UNPAR.AC.ID, Bandung – Sharon Karli, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) angkatan 2021, bersama timnya dari Parahyangan International Law Society (PILS UNPAR), telah menunjukkan dedikasi dan komitmen yang tinggi dalam persiapan mereka untuk mengikuti kompetisi peradilan semu internasional Philip C. Jessup. Sharon membagikan kisah perjalanan timnya, mulai dari tahap awal pembentukan hingga persiapan mereka menuju putaran internasional dari kompetisi yang bergengsi ini.
Sekadar informasi, Sharon bersama rekan setimnya, Mellyanda Ratu, Jonathan Alexander, dan Melina Winardi maju mewakili Indonesia dalam putaran internasional lomba peradilan semu Philip C. Jessup pada 30 Maret – 6 April 2024 mendatang di Hyatt Regency Hotel, Washington DC.
Philip C. Jessup International Law Moot Court Competition sendiri adalah salah satu lomba peradilan semu paling bergengsi di dunia yang dapat dianggap sebagai ‘Piala Dunia’ bagi mahasiswa Fakultas Hukum dan diikuti oleh lebih dari 700 universitas dari seluruh dunia setiap tahunnya.
“Persiapan kami dimulai dari akhir bulan Juli,” ujar Sharon, sebagaimana dikutip dalam wawancara tertulisnya, Selasa (5/3/2024) seraya menggambarkan langkah awal yang diambil bersama rekan timnya.
Menurut Sharon, proses persiapan melibatkan tahapan riset awal yang intens sebelum kasus resmi diumumkan.
“Selama bulan Agustus, kita mulai melakukan riset awal terkait topik perlombaan tahun ini,” kata Sharon, menekankan pentingnya pemahaman mendalam tentang materi sebelum memulai drafting memori, yang merupakan dokumen berisi argumen-argumen hukum. Proses ini, yang berlangsung hingga Januari, diikuti dengan latihan-latihan untuk persiapan tahap oral pleading putaran nasional.
Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) sendiri, menurut Sharon, telah memberikan dukungan yang signifikan. “UNPAR tentunya memberikan dukungan melalui kemudahan peminjaman fasilitas kampus untuk keperluan latihan dan dukungan dana,” ujarnya, menunjukkan betapa pentingnya sumber daya universitas dalam persiapan mereka.
Menghadapi tantangan dalam persiapan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanan tim. Sharon mengungkapkan, “Tantangan terbesar bagi tim Jessup tahun ini adalah timeline lomba yang dipercepat cukup banyak.
Dalam menghadapi tantangan ini, strategi tim adalah “dengan mengatur jadwal meeting tim secara efektif dan efisien,” memastikan bahwa aktivitas akademik tidak terganggu.
Ketika ditanya tentang harapan dan tujuan mereka, Sharon menjawab, “Harapan dan tujuan kami tentunya sejalan dengan salah satu tujuan dari adanya organisasi PILS itu sendiri, yaitu meraih title ‘World Champion’ dalam putaran internasional. Hal ini mencerminkan aspirasi tinggi tim untuk tidak hanya berkompetisi tetapi juga untuk membawa pulang kemenangan.
Sharon juga menekankan pentingnya pendidikan hukum di UNPAR dalam menunjang keberhasilan mereka.
“Pendidikan hukum di UNPAR membantu memberikan dasar bagi kami untuk memiliki kemampuan berpikir yuridis yang sangat penting,” ucapnya, mengakui kontribusi signifikan dari kurikulum dan fasilitas seperti Lembaga Independen Hukum (LIH) yang diwakili PILS.
Menutup wawancaranya, Sharon mengajak mahasiswa hukum dan jurusan lain di UNPAR untuk menggunakan fasilitas yang disediakan kampus sebaik mungkin. Ia juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah mendukung perjalanan tim, dari Tuhan Yang Maha Esa, orang tua, hingga dosen pembimbing dan alumni.
Melalui kisah Sharon, tergambar jelas bagaimana kombinasi dari persiapan yang matang, dukungan institusi, dan kerja tim yang kuat menjadi kunci sukses bagi tim PILS UNPAR dalam menghadapi kompetisi peradilan semu Philip C. Jessup. Ini adalah cerminan dari dedikasi, ketekunan, dan semangat kebersamaan yang membawa mereka melangkah lebih dekat menuju panggung internasional. (NAT-Humas UNPAR)
