Hari Rabu Abu merupakan permulaan masa Pra-Paskah bagi umat Kristiani, masa puasa dan tobat yang lamanya 40 hari. Rabu Abu diperingati untuk pemeriksaan batin dalam masa pertobatan dengan melakukan pantang dan berpuasa demi membersihkan diri untuk kebangkitan Kristus dan penebus dosa.
Rabu Abu ditandai dengan penerimaan abu yang berasal dari daun palma dari Minggu Palma setahun sebelumnya yang lalu diberkati oleh gereja dan diberikan membentuk tanda salib pada dahi setiap umat Kristiani oleh Romo maupun Prodiakon Gereja. Penandaan dengan abu di dahi ini merupakan simbol dari pertobatan batin.
Pada Rabu (14/2) lalu, Pst. Fransiskus Lawe Danga, SMM memimpin Misa Rabu Abu yang dilaksanakan di Lobby Gedung Rektorat Unpar. Misa dihadiri oleh segenap umat Kristiani Unpar baik dari karyawan, dosen, juga mahasiswa.
Peringatan Rabu Abu ini mengingatkan akan hakikat kita sebagai manusia dan makhluk ciptaan Tuhan yang tidak abadi di dunia serta tubuh manusia yang akan kembali menjadi abu tetapi jiwa kita akan menghadap Tuhan.
Dalam homilinya, Pastur Frans menyampaikan, sejatinya umat Kristiani melakukan persiapan diri untuk menyambut Kebangkitan Juru Selamat dengan berpuasa, berdoa, dan memberi sedekah/ berderma.
Setelah Rabu Abu, nantinya umat Kristiani akan juga menjalani serangkaian ibadah khusus dalam masa Pra-Paskah, yakni Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, dan Paskah yang jatuh pada hari Minggu.