Melihat Persinggungan Seni Agama dan Bangsa dengan Cara Pandang Berbeda

UNPAR.AC.ID, Bandung – Seni, agama, dan bangsa bukanlah persoalan yang mudah. Terkadang, ketiga hal tersebut memiliki perbedaan cara pandang sehingga bersinggungan antara satu dengan yang lainnya.  Seni di Bangsa Indonesia sendiri telah mengalami perkembangan yang cepat dari hari ke hari. Meskipun demikian, masih ada beberapa kelompok yang mengekang segala hal yang berkaitan dengan dunia seni. 

Hal tersebut mengemuka dalam Dialog Budaya dan Kebangsaan yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Pancasila Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) secara onsite di Auditorium Pusat Pembelajaran Arntz-Geise (PPAG UNPAR) pada Kamis (4/8/2022) lalu. Dalam acara Kuliah Umum Musik dan Ibadah: Spirit Musik dalam Agama-agama tersebut, turut mengundang Prof. Sumanto Al Qurtuby, Ph.D. selaku Direktur Nusantara Institute dan pengajar King Fahd University of Petroleum & Minerals, Arab Saudi.  Serta Ir. Iman Prabowo yang merupakan arsitek sekaligus musisi klasik sebagai narasumber.

Prof. Sumanto menyatakan bahwa agama seringkali menggunakan seni sebagai instrumen untuk peribadatan, praktek ritual, dan lain-lain. Namun, tidak jarang agama juga membatasi perkembangan kesenian karena dianggap merusak fondasi teologi/ajaran keagamaan. Seni juga dianggap sebagai hiburan semata yang berpotensi mengganggu relasi hubungan peribadatan manusia dan Tuhan. Doktrin tersebut kemudian menjadi dasar suatu negara atau bangsa dalam keputusan untuk mendukung seni atau tidak. 

“Ada kalanya agama mendukung seni, tapi ada kalanya juga agama menjadi faktor yang menghambat perkembangan seni,” ucapnya.

Bahkan, kritik terhadap agama ataupun bangsa, lanjut dia, terkadang diekspresikan melalui karya seni. Meskipun hal tersebut termasuk ke dalam kebebasan berekspresi, tidak sedikit yang menganggap bahwa seni tersebut hanya bertujuan untuk menghina dan melecehkan.

“Hubungan agama seni ini sangat dinamik, problematik, dan kompleks. Tidak selamanya lurus atau linier,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia berpendapat bahwa seni memiliki peran penting bagi agama dan bangsa. Seni sendiri dari zaman dahulu dikenal tidak dapat dipisahkan dari manusia karena merupakan sifat alami manusia. 

“Sejak manusia sudah bisa 3 memenuhi kebutuhan dasar yang paling fundamental, yang dicari setelahnya ialah seni,” tuturnya. 

Sementara itu, Ir. Iman Prabowo yang berfokus pada musik menceritakan lika-liku kehidupannya dalam menekuni gitar klasik. Meskipun karirnya berawal dari paksaan orang tua, kini ia telah merilis Album berjudul “Simple Tribute” di New York, Amerika Serikat. 

Setelah berkarir dari masa muda, kini ia membuat beberapa kesimpulan mengenai musik, antara lain :

  • Musik menciptakan harmoni dan empati dalam kehidupan.
  • Musik dapat menjadi jembatan membangun persahabatan.
  • Musik menghubungkan manusia meskipun ada  perbedaan.
  • Musik merupakan bahasa universal yang dapat dipahami secara global.
  • Musik membangun dan mempengaruhi cara berpikir ke arah yang positif. 

“Saya merasakan musik itu memang menjadi bahasa universal yang menghubungkan dan saya rasa begitu kita berbicara musik, setiap bangsa akan berbicara hal yang sama,” tutur alumni Arsitektur UNPAR tersebut. (KTH-Humkoler UNPAR)

Berita Terkini

Prodi Sarjana Teknik Kimia UNPAR Raih Akreditasi Internasional IABEE

Prodi Sarjana Teknik Kimia UNPAR Raih Akreditasi Internasional IABEE

UNPAR.AC.ID, Bandung – Program Studi (Prodi) Sarjana Teknik Kimia Universitas Katolik Parahyangan berhasil meraih status bertaraf internasional. Status akreditasi internasional (General Accreditation) dari Indonesian Accreditation Board for Engineering Education...

Kontak Media

Divisi Humas & Protokoler

Kantor Pemasaran dan Admisi, Universitas Katolik Parahyangan

Jln. Ciumbuleuit No. 94 Bandung
40141 Jawa Barat

Aug 5, 2022

X