UNPAR.AC.ID, Bandung – Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) kembali membuat bangga dengan meraih Juara 3 pada ajang Duta Kebahasaan Jawa Barat 2023. Ajang berskala nasional tersebut diadakan setiap tahun dan diikuti oleh pemuda pemudi asal Jawa Barat dan mengusung tema Dinamika “Bahasa dan Sastra dalam Perkembangan Ilmu dan Teknologi”.
Adinda Salwa Nurhatamu Zufri mahasiswa UNPAR jurusan Hubungan Internasional angkatan 2020 tersebut menceritakan bahwa pemilihan Duta Bahasa Jabar yaitu untuk mencari pemuda pemudi yang berminat tinggi dalam kebahasaan dan nantinya finalis yang terpilih akan menjadi perpanjangan tangan Balai Bahasa Jabar dalam melaksanakan 3 program prioritas yaitu pelestarian bahasa dan sastra, literasi kebahasaan dan kesastraan, dan Internasionalisasi bahasa indonesia.
“Berangkat dari hal tersebut, selama pemilihan kami perlu merancang sebuah inovasi (Krida) untuk mendukung Trigatra Bangun Bahasa (Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, dan Kuasai Bahasa Asing). Aku mengusung Krida bernama Teman Tulis (TENTU). Krida yang diusung baru sebuah ide, kami tidak diharuskan membuat purwarupa terlebih dahulu. Ini merupakan perangkat lunak digital yang dirancang untuk membantu masyarakat mengoreksi tulisan,” ucapnya sebagaimana dikutip dalam wawancara tertulisnya, Senin (27/6/2023).
Dia mengatakan bahwa tujuan dari aplikasi ini dirancang untuk terhubung dengan sejumlah media sosial sehingga pengguna dapat belajar bahasa sambil bermedia sosial. Tidak hanya mengoreksi tulisan, tapi dapat mendeteksi kalimat dan merekomendasikan frasa atau kalimat yang benar sesuai konteks (formal atau informal).
“ Ide itu dipilih karena aku melihat sekarang semakin banyak anak muda yang lebih suka melakukan campur kode (campur bahasa) dalam bermedia sosial. Selain itu, pengetahuan alih bahasa dalam bahasa Indonesia yang minim mengenai sejumlah istilah. Dengan banyaknya pengguna media sosial, aku lihat justru itu bisa jadi sasaran tepat untuk mengedukasi masyarakat dengan cara yang mudah dan asyik. Pemilihan Duta Bahasa sendiri tidak hanya dilihat dari kemampuan bahasa dari para peserta, tapi kepribadian, dan gagasan. Aku sendiri memilih bahasa sunda sebagai bahasa daerah dan bahasa inggris sebagai bahasa asing yang diujikan kemarin,” tuturnya.
Lebih lanjut, Adinda menceritakan tantangan terbesar yang dihadapinya adalah bagaimana cara untuk menjadi contoh yang baik dalam berbahasa dan bagaimana kita mencari solusi terbaik dari isu-isu kebahasaan yang ada di Indonesia.
Kendati demikian, setelah melewati serangkaian proses dirinya berhasil keluar menjadi juara 3 pada Duta Bahasa Jawa Barat. Dirinya berharap agar gagasan miliknya dapat direalisasikan untuk membantu generasi muda belajar bahasa dengan akses yang lebih mudah.
“Harapan terbesar adalah supaya suatu saat nanti TENTU bisa direalisasikan karena menurutku ini bisa sangat membantu generasi muda belajar bahasa dengan cara yang mudah dan santai. Lalu, harapan terbesarnya adalah agar teman-teman lain bisa sama-sama belajar menggunakan bahasa yang baik dan benar serta mengutamakan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa Indonesia itu identitas negara dan merupakan bahasa persatuan yang kita miliki. Aku juga ingin sekali bisa membantu memberikan kesan kepada sebanyak mungkin orang bahwa bahasa Indonesia itu asyik dan bisa tetap gaul tanpa harus mencampur kode dalam komunikasi sehari-hari,” ucapnya.
Tak lupa, Adinda menyampaikan rencana kerjanya sebagai Duta Bahasa Jabar dan gagasan yang dimilikinya.
“Ke depannya, kami selaku duta bahasa akan menjadi perpanjangan tangan Balai Bahasa Jabar dalam menjalankan program prioritas yang disampaikan sebelumnya. Kami akan menjadi sebuah komunitas yang akan terus mencari inovasi dalam membantu terwujudkan Trigatra Bangun Bahasa tadi. Untuk diri pribadi, aku ingin banget bisa membawa TENTU lebih dari sekedar ide, tapi ke tahap realisasi meskipun tidak terpilih menjadi Juara 1 dan mewakili Jabar ke tingkat Nasional,” ujarnya. (JES-Humkoler UNPAR)