UNPAR.AC.ID, Bandung – Mahasiswa Program Studi Administrasi Publik Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) baru saja menorehkan prestasi gemilang dengan kehadirannya di konferensi tahunan Asia-Pacific Public Policy Network (AP-PPN) kesembilan. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 25 hingga 27 April 2024 di The Hongkong University of Science and Technology, Guangzhou, Tiongkok, dengan tema “Transforming Asia: Fostering Governance and Policy Innovations for Technological, Entrepreneurial, and Sustainable Development”.
AP-PPN, organisasi yang berdiri sejak tahun 2016, bertujuan untuk membentuk konsorsium akademisi kebijakan publik di kawasan Asia-Pasifik. Konferensi tahunan ini menjadi ajang penting bagi para akademisi, mahasiswa, dan praktisi kebijakan untuk bertukar ilmu dan gagasan. Tahun ini, Aditya Barus, mahasiswa angkatan 2021, bersama dosen pembimbingnya, Muhammad Maulidza, S.AP., MPM dan Jeffri Yosep Simanjorang, S.Kesos., M.Sos, berhasil mempresentasikan penelitian berjudul “Fostering Digital Inclusion: How Satisfactory is the ‘Satisfying’ Predicate of Indonesian Electronic-Based Government System Initiatives?”.
Aditya pun berbagi cerita yang menginspirasi penelitiannya tersebut. Topik yang dipresentasikan berawal dari pengalaman Aditya dalam mengakses layanan digital. Penelitian yang merupakan kolaborasi bersama dosen dan diterima di konsorsium internasional pun menjadi kebanggaan tersendiri baginya.
“Berawal dari pengalaman saya menggunakan situs web pemerintah yang terkadang tidak dapat diakses, bahkan eror. Kami ingin mengevaluasi aksesibilitas situs resmi pemerintah di Indonesia dan mengadvokasi pentingnya aksesibilitas untuk promosi inklusi digital,” tutur Aditya dalam wawancara tertulisnya sebagaimana dikutip, Jumat (24/5/2024).
Menurutnya, bagian paling berkesan dari partisipasinya di konferensi AP-PPN adalah mendapatkan insight baru dan networking dengan para pakar kebijakan publik.
“Selama presentasi di panel ‘Digital Governance and E-participation’, saya mendapatkan umpan balik positif dari Prof. Zhuoni Zhang dari The Hong Kong University of Science and Technology, Guangzhou. Hal ini membantu meningkatkan kualitas penelitian kami,” kata Aditya.
Aditya pun menyampaikan terima kasihnya kepada UNPAR dan para dosen yang selalu memberikan dukungan dan umpan balik terhadap ide atau gagasan yang diusungnya. Lebih dari itu, peran dosen pembimbing juga sangat membantu dalam proses penyelesaian paper hingga penelitian ini dapat diterima untuk dipresentasikan.

“UNPAR sangat mendukung kami selama persiapan hingga perjalanan ke Guangzhou. Saya percaya bahwa ini adalah wujud nyata komitmen UNPAR untuk mengembangkan potensi lokal hingga ke tataran global,” tuturnya.
Aditya juga menekankan pentingnya keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan ilmiah seperti konferensi internasional. “Jika kita mendapatkan pelajaran hanya di dalam kelas mungkin terbatas, tetapi melalui forum ilmiah dan pertukaran akademik, kita jadi mengetahui perkembangan terbaru dari bidang ilmu yang sedang kita pelajari,” ujarnya.
Ia percaya bahwa partisipasinya dalam konferensi AP-PPN akan berkontribusi pada pengembangan studi kebijakan publik di UNPAR dan di Indonesia. “Penelitian kami dapat menjadi pemantik bagi penelitian lanjutan seputar topik Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) di Indonesia. Harapannya, tentu akan ada perbaikan dari inisiatif pemerintah dalam menciptakan inklusi digital bagi masyarakat,” kata Aditya.
Untuk mahasiswa UNPAR yang bercita-cita mempresentasikan penelitian mereka di konferensi internasional, Aditya menyarankan, “Persiapkan penelitian dan selalu berkonsultasi dengan dosen pembimbing.”
Menutup wawancaranya, Aditya mengutip Helen Keller, “Optimism is the faith that leads to achievement. Kutipan ini bisa menjadi pengingat untuk kita supaya selalu optimis bahwa kita juga pasti mampu mencapai tujuan dan cita-cita kita.” (NAT-Humas UNPAR)