Membangun kota cerdas pangan berarti mengarah pada ketahanan pangan kota. Demikian halnya dengan Kota Bandung yang harus berupaya mewujudkan hal itu.
UNPAR.AC.ID, Bandung – Komitmen untuk mewujudkan Bandung sebagai kota cerdas pangan (Bandung Food Smart City) terus mendapatkan sambutan, dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak baik dari kalangan pemerintah Kota Bandung, kelompok-kelompok masyarakat, sekolah, perguruan tinggi (UNPAR), produsen pangan seperti restoran, hotel, catering, demikian juga dukungan dari pihak non pemerintah seperti Rikolto Veco – Perwakilan Indonesia.
Komitmen dan langkah bersama ini sudah diinisiasi sejak tahun 2018 dengan langkah awal yang terkait dengan pemahaman masyarakat tentang perilaku konsumsi yang bijak dan juga terkait dengan pemahaman dari para pemangku kepentingan terkait dengan pengelolaan sisa makanan (food waste).
Dari survei yang dilakukan oleh Tim Peneliti UNPAR menunjukkan bahwa pola konsumsi masyarakat, khususnya mereka dari kalangan kelas menengah ke atas di kota Bandung memang masih banyak yang belum menyadari akan konteks ketimpangan akses pangan yang terjadi di berbagai tempat dimuka bumi ini sehingga perilaku konsumsi belum banyak yang memberi perhatian pada dimensi proporsionalitas dalam mengkonsumsi makanan.
Pola ini akhirnya berujung pada terbuangnya sebagian makanan yang karena sudah tidak mungkin dikonsumsi lagi (kedaluwarsa). Di lain pihak ditemukan juga banyak produsen pangan yang belum mempunyai atau melakukan pengelolaan terhadap sisa makanan sehingga berakibat pada terciptanya limbah makanan yang terbuang.
Langkah yang berkelanjutan terus dilakukan dalam rangka meningkatkan kesadaran warga masyarakat dan juga ajakan kepada para produsen pangan untuk makin terlibat dalam gerakan untuk mengurangi dan mencegah limbah makanan. Kampanye terhadap siswa sekolah terus mendapatkan perhatian melalui cara-cara permainan/game dengan memanfaatkan media dan teknologi digital. Hal ini pada dasarnya bertujuan untuk membuka wawasan dan kepedulian para siswa agar makin peka terhadap permasalahan yang terkait dengan isu pangan ini.
Pelibatan juga dilakukan terhadap masyarakat produsen pangan dengan mulai mengintroduksikan food sharing system baik dengan basis web maupun dengan basis aplikasi Android. Dengan sistem yang dibangun ini diharapkan bisa menjadi wadah interaksi antara pihak produsen pangan dengan masyarakat untuk melakukan berbagai makanan dalam format donasi, dan mungkin juga menjual makanan dengan harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan harga normal.
Membangun suatu kota menjadi kota cerdas pangan juga berarti mengarah pada ketahanan pangan kota. Salah satu langkah yang sudah diawali adalah dengan program pertanian kota (urban farming) yang dalam Bahasa Sunda diberi sebutan “Buruan Sae”. Gerakan ini sudah terwujud di 191 tempat yang tersebar di 151 kelurahan di kota Bandung. Gerakan ini tentu saja akan menjadi penopang pemenuhan kebutuhan keluarga dan komunitas akan pangan seperti sayur dan buah-buahan.
Langkah-langkah terkait kota cerdas pangan yang sudah dilakukan tersebut tentu saja masih membutuhkan langkah keberlanjutan yang sudah semestinya melibatkan berbagai pihak baik yang menyangkut langkah penyadaran pada generasi muda. Langkah ini bisa dilakukan melalui berbagai cara seperti media sosial ataupun bentuk-bentuk permainan, penerapan aplikasi food sharing. Demikian juga untuk mengeksplorasi melalui riset yang terkait dengan tema yang mendukung terwujudnya Bandung Kota Cerdas Pangan.
Berbagai kegiatan yang sudah dilakukan di atas , dan kegiatan yang masih terus dilakukan pada dasarnya merupakan gerak kolaboratif yang dilakukan oleh Tim dari FISIP – UNPAR yang bekerjasama dengan Pemerintah Kota Bandung, dan mendapat dukungan baik secara konten pemikiran maupun secara pendanaan dari Rikolto – Veco (Perwakilan Indonesia) sebagai pihak non – pemerintah. Hanya dengan kolaborasi yang makin kuat dan meluas inilah yang dapat mendukung terwujudnya kepedulian akan isu pangan yang merupakan isu global yang dihadapi juga oleh Kota Bandung. Semoga dengan kolaborasi ini, maka setahap demi setahap dapat membantu mewujudkan Kota Bandung sebagai Kota Cerdas Pangan. Semoga.