Mario Wijaya merupakan salah satu alumni dari Program Studi Administrasi Bisnis Unpar 2011. Kini Ia bekerja sebagai Corporate Finance Manager di Kompas Gramedia sekaligus tengah mengemban pendidikan Master of Management Technology di Universitas Media Nusantara, Tangerang. Mario aktif dalam bidang digital transformation project and merger & acquisition untuk bisnis – bisnis digital di Kompas Gramedia.
Ketertarikannya dengan Administrasi Bisnis bermula ketika Ia mengidolakan Warren Buffett yang juga mengenyam pendidikan Business Administration di Columbia University, USA. Unpar adalah universitas yang Mario pilih karena di Indonesia tidak banyak kampus yang memiliki jurusan Administrasi Bisnis murni dan juga Ia seketika ‘jatuh cinta’ dengan lingkungan asri dan udaranya yang sejuk di Bandung.
Semasa sekolahnya, Mario bukanlah siswa yang berprestasi dan bisa dibilang sangat malas belajar. Ia hanya menyukai pelajaran matematika dan ekonomi karena konteksnya real yaitu materi. Ketika memasuki dunia kampus Mario seperti menemukan jati dirinya karena Ia merasa mata kuliah yang diajarkan benar – benar applicable dan di Administrasi Bisnis Unpar juga diberikan kebebasan untuk memilih bidang apa yang ingin didalami. Mario pun memilih bidang finance, sama seperti idolanya yaitu Warren Buffett.
Meskipun mata kuliah finance di Administrasi Bisnis tidak sedalam di Fakultas Ekonomi khusus Jurusan Akuntansi, namun baginya hal – hal teoritis seperti akuntansi dan perpajakan bukan hal yang sulit dipelajari dan didalami sendiri melalui buku dan online resource. Tapi yang terpenting adalah bagaimana diri sendiri mampu membentuk pola pikir menjadi lebih kritis, memperdalam sense of business dengan aktif mengikuti lomba dan kompetisi, aktif menerapkan apa yang dipelajari di kampus ke kehidupan sehari – hari dengan terus bertumbuh dalam kondisi yang sangat sulit. Hal tersebut yang membuat Mario sangat bersyukur mengemban pendidikan selama 4 tahun di unpar.
Pentingnya Menguasai Bisnis Digital
Saat ini dunia berada dalam ekosistem digital yang kental. Kemudahan dalam mengakses informasi, menyebarkan informasi, berbelanja, aktivitas perbankan, berinvestasi, bekerja, bahkan transportasi sudah sangat mudah diakses melalui gadget pribadi. Berbagai kemudahan tersebut tumbuh tidak dalam kondisi yang mudah. “Saat ini organisasi yang sudah mature berbondong – bondong mencari talent dengan kemampuan membaca bisnis dan menciptakan business model yang baru secara digital,” ujar Mario.
Pertubuhan bisnis digital secara price to earning sudah berada di 20 – 40 kali. Ekosistem dalam dunia kerja sudah berubah hampir 180 derajat. Kemampuan hard skill seperti data entry, face to face marketing dan administrasi merupakan pekerjaan yang akan segera hilang dan digantikan oleh mesin. Sehingga yang tersisa adalah sensitivitas terhadap bisnis, bisnis kreatif, dan berpikiran kritis yang bertujuan untuk menemukan ‘kepingan’ yang hilang dari sebuah organisasi melalui digital.
Pengetahuan dasar mengenai perangkat digital and coding menurut Mario adalah hal yang baik untuk dimiliki agar mampu melihat lebih jelas apa saja yang teknologi mampu berikan bagi pertumbuhan dan perkembangan bisnis kedepannya.
Bisnis digital merupakan masa depan yang akan menggantikan bisnis konvensional secara keseluruhan. Ditambah persaingan kerja yang kian tinggi dengan semakin kecilnya peluang untuk bekerja karena banyak perusahaan sudah menerapkan lean organization. Hal ini akan menjadi tantangan berikutnya bagi para pencari kerja jika tidak memiliki additional value yang signifikan diperlukan oleh organisasi.
Mario berpesan “Start small but consistent! Dalam bertumbuh tidak ada yang instan. Posisikan diri selalu di posisi yang sulit agar terbiasa dengan kesulitan, terus merasa lapar dalam mencari informasi dan ingin tahu. Ikuti perkembangan di silicon valley, dan yang terutama ketahui minat dan bakat kalian terlebih dahulu.”
Contoh minat di digital marketing atau periklanan dapat mulai mempelajari dari Google Ads, Facebook Ads, Programmatic Ads, DMP, DSP, Instagram Ads, impression rate, dan cost per click. Jika berminat di bidang finance maka mulai pelajari power BI dan tableau. Jika berminat di bidang coding maka pelajari mengenai Python atau Java. “Pada intinya kita harus menjadi pribadi yang kreatif dan tidak berhenti merasa lapar dalam memperdalam pengetahuan dan mencari informasi,” pungkasnya. (JNS/DAN – Divisi Publikasi)