UNPAR.AC.ID, Bandung – Mahasiswa Manajemen Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) meluncurkan 76 buku cerita anak, khususnya untuk jenjang Pendidikan Anak Usia DIni (PAUD) yang seringkali kebutuhan literasinya tidak terpenuhi. UNPAR melalui Program Studi Manajemen senantiasa memberikan perhatian pada PAUD dan secara rutin sejak 2010 melalui mata kuliah Kepemimpinan Dasar dan Praktikum Kepemimpinan turut serta membantu menyelesaikan sebagian masalah yag dihadapi oleh institusi pendidikan PAUD.
Peluncuran buku cerita anak pun dilakukan secara daring, Jumat (16/7/2021) dan diresmikan oleh Atalia Praratya Kamil selaku Bunda PAUD Provinsi Jawa Barat. Usai peluncuran buku, acara dilanjutkan dengan talkshow bertema “Pentingnya Pendidikan Melalui Buku Cerita bagi Anak” bersama Choky Sitohang (Pemerhati Anak sekaligus Founder of Choky Sitohang Speaking Inc (ChoSSI) dan Efnie Indrianie, S.Psi., M.Psi. ( Psikolog Anak, Penulis Buku, dan Dosen Fakultas Psikologi UK Maranatha). Sesi tersebut dimoderatori Dr. Istiharini, CMA (Dosen Tetap Manajemen UNPAR).
Sesi terakhir, kegiatan interaktif bersama anak-anak yang dipandu oleh mahasiswa Prodi Sarjana Manajemen UNPAR. Turut hadir pula memberi sambutan Rektor UNPAR Mangadar Situmorang dan Dekan Fakultas Ekonomi UNPAR Dr. Budiana Gomulia, Dra., M.Si.
Atalia Praratya Kamil selaku Bunda PAUD Jabar mengapresiasi karya mahasiswa Manajemen UNPAR yang telah menghasilkan 76 buku cerita anak tersebut. Dia pun berharap karya mahasiswa berupa buku cerita anak ini mampu menggelorakan semangat berliterasi di Jabar khususnya.
Menurut dia, kebiasaan baik senang membaca sejak dini akan berdampak pada gemar berliterasi. Anak akan tumbuh dengan daya imajinasinya, kemampuan bahasanya, dan mengembangkan nilai-nilai moral dalam setiap buku cerita anak.
“Bagi anak muda, ini akan baik sekali untuk saling memotivasi agar ke depannya menghasilkan penuis baru. Data UNICEF tahun 2017, buku di Indonesia itu perbandingannya 1:15.000, sementara seharusnya 1 buku untuk 2 orang saja. Artinya jumlah buku ini sangat diperlukan,” tuturnya.
Selanjutnya, dalam sesi talkshow, Efnie Indrianie, S.Psi., M.Psi. mengungkapkan bahwa salah satu cara menyiapkan generasi hebat di masa mendatang, yakni dengan menyiapkan generasi yang gemar membaca buku dan hal itu mesti dilakukan sejak masa golden age anak.
“Tantangannya adalah bagaimana cara membuat anak usia dini ini tenang, diam, dan mendengarkan lalu tertarik dengan perangkat fisik yang kita sebut buku. Kita sebaiknya sebagai orang tua juga tidak memaksakan cara-cara yang menurut kita tepat kepada anak,” ujar Efnie.
Lebih lanjut, dia pun menjelaskan bahwa anak di setiap tahapan usia, memiliki rentang perhatian berbeda yang menentukan sejauhmana anak bisa berkonsentrasi saat beraktivitas. Menurut dia, orang tua baiknya menyesuaikan aktivitas anak dengan rentang perhatian yang dimiliki anak. Hal itu berguna untuk membantu mengasah konsentrasi anak dengan tepat sesuai masa pertumbuhan anak, ini pun berlaku pula saat mengenalkan buku pertama kali.
Usia 1-3 tahun, anak berada dalam fase yang bisa rentang konsentrasi pendek, yakni paling bisa fokus selama 10 menit pada satu aktivitas. Sementara anak usia 3-5 tahun mulai memiliki rentang konsentrasi agak panjang, yaitu 15 menit. Oleh karena itu, untuk mengenalkan buku pada anak, orang tua bisa menggunakan strategi sederhana dan memanfaatkan tema-tema cerita yang ada di buku untuk memancing ketertarikan mereka.
Namun begitu, tidak semua usia anak siap untuk dikenalkan pada buku. Jika orang tua ingin mulai membacakan buku kepada anak, setidaknya usia anak minimal 2 tahun. Hal itu sesuai dengan fungsi kinerja otak yang sudah siap untuk menerima informasi dalam durasi tertentu.
“Perkenalan dengan buku di awal, sekitar 3-5 menit pertama itu sudah cukup baik untuk anak dengan usia minimal 2 tahun. Tantangan terbesar adalah bagaimana membuat tampilan cerita itu menjadi sesuatu yang menarik. Mulai dari bagaimana mengubah intonasi dan memberikan penekanan dalam cerita. Pergunakan juga alat peraga yang ikut jadi penunjang cerita yang akan kita bacakan pada anak-anak,” ujarnya.
Sementara itu, Choky Sitohang melihat buku sebagai jendela atau suatu petualangan baru bagi anak. Dia pun menyambut baik buku cerita anak karya mahasiswa Manajemen UNPAR sebagai bentuk kepedulian dan menanamkan nilai betapa pentingnya membaca untuk anak di usia dini. (Ira Veratika SN-Humkoler UNPAR)