Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Beri Kuliah Umum di UNPAR, Bahas Masa Depan Wirausahawan Muda

Foto: Dok. Kementerian Perdagangan RI

UNPAR.AC.ID, Bandung – Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan memberikan kuliah umum di Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR), di Lecture Theatre PPAG UNPAR, Jumat (28/6/2024). Dalam pemaparannya, Mendag berharap semangat wirausaha di kalangan anak muda, khususnya mahasiswa, semakin mendorong pertumbuhan wirausaha di Indonesia.

Sekadar informasi, UNPAR menjadi tuan rumah dari studium generale (kuliah umum) dengan tema “Empowering Growth: Young Entrepreneurs for a Better Future”. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan National Roadshow Info Franchise & Business Concept Expo (IFBC) 2024 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Franchise Indonesia bersama Neo Expo Promosindo serta didukung penuh oleh Kemendag RI.

Rangkaian kegiatan IFBC 2024 akan berlangsung di Graha Manggala Siliwangi, Bandung pada tanggal 5 hingga 7 Juli 2024. Sejak pertama kali diadakan pada tahun 2006, kegiatan pameran ini diharapkan menjadi wadah serta sarana untuk memperkenalkan berbagai konsep bisnis di berbagai industri seperti franchise, peluang usaha, keagenan, kemitraan, dan UMKM.

Kegiatan ini diawali dengan kuliah umum oleh Mendag RI Zulkifli Hasan  yang mengangkat tema “Young & Driven: Merajut Jiwa Wirausaha di Era Digital”. Dalam sambutannya, Zulkifli Hasan berbagi pandangannya mengenai peran wirausahawan muda dalam perekonomian nasional.

“Kita harus mendukung pertumbuhan wirausahawan muda dari dalam negeri. Mereka adalah masa depan bangsa ini, terutama di era digital yang serba cepat ini,” katanya. 

Mendag juga menekankan pentingnya kebijakan pemerintah dalam menghadapi tantangan global.

“Selain itu, kita mesti melakukan diplomasi agar tidak ada hambatan perdagangan. Ekspor sawit kita turun dari 5 miliar dolar AS pada 2021 menjadi 1,5 miliar dolar AS sekarang,” paparnya.

Mendag Zulkifli juga menjelaskan peran penting kerjasama internasional dalam meningkatkan perdagangan. “Perkembangan pasar baru ada di Asia Selatan seperti India, Pakistan, Bangladesh, dan Timur Tengah. Pasar-pasar baru ini sangat potensial bagi pengembangan usaha kita,” tambahnya.

Mendag juga menyinggung pentingnya mengatasi hambatan perdagangan, “Contohnya, nanas dan pisang dari Lampung yang ingin diekspor ke Jepang dikenakan tarif 17 persen, sementara produk yang sama dari negara lain dikenakan 0 persen. Ini yang harus kita selesaikan melalui diplomasi perdagangan.”

Dalam menghadapi isu lingkungan yang sering digunakan sebagai hambatan perdagangan, Zulkifli menyatakan, “Isu lingkungan sangat penting, tapi sering digunakan sebagai alat untuk menghambat perdagangan. Kita perlu memastikan bahwa produk kita memenuhi standar lingkungan tanpa mengorbankan kepentingan ekonomi.”

Selain itu, Mendag menekankan pentingnya kolaborasi dan kerja sama antara berbagai pihak di dalam negeri.

Foto: Dok. Kemendag RI

“Kata kuncinya jika kita ingin menjadi negara maju pada 2045 adalah kerja sama antara perguruan tinggi, swasta, pemerintah daerah, dan politisi. Semua pihak harus bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama,” tegasnya.

Selanjutnya, Jahja B. Soenarjo, Ketua Umum CEO Business Forum dan Wakil Ketua KADIN Jawa Barat – Entrepreneurship, menyampaikan pandangannya dalam sesi “Kemitraan Waralaba: Inovasi dan Strategi untuk Generasi Muda”.

Jahja menekankan pentingnya inovasi dan strategi dalam mengembangkan waralaba, “Inovasi dan strategi generasi muda menggoyang waralaba. Generasi muda sekarang luar biasa, peluang yang bisa menghasilkan keuntungan adalah perilaku yang selalu berubah,” ujarnya.

Pemateri ketiga, Rinus Mesakh P. Saragih, Owner Katsunyaka, memberikan wawasan dalam sesi “From Startup to Scale-Up: Journey of Young Entrepreneurs”.

Rinus menceritakan perjalanan bisnisnya bersama rekan-rekannya, “Kami mendirikan Katsunyaka pada tahun 2019 dengan konsep hidden gem. Kami menyajikan makanan Jepang dengan spesialisasi Katsu berlapis yang memiliki isi di dalamnya. Saat ini, Katsunyaka memiliki delapan outlet,” jelasnya.

Rinus juga membahas pentingnya sistem dan infrastruktur yang mendukung bisnis, “Sebelum menawarkan kemitraan, kita harus menyiapkan sistem dan infrastruktur yang mendukung. Strategi pemasaran yang efektif juga harus disiapkan agar pesan yang disampaikan konsisten,” tambahnya.

Dia juga menekankan pentingnya kualitas dan pelayanan dalam bisnis kuliner, “Kualitas produk dan pelayanan yang baik adalah kunci sukses bisnis kuliner. Konsumen harus merasa puas dengan produk dan layanan yang kita berikan,” tutupnya. (NAT-Humas UNPAR)

Berita Terkini

Rektor UNPAR Hadiri Panel Diskusi Bersama Presiden RI Prabowo Subianto

Rektor UNPAR Hadiri Panel Diskusi Bersama Presiden RI Prabowo Subianto

UNPAR.AC.ID, Bandung – Rektor UNPAR Prof. ir. Tri Basuki Joewono, Ph.D. menghadiri panel diskusi bersama Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (13/3/2025). Melansir laman resmi Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat...

Kontak Media

Humas UNPAR

Kantor Sekretariat Rektorat (KSR), Universitas Katolik Parahyangan

Jln. Ciumbuleuit No. 94 Bandung 40141 Jawa Barat

Jul 1, 2024

X