“Indonesia perlu melakukan optimalisasi ekonomi di laut!,” tutur Agung Suryamal Sutrisno kepala Kadin Jawa Barat yang menjadi salah satu pembicara di Seminar Nasional Development Economic Event (DEE) 2018. Kegiatan ini diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Katolik Parahyangan (HMPSEP Unpar), pada Jumat (27/4) di ruang Bale Pasundan, gedung Bank Indonesia, Bandung.maritim
Agung menekankan kembali pembangunan beberapa sektor seperti perikanan tangkap dan perikanan budidaya di Indonesia yang semakin lama semakin intens bersaing dengan kompetitor dari Vietnam dan Thailand. “Ketika nelayan-nelayan kita sedang mencari ikan, mereka (kompetitor) itu sudah langsung menangkap! Ini karena teknologi mereka. Teknologi mereka sudah pakai GPS sehingga ya nggak nyari-nyari lagi. Bandingin sama nelayan kita. Kadang nyari ikan ke laut tapi ga ketemu. Kalau begini gimana mau bersaing?,” tambahnya.
Kadin sebagai mitra dagang strategis pemerintah akan memiliki peran kolaboratif dalam penyediaan akses permodalan serta pengembangan industri kemaritiman. Walaupun di Bandung tidak memiliki pantai tetapi Agung yakin bahwa Bandung sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat mampu menyalurkan investasi kepada daerah-daerah bahari di Jawa Barat dalam mendukung pembangunan ekonomi.maritim
Pembahasan berlanjut seputar pembangunan ekonomi dalam konteks maritim. Menurut para pembicara yang memaparkan materi, dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), diperlukan koordinasi yang sinergis antara pelaku bisnis, akademisi, dan pemerintah. Hal ini juga ditekankan oleh Syachman Perdymer yang menjabat sebagai asisten direktur bidang kebijakan moneter di Bank Indonesia. Menurutnya, berbagai usaha yang dilakukan oleh pemerintah seperti pembangunan kereta api cepat, pelabuhan laut di Patiban serta lapangan udara di beberapa tempat lain harus bisa dimanfaatkan oleh pihak swasta dalam berinvestasi dan membuka usaha-usaha baru yang dapat mengadaptasi pembangunan tersebut menjadi sebuah keuntungan.
Dalam acara tersebut, hadir pula sivitas akademika berbagai fakultas ekonomi di pulau jawa seperti mahasiswa Universitas Kristen Maranatha Bandung hingga sejumlah mahasiswa dari jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia.
“Menarik banget. Pembicaranya punya karakteristik dan pengalaman yang menarik buat aku,” ungkap Oliver Timothy, mahasiswa Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia angkatan 2015 yang mengetahui acara ini lewat akun resmi acara DEE di aplikasi LINE.
Selain itu, acara ini juga menarik mahasiswa yang bukan penstudi ekonomi, Muhammad Arifin Dobson contohnya. “Saya diundang dari LKM (Unpar). Tapi saya sendiri memang tertarik, karena kemaritiman sangat penting untuk masa depan Indonesia serta saya sebagai generasi muda ‘zaman now’ ingin berkontribusi. Dari acara ini saya tahu langkah kedepannya,” ungkap wakil presiden mahasiswa PM Unpar tersebut. Arifin berkata bahwa acara ini sangat bermanfaat untuknya walaupun bukan pengkaji kebijakan ekonomi, hal ini dikarenakan sebagai penstudi ilmu alam (fisika) ia tengah mengembangkan desain kapal anti-api yang terbuat dari bahan semen. Ketika ia mengungkapkan hal ini kepada para pembicara melalui sesi tanya jawab, Agung merespon dengan antusias, “Kami memang sedang mencari mahasiswa dan akademisi yang bisa melakukan inovasi bagi bangsa. Akan ada beberapa event yang mempertemukan para stakeholders termasuk akademisi, kamu bisa bawa idemu ke sana,” tanggapnya merespon ide Arifin.
