UNPAR.AC.ID, Bandung – Disiplin ilmu vital yang dinilai bisa menjawab tantangan di era kini, baik Revolusi Industri 4.0 maupun era Society 5.0, kiranya begitu relevansi Mekatronika seiring perkembangan zaman. Program Mekatronika pada Program Studi Teknik Elektro Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) sudah sewajarnya menjadi pilihan mahasiswa di tengah persaingan dunia kerja yang tak hanya mengandalkan gelar sarjana.
Pada era transformasi digital ini, pekerjaan konvensional yang mengandalkan tenaga manusia mau tak mau tergantikan oleh pekerjaan baru yang tidak terpikirkan oleh nalar. Mahasiswa dan alumni Mekatronika UNPAR berujar, berbagai sistem otomasi yang menyentuh kehidupan manusia tak dimungkiri jadi kebutuhan saat ini.
Kebutuhan Zaman
Bagi Alexander Matthew, program Mekatronika sejalan dengan perkembangan zaman. Menurut mahasiswa Mekatronika angkatan 2019 ini, generasi muda perlu memilih bidang yang berhubungan dengan kebutuhan terkini. Mekatronika, lanjut dia, menawarkan paket lengkap dari tiga disiplin ilmu, yaitu mekanika, elektronika, dan informatika yang relevan dengan hal itu.
“Saya sendiri dari dulu sudah tertarik dalam bidang yang berhubungan dengan robotik serta otomotif. Karena perkembangan zaman industri 4.0 berkembang, saya juga mencari yang bisa menjawab tantangan itu. Jadi saya memilih Mekatronika,” tutur Matthew.
Modal Awal
Hal senada dilontarkan Justin Sunarto, mahasiswa Mekatronika angkatan 2017. Menurut dia, implementasi Mekatronika sesuai dengan kebutuhan manusia. Belajar tiga disiplin ilmu sekaligus, lanjut dia, membuat peluangnya untuk masuk ke berbagai lini pekerjaan terbuka lebar.
“Saya merasakan sekarang, ‘Oh, ternyata bisa ke banyak bidang,’ dan itu saya rasakan. Saya sempat kerja sekarang di bidang informatika. Walau hanya belajar dasarnya (informatika) di Mekatronika, tetapi kita bisa masuk ke semuanya,” ujar Justin.
Justin mengatakan, meski mempelajari tiga disiplin ilmu sekaligus di Mekatronika terkesan sulit, namun kenyataannya tak begitu. Sistem pembelajaran Mekatronika UNPAR, lanjut dia, membantu mahasiswa memiliki modal awal untuk siap terjun ke dunia kerja.
“Mekatronika ini sebagai modal awal, sekali lagi balik ke skill personalnya. Skill yang didapat di Mekatronika itu seperti apa, Saya lebih ke arah sana menangkapnya,” katanya.
Pilihan Ideal
Cara pikir mahasiswa Mekatronika yang sudah tahu akan tantangan industri era kini, diamini Ajeng Rizky Octavia yang merupakan alumni angkatan pertama Mekatronika. Ajeng yang kini menjabat First Line Manager di PT Nestle Indonesia mengatakan bahwa Mekatronika mampu memberikan hard skill dan soft skill sekaligus yang memang dibutuhkan industri.
“Di Mekatronika tidak belajar cuma satu fokus engineering, tapi belajar tiga (disiplin ilmu) langsung, ada elektronya, mekanika, dan informatika. Kalau ketiga ini digabung, sangat melengkapi kalau kita terjun ke dunia robotik atau auto machine. Saya kebetulan kerja di bidang robotik juga, jadi sangat relate. Apa yang saya pelajari dari ketiga disiplin ilmu itu, bisa diterapkan di tempat kerja,” ucap AJeng.
Tak hanya hard skill, dari sisi soft skill, Mekatronika mengasah dirinya untuk memiliki analytical skill, problem solving skill, dan modal resilience dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Menurut Ajeng, hal tersebut sangat berguna dalam dunia kerja sebab perusahaan multinasional sudah mulai menerapkan auto machine bahkan perusahaan-perusahaan lokal pun mulai mempertimbangkan menggunakan tenaga robot untuk pekerjaan operasional.
“Lulusan Mekatronika itu punya daya tawar banget. Bukan hanya saya yang merasakan sangat tinggi demand-nya di dunia karier. Tetapi yang lain juga merasa banyak perusahaan yang mencari lulusan Mekatronika karena masih jarang didengar sama recruiter. Kalau recruiter dapat lulusan Mekatronika itu, mereka ibaratnya dapat 3 orang sekaligus, karena kita punya basic di tiga disiplin ilmu tadi,” tuturnya.
Menurut Ajeng, wajar jika Mekatronika UNPAR menjadi pilihan ideal jika ingin terjun ke dunia kerja. Tak berlebihan jika menyebut bahwa Mekatronika ‘mempersenjatai’ lulusannya untuk siap bertarung, karena dari segi ilmunya tidak perlu diragukan lagi.
“Wajar banget, malah menurutku pilihan ideal untuk sekarang, melihat dari sisi saya yang sudah terjun di dunia industri. Orang tuh pasti beralih ke auto machine dan enggak semua teknik, misalnya teknik mesin atau teknik informatika, familiar dengan robotik atau mesin-mesin otomatis. Seorang lulusan Mekatronika, bisa terjun di dunia industri dan bisa menjembatani ketiga disiplin ilmu itu,” ujarnya.
Paket Lengkap
Bekal pembelajaran selama menjadi mahasiswa pun dirasakan oleh alumni lainnya, Laurensia Bertha Evayuana Hikari yang kini bekerja sebagai Import Machine & Sparepart Purchasing Sub Dept Head. Program Mekatronika UNPAR, menurut dia, merupakan paket lengkap yang sesuai dengan kebutuhan industri.
“Pas terjun ke dunia kerja itu bisa relate, soalnya udah belajar full package. Sedangkan di industri, enggak semua bisa mengerti tiga (disiplin ilmu) itu. Di dunia industri khususnya, karena kita banyak belajar waktu kuliah, tentu banyak tahu waktu terjun (kerja), banyak ilmu yang bisa diaplikasikan,” kata Bertha.
Selain menjadi pekerja, lulusan Mekatronika sangat berpeluang untuk membuka lapangan pekerjaan baru. Seperti membuat mesin atau produk yang dibutuhkan industri di Indonesia.
Bertha pun mengajak agar mahasiswa yang memilih program Mekatronika harus optimistis, karena ilmu yang dipelajari akan sangat relevan untuk diaplikasikan dalam suatu produk yang bisa dipakai guna kehidupan sehari-hari.
Begitu pula, dengan para pelajar SMA/sederajat yang masih ragu untuk memilih Mekatronika. Menurut dia, peluang lulusan Mekatronika sangat besar di dunia industri, karena bisa masuk ke semua bidang.
“Awalnya pasti ada rasa takut, tapi menurutku semua jurusan pasti akan kayak gitu. Tapi pas dijalani, (Mekatronika) itu asyik banget, karena enggak membosankan, enggak cuma teori full. Enggak usah takut milih Mekatronika UNPAR, ini sangat worth it, guys,” tuturnya. (Ira Veratika SN-Humkoler UNPAR)