UNPAR.AC.ID, Bandung – Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) mengadakan acara inspirational talk bertajuk “Sikap Menjadi Lebih Baik Dengan SINDU” pada Selasa (16/07/2024). Kegiatan yang diselenggarakan di Ruang Multifungsi Pusat Pembelajaran Arntz-Geise ini menghadirkan Mgr. Laurentius Tarpin, OSC, Magister General Ordo Salib Suci, sebagai pembicara utama, dengan Dr. Thomas Kristiatmo, S.S., M.Hum., L.Th., Ketua Program Studi Filsafat UNPAR, sebagai moderator.
Dalam presentasinya, Mgr. Laurentius Tarpin, OSC, menggarisbawahi pentingnya spiritualitas dan nilai-nilai dasar dalam organisasi. “Spiritualitas dalam konteks organisasi adalah roh yang menjiwai, memberi hidup dan pertumbuhan, serta menggerakkan dan memberi arah pada organisasi,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa spiritualitas memberikan rasa tujuan dan makna kepada orang-orang yang bekerja di dalam organisasi, sehingga mereka merasa berarti dan bahagia dalam hidupnya.
Mgr. Laurentius juga menjelaskan bagaimana SINDU, yang merupakan singkatan dari Spiritualitas dan Nilai-Nilai Dasar UNPAR, harus diintegrasikan dalam setiap aspek kehidupan di UNPAR.
“Setiap individu warga UNPAR, organisasi, dan tata kelola UNPAR, serta kegiatan tri dharma—pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat—harus menjiwai SINDU,” katanya.
Pembicara juga menekankan pentingnya lifelong learning atau belajar berkelanjutan. “Mengembangkan diri melalui belajar berkelanjutan sehingga menjadi insan yang paripurna yang ditandai oleh kematangan dan keselarasan seluruh aspek kehidupan,” ungkapnya. Ia mengajak seluruh warga UNPAR untuk terus maju, berkembang, dan berprestasi dalam berbagai bidang.
Dalam penjelasannya, Mgr. Laurentius mengutip nilai-nilai inti yang harus dihidupi oleh setiap warga UNPAR. “Memiliki integritas berarti kesesuaian antara niat, ucap, dan lampah, serta keselarasan antara apa yang dikatakan dengan apa yang dilakukan sehingga menjadi teladan bagi yang lain,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya keadilan dan non-diskriminatif dalam semua tindakan.
Selain itu, beliau pun berbicara tentang penerapan prinsip-prinsip dasar SINDU dalam organisasi dan tata kelola UNPAR. “Dikelola dengan berdasarkan SINDU sehingga semua sistem, dan kebijakan berdasarkan prinsip keterbukaan, sikap transformatif, kejujuran, keberpihakan kepada kaum lemah dan tersisih, bonum commune, subsidiaritas dan nirlaba,” jelasnya.
Mgr. Laurentius juga menyinggung pentingnya pendidikan karakter dan kompetensi di UNPAR. “UNPAR berkomitmen untuk menyelenggarakan proses pendidikan yang menyeluruh, yakni learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together,” ungkapnya. Pendidikan di UNPAR, menurutnya, menekankan pendidikan budi pekerti dan profesionalitas.
Acara ini juga memberikan ruang untuk refleksi dan diskusi mendalam tentang implementasi SINDU dalam kehidupan sehari-hari di UNPAR. “Pendidikan di UNPAR menekankan pendidikan budi pekerti dan profesionalitas, dengan memperhatikan olah hati, olah budi, olah rasa, olah jiwa, dan olah raga sehingga dilahirkan kaum cendekia yang memiliki kompetensi keilmuan dan integritas pribadi yang tinggi,” tegasnya.
Mgr. Laurentius mengakhiri sesi dengan ajakan kepada seluruh sivitas akademika UNPAR untuk menjadi teladan dalam menjalankan nilai-nilai SINDU. “Kita harus memimpin melalui keteladanan hidup,” pungkasnya. (NAT-Humas UNPAR)