UNPAR.AC.ID, Bandung – Sehubungan dengan terjadinya gempa besar di Kabupaten Bandung pada tanggal 18 September 2024, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Bandung melaksanakan tindakan tanggap darurat untuk melakukan pendataan dan verifikasi kerusakan bangunan. Dalam upaya ini, enam mahasiswa dari Program Studi Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) ikut terlibat dalam proses analisis data kerusakan yang terjadi. Mahasiswa tersebut, termasuk Leo Martinus, bekerja di bawah bimbingan langsung Kepala Dinas PUTR Kabupaten Bandung, Dr. Ir. Zeis Zultaqawa, pada tanggal 28 September 2024. Keterlibatan mereka diharapkan dapat mempercepat perbaikan rumah dan prasarana umum pasca gempa.
Leo Martinus, Ketua Departemen Pengabdian Masyarakat Himpunan Teknik Sipil UNPAR, mengungkapkan bagaimana awal keterlibatannya dalam proyek ini pada wawancara tertulis sebagaimana dikutip pada Senin (14/10/2024).
“Saya diberitahu oleh ketua himpunan bahwa pihak jurusan membutuhkan relawan untuk mendata kerusakan akibat gempa. Saya berhasil mengumpulkan lima orang teman, dan kami berangkat ke kantor PUPR,” kata Leo.
Peran Leo dalam tim sangat penting dalam memastikan akurasi data kerusakan yang dikumpulkan oleh tim lapangan. “Kami diberikan tanggung jawab untuk memeriksa data diri pemilik rumah dan dokumentasi kerusakan. Tim kami memastikan data tersebut valid, mulai dari nama hingga kesesuaian koordinat lokasi rumah,” jelasnya.
Dalam menjalankan tugasnya, Leo dan timnya menghadapi tantangan waktu dan harus beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru. “Kami harus cepat belajar dan beradaptasi, meskipun tidak punya pengalaman sebelumnya. Namun, kami selalu berkomunikasi dengan Ibu Widya Astuti, penanggung jawab proyek, dan rekan-rekan lainnya. Kami tidak ragu bertanya jika ada hal yang tidak kami mengerti,” ujar Leo.
Selain itu, metode pengolahan data yang digunakan melibatkan tim lapangan yang mengumpulkan data awal, sedangkan tim pengolah data di kantor bertugas menganalisis dan mengklasifikasikan kerusakan berdasarkan dokumentasi yang tersedia. “Tim pengolah data bertanggung jawab mengelompokkan kerusakan menjadi rusak ringan, sedang, atau berat,” tambahnya.
Pengalaman akademis Leo di Teknik Sipil UNPAR ternyata hanya sedikit berperan dalam proyek ini. Namun, ketelitian yang ditanamkan selama masa studi sangat membantu dalam memeriksa setiap data yang masuk. “Pengalaman akademis tidak banyak terpakai, tetapi ketelitian sangat penting dalam proses ini,” ungkap Leo.
Ia juga menyoroti pelajaran berharga yang didapatkan selama proyek, seperti kemampuan beradaptasi dan bekerja di bawah tekanan. “Kami belajar untuk bekerja di bawah tekanan waktu dan berbagi tugas dalam tim dengan baik,” kata Leo.
Kolaborasi dengan Dinas PUTR Kabupaten Bandung sempat mengalami tantangan di awal, namun komunikasi yang baik akhirnya membuat kerja sama berjalan lancar. “Awalnya sulit, tetapi komunikasi yang intens menjadi kunci sukses kolaborasi ini,” jelasnya.
Momen paling berkesan bagi Leo adalah ketika timnya berhasil menyelesaikan penghitungan data ke-2500 pada dini hari. “Saat kami mencapai 2500 data dan melihat hasil kerja kami, itu menjadi momen yang sangat berkesan,” kenangnya.
Leo berharap hasil dari proyek pengolahan data ini dapat membantu pemerintah dalam memberikan bantuan yang tepat sasaran kepada masyarakat terdampak gempa. “Kami berharap pemerintah bisa lebih cepat memberikan bantuan yang sesuai, sehingga warga bisa segera kembali ke rumah mereka,” tutupnya.
Melalui proyek ini, Leo berharap mahasiswa lain dapat lebih banyak terlibat dalam kegiatan serupa, terutama yang bertujuan membantu masyarakat. “Saya berharap mahasiswa lain bisa diberi kesempatan untuk terlibat dalam proyek-proyek pengabdian seperti ini. Jika terlibat, berikan yang terbaik agar tidak menghambat jalannya pekerjaan,” pungkasnya. (NAT-Humas UNPAR)