok Gie dan Rene Descartes. Di dalam proses pengetikan, setiap sukarelawan akan mengetik minimal empat halaman untuk satu buah buku.

Setelah keseluruhan isi buku selesai diketik ulang, file digital tersebut akan diserahkan kepada Yayasan Mitra Netra melalui FENCY, untuk diubah menjadi buku Braille. Dalam hal ini, proses memperbanyak keseluruhan isi dari sebuah buku tidak menyalahi peraturan Undang-Undang karena tidak digunakan untuk mencari keuntungan.

Regina Puspa Rani, salah satu alumni Program Studi HI Unpar yang ikut ‘keroyokan’ mengaku senang setelah mengikuti kegiatan tersebut.

“…menyenangkan, karena saya sekaligus membaca bagian dari buku yang saya ketik, dan ternyata menarik, seperti buku Soe Hok Gie yang saya incar beli. Selain itu, prosedur ‘Ngetik Keroyokan’ juga simple, panitianya ramah, dan tempat mengetiknya cukup enak.” ujar Rani, demikian ia akrab disapa.

Senada dengan yang diungkapkan oleh Rani, kegiatan ‘Ngetik Keroyokan’ ini diharapkan dapat lebih sering diadakan sehingga hasil ketikan bisa lebih banyak dan signifikan.

Berita Terkini

UNISBA Studi Banding ke UNPAR, Gali Struktur Organisasi dan Tata Kelola

UNISBA Studi Banding ke UNPAR, Gali Struktur Organisasi dan Tata Kelola

UNPAR.AC.ID, Bandung – Universitas Islam Bandung (UNISBA) melakukan studi banding ke Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR), Senin (10/2/2025). Melalui pertemuan yang dilakukan di Ruang Rapat Besar Rektorat UNPAR tersebut, tim UNISBA menggali lebih jauh bagaimana...

Kontak Media

Humas UNPAR

Kantor Sekretariat Rektorat (KSR), Universitas Katolik Parahyangan

Jln. Ciumbuleuit No. 94 Bandung 40141 Jawa Barat

X