Pada Rabu (18/9), Magister Ilmu Hubungan Internasional bekerjasama dengan Lab Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) menggelar Bedah Buku dan Disertasi. Acara ini diselenggarakan untuk mengenang karya-karya dari Prof. Bob Sugeng Hadiwinata, Ph.D (alm) dan Dr. P.Y Nur Indro (alm).
Acara Bedah Buku dan Disertasi ini dihadiri oleh Rektor Unpar Mangadar Situmorang Ph.D, para dosen HI Unpar, serta mahasiswa HI baik itu yang di tingkat magister dan sarjana. Acara dimulai dengan Bedah Buku “Studi dan Teori Hubungan Internasional: Arus Utama, Alternatif, dan Reflektivis” karya Prof. Bob Sugeng Hadiwinata dengan Dr. I Nyoman Sudira dan Idil Syawfi, S.IP., M.Si sebagai pembicara.
“Awal menjadi dosen, kedatangan beliau ke Unpar membawa roh akademik dan pengembangannya,” tutur Nyoman saat menceritakan kembali sosok Prof. Bob. Menurut Nyoman, buku yang dikarang oleh Prof. Bob sangatlah komprehensif dan sangat mudah dipahami terutama oleh para pemulai studi HI. Buku tersebut memberikan sebuah peta teori HI yang pembagiannya sangat jelas. Terobosan yang dibuat mampu membuat klasifikasi strata dari masing-masing teori yang berkembang dalam HI, juga memuat asal muasal, pemikiran utama, kelemahan, dan juga pengembangan yang terjadi dari masing-masing kelompok teori.
“Secara keseluruhan, buku ini mengisi banyak gap (ruang) yang masih kosong dalam pembelajaran HI terutama dari pengembangan teoritis,” tutup Nyoman dalam presentasinya. Idil juga memandang Prof. Bob sebagai “the true IR professor of Unpar.” “Mas Bob bacaannya sangat kaya, bisa menjelaskan impact dari perkembangan HI dengan fenomena yang ada,” ungkapnya.
Acara dilanjutkan dengan Bedah Disertasi karya Dr. P.Y Nur Indro yang berjudul “Pemikiran Neo-Realisme Kenneth N. Waltz Sebagai Pondasi Ilmu Hubungan Internasional: Sebuah Analisis Kritis dengan Menggunakan Perspektif Post-Strukturalisme Jean Jacques Derrida”, dengan pembicara Yulius Purwadi Hermawan, Ph.D dan Adrianus Harsawaskita, MA.
Dalam disertasinya, P.Y Nur Indro menekankan kritik terhadap pemikiran Neo-Realisme Waltz sebagai fondasi ilmu Hubungan Internasional. Kritik yang dilakukannya menggunakan perspektif Post-Strukturalisme Derrida yang mampu menggapai metafisika kehadiran dalam pemikiran Waltz. “Saya banyak belajar dari dua orang ini, Bob Sugeng Hadiwinata dan Paulus Yohanes Nur Indro. Mereka merupakan orang yang sangat menguasai bidangnya, sangat serius, tapi sekaligus senang bercanda,” tutup Adrianus.
Semasa hidupnya, Prof. Bob Sugeng Hadiwinata, Ph.D (alm) dan Dr. P.Y Nur Indro (alm) bukan saja merupakan dosen di Program Studi Hubungan Internasional namun juga menjadi seorang keluarga dan sosok yang dihormati. Kepergian keduanya meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh keluarga besar Prodi HI Unpar. Bob Sugeng dan P.Y Nur Indro merupakan sosok yang membawa roh akademik bagi Unpar. Warisan dan pengembangan keilmuannya akan terus menginspirasi seluruh komunitas Prodi HI dan Unpar. (YJR/DAN)