Melihat Posisi Indonesia dan Kanada Sebagai Negara Middle Power

UNPAR.AC.ID, Bandung – Program Studi Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan (Prodi HI UNPAR) menggelar kuliah tamu pada Rabu (22/11/2023). Kuliah tamu merupakan salah satu bentuk kerja sama HI UNPAR dengan Kedutaan Besar Kanada untuk Indonesia. 

Kuliah tamu ini diselenggarakan secara luring di Ruang Veritas, Gedung Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial (FISIP) dan dihadiri oleh kurang lebih 90 mahasiswa jurusan Hubungan Internasional

Narasumber yang memaparkan materi kuliah tamu adalah Andrew F. Cooper, seorang Profesor sekaligus Ketua Penelitian di Balsillie School of International Affairs dari University of Waterloo, Kanada.  

Dalam pemaparannya kali ini, Andrew membahas mengenai posisi negara Indonesia dan Kanada sebagai negara middle powers atau dikenal dengan istilah entrepreneurial states serta signifikansi dari G20 sebagai katalisator Indonesia dalam meraih posisi tersebut. 

Menurut Britannica, middle power atau kekuatan tengah adalah istilah untuk menyebut negara dalam spektrum kekuatan internasional di posisi tengah dan berada di bawah negara adidaya atau super power

Andrew memaparkan bahwa Indonesia dan Kanada memiliki persamaan dan juga perbedaan. Perbedaan yang sempat disebutkan adalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki konektivitas dengan Selatan Dunia (global south), sedangkan Kanada berasosiasi dengan Utara Dunia (global north).

Di sisi lain, Indonesia dan Kanada juga memiliki kesamaan yaitu kedua negara ini merupakan produsen dan eksportir mineral yang besar. Kedua negara ini juga negara yang memiliki sumber daya yang kaya, terutama dalam jumlah hutan.

Adanya persamaan dan perbedaan antara Indonesia dan Kanada, tentunya menumbuhkan konektivitas antara dua negara ini. Namun, selain dari bidang-bidang ini, Indonesia dan Kanada memiliki kemungkinan konektivitas lainnya.

Dalam beberapa hal, Indonesia berupaya meniru model kekuatan menengah, tidak hanya di G20 tetapi juga dalam aktivitas otonom yang terpenting dengan MIKTA, di mana Indonesia membangun hubungan ‘klub’ dengan Turki, Meksiko, Korea Selatan, dan Australia.

Indonesia tampak masih ada di dalam “zona nyaman”-nya menjadi sebuah negara kekuatan tengah, meskipun Indonesia memiliki jangkauan global dan Indonesia belum meningkatkan perannya dalam organisasi internasional formal.

Kanada telah menjadi sebuah negara yang sukses dalam G20 dalam beberapa bidang. Di bawah kepemimpinan Paul Martin, Kanada berhasil menemukan konsep dan misi G20, serta menjadikannya forum menteri keuangan pada 1999.

Perdana Menteri Justin Trudeau kembali membawa G20 Kanada dan mendorongnya untuk menghormati hak asasi manusia dalam memerangi korupsi, inovasi yang inklusif, dan inklusivisme serta kesetaraan gender.

Indonesia juga memiliki profil serupa dalam bantuan pembangunan. Tahun 2018, Indonesia mengumumkan bahwa sebuah badan baru yang disebut ‘Indonesian Aid,’ akan berkoordinasi dengan semua program kerja yang sudah ada untuk negara-negara berkembang.

Kini, Indonesia menjalin kerja sama bilateral dalam berbagai sektor dengan negara-negara mitra yang sebagian besar di Asia.Dapat disimpulkan bahwa Indonesia dan Kanada memiliki persamaan dan perbedaannya masing-masing. Dari persamaan dan perbedaannya tersebut, kedua negara ini akhirnya memiliki konektivitas yang tinggi. (SYA- Humkoler UNPAR)

Berita Terkini

UNPAR Terima SK Pembukaan Prodi Bisnis Kreatif Program Sarjana Terapan

UNPAR Terima SK Pembukaan Prodi Bisnis Kreatif Program Sarjana Terapan

UNPAR.AC.ID, Bandung – Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) kembali mengantongi izin pembukaan Program Studi (Prodi) baru, yaitu Prodi Bisnis Kreatif pada Program Sarjana Terapan (D4). Izin pembukaan tersebut secara resmi diterima Rektor UNPAR Prof. Tri Basuki...

Kontak Media

Humas UNPAR

Kantor Sekretariat Rektorat (KSR), Universitas Katolik Parahyangan

Jln. Ciumbuleuit No. 94 Bandung 40141 Jawa Barat

Nov 23, 2023

X