UNPAR.AC.ID, Bandung – Mahasiswa Program Studi Administrasi Publik Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) kembali berpartisipasi dalam kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka Kuliah Kerja Nyata (MBKM KKN) Membangun Desa Antikorupsi.
Adapun mereka yang terlibat dalam KKN tersebut yaitu, Cindy Kartini Yubawa, Muhammad Alif Taufiq Rahman, dan Alesha Lovadena Harmein dalam kegiatan yang diadakan di Desa Sukatani, Kabupaten Garut.
Desa Sukatani merupakan desa yang berada di Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut. Dari hasil analisis para mahasiswa, ditemukan bahwa Desa Sukatani memiliki fasilitas publik yang cukup lengkap yang disertai dengan fasilitas pendidikan dari Paud hingga SMK.
Sebelumnya, Program Studi Administrasi Publik UNPAR bekerja sama dengan Indonesia Corruption Watch (ICW) untuk menghadirkan program MBKM Antikorupsi. Salah satu program yang telah diimplementasikan adalah MBKM KKN Membangun Desa Antikorupsi.
MBKM KKN Membangun Desa Antikorupsi 2024 adalah kegiatan lanjutan dari Magang Antikorupsi yang mengharuskan mahasiswa untuk turun langsung ke desa dan membantu para perangkat desa dalam membangun desa antikorupsi.
Dalam kegiatan ini, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menjadikan sebuah desa menjadi desa yang anti korupsi. Para mahasiswa yang berpartisipasi dalam kegiatan ini kemudian melakukan identifikasi awal dan mereka menemukan bahwa Desa Sukatani belum memiliki tiga indikator yang menjadikan desa sebagai desa antikorupsi.
Sesuai dengan tema KKN Desa Antikorupsi, mahasiswa didorong untuk membawa nilai-nilai antikorupsi di Desa Sukatani, di antaranya:
- Membuat dan menyusun Peraturan Desa Sukatani mengenai pengendalian gratifikasi, suap, dan konflik kepentingan
- Menghadirkan kotak kepuasan masyarakat di kantor desa untuk melihat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah desa dan membuat serta menyebarkan Survei Kepuasan Masyarakat
- Membuat booklet dan standing banner “Menjadi Masyarakat Desa Sukatani Antikorupsi” mengenai peran yang dapat dilakukan oleh tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, dan perempuan dalam upaya pencegahan tindak korupsi
Untuk melakukan analisis awal, para mahasiswa melakukan Survei Kepuasan Masyarakat yang nyatanya dilihat sebagai sesuatu yang kurang penting oleh warga masyarakat Desa Sukatani. Bahkan, para mahasiswa kerap dibentak hingga diusir warga karena kegiatan mereka dianggap mengganggu warga.
Untungnya, tidak sedikit juga masyarakat yang antusias dan menyambut baik kegiatan KKN yang diselenggarakan yang memungkinkan para mahasiswa dapat menjalankan kegiatan MBKM KKN Membangun Desa Antikorupsi dengan baik. (SYA – Humas UNPAR)