UNPAR.AC.ID, Bandung – Tantangan memasuki dunia kerja bagi mahasiswa menjadi salah satu yang jadi perhatian tiap Perguruan Tinggi. Universitas Katolik Parahyangan melalui Lembaga Pengembangan Pemelajaran dan Karier (LPPK) pun menggelar forum diskusi bersama agar mahasiswa dapat mempersiapkan diri memasuki dunia kerja di masa mendatang.
Dalam forum LPPK Talk yang bertema “Develop Your Talent to Prepare The Future” itu dilaksanakan pada Rabu (19/10/2022) di Gedung PPAG UNPAR itu, turut hadir 3 narasumber. Mereka adalah Dewiyani, S.Psi., Psik., CGA selaku Kepala Divisi Talenta & Karier LPPK; Aty Wulandari, S.E., M.M. selaku Staf Divisi Talenta & Karier LPPK; dan selaku Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa UNPAR Zulaekha Amalia.
Dewi mengatakan bahwa tantangan dalam memasuki dunia kerja rupanya masih menjadi sebuah permasalahan di kalangan masyarakat. Tantangan tersebut dapat berasal dalam dan luar diri sendiri. VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) merupakan tantangan yang berasal dari luar diri sendiri. Volatility diartikan sebagai perubahan yang sangat cepat, uncertainty (ketidakpastian), complexity (kompleksitas), dan ambiguity (ketidakjelasan).
Adapun tantangan yang yang berasal dari dalam diri yaitu kemampuan teknis, kualitas pribadi, pengalaman, dan sikap kerja. Kemampuan teknis berbicara mengenai hardskill, kualitas pribadi berhubungan dengan softskill, pengalaman diperlukan ketika ingin memasuki dunia kerja, dan sikap kerja yang baik dan beretika.
“Dalam menyampaikan keterampilan Anda saat wawancara kerja, Anda perlu percaya diri dan ceritakan sebisa mungkin apa yang menjadi keterampilan Anda. Kuncinya adalah bagaimana Anda dapat menceritakan kemampuan Anda tersebut dari pengalaman yang Anda miliki. Jika penyampaiannya benar, rekruter pun pasti dapat melihatnya dari penyampaian Anda.” tutur Dewi.
Dewi berpesan bahwa mahasiswa bisa mengembangkan kemampuan dirinya dengan aktif berkegiatan di kampus maupun luar kampus untuk memperbesar peluang memasuki perusahaan yang diinginkan.
“Dalam mengembangkan potensi dan memperbesar peluang diterima pada perusahaan yang dituju, mahasiswa dapat mengembangkannya dimulai dari diri sendiri dengan mengikuti kegiatan perkuliahan sebaik mungkin, mengikuti layanan dan fasilitas yang diberikan universitas, hingga mengikuti organisasi.” tuturnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Aty mengungkapkan bahwa masalah dunia kerja yang dihadapi saat ini yaitu adanya gap antara kebutuhan industri dan ketersediaan calon pegawai yang sesuai. Penyebab utama naiknya pengangguran terdidik dan terampil disebabkan oleh dua hal yaitu pelamar kerja terlalu pemilih dan kemampuan tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
“Masalah yang ada di dunia kerja pada masa kini adalah adanya gap antara kebutuhan industri dan ketersediaan calon pegawai yang sesuai. Angka pengangguran yang terdidik dan terampil semakin meningkat karena banyaknya pelamar kerja yang terlalu pemilih sehingga hanya fokus ke 1 keahliannya saja tanpa mengembangkan skill lainnya dan kemampuan para pelamar kerja di masa kini yang kurang sesuai dengan kebutuhan perusahaan,” ujar Aty.
Lebih lanjut, dia mengatakan jika mahasiswa mampu mengenali diri secara mendalam, maka akan mampu menentukan strategi terbaik yang paling pas untuk diri sendiri. Kita dapat memilih perusahaan dan posisi yang paling tepat, atau memilih meningkatkan potensi diri untuk meningkatkan “nilai jual” dan memperluas pasar. Pengenalan diri membuat kita selangkah menuju karir impian. Sebelum kita mengenal value dan permintaan (requirement) dari perusahaan, maka kita perlu mengenali value, passion dan keahlian diri.
Hal -hal yang harus dilakukan untuk mengenal value, passion dan keahlian diri yaitu :
- Self assessment,
- Refleksi diri
- Eksplorasi diri
- Feedback dari orang terdekat yang kompeten
“Untuk pengembangan keterampilan mahasiswa dalam mempersiapkan jenjang karir mereka, UNPAR sendiri sudah menyediakan beberapa fasilitas yang bisa diikuti oleh para mahasiswa baik itu secara akademik melalui perkuliahan maupun secara non akademik diantaranya BKA (BEM, Himpunan, UKM); LPII (pengembangan bahasa); LPPM (pengabdian kepada masyarakat baik oleh dosen maupun oleh mahasiswa); LPH (geladi hominisasi, humanisasi, dan divinisasi); dan LPPK (pengembangan talenta dan karier),” tutur Aty.
Sementara itu, Ketua BEM UNPAR Zulaekha Amalia membagikan pengalaman yang dimilikinya ketika aktif berorganisasi. Menurut dia, berorganisasi bisa menjadi salah satu cara untuk mengembangkan diri kita bahkan termasuk juga mempelajari bidang yang di luar jurusan selama kuliah.
“Sebagai contoh, saya merupakan mahasiswa jurusan Hubungan Internasional (HI) angkatan 2019 tetapi karena sering mengikuti kegiatan – kegiatan organisasi di kampus terutama BEM sebagai ketua, kemampuan saya bertambah di antaranya kemampuan riset data, negosiasi, me-manage anggota BEM dan lainnya. Sehingga saat ini saya pun bisa berkesempatan untuk magang pada bidang marketing di Tokopedia,” ujar Zulaekha. (JES-Humkoler UNPAR)