Pada abad ini, berbagai masalah terkait ketersediaan air muncul di berbagai belahan bumi, termasuk di Indonesia. Padahal, air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi manusia.
Pentingnya menjaga kelestarian air perlu ditularkan kepada generasi muda, khususnya bagi anak-anak belia melalui edukasi yang menarik dan menyenangkan. Tentunya, disertai dengan memberi contoh yang mudah dipahami. Dengan demikian, diharapkan terbentuk kesadaran dalam diri seorang anak akan pentingnya air bersih tak terkontaminasi untuk kehidupan sehari-hari. Kegiatan sosialisasi seperti ini dapat dinisiasi oleh siapapun, termasuk mahasiswa sebagai kaum akademisi muda.
Mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan (HI Unpar), misalnya, yang baru saja melakukan kegiatan bertajuk AQUAKSI. Kegiatan bakti sosial ini dilakukan untuk memberikan edukasi kepada siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) di sekitar Unpar mengenai pentingnya melestarikan ketersediaan air bersih. Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu (30/9) ini merupakan bentuk kerja sama antara Kakak Asuh FISIP Unpar (KAFU) dengan panitia Gathering and Introducing International Relations (GINTRE) 2017, sebuah ajang pembelajaran bagi mahasiswa baru HI Unpar.
Sosialisasi
Dalam kegiatan AQUAKSI, mahasiswa baru angkatan 2017 sebagai peserta GINTRE mendampingi siswa-siswi SD untuk mengetahui pentingnya air bersih tak terkontaminasi bagi kehidupan. Mereka tersebar di beberapa lokasi, seperti di SD Suruur, SD Panorama, serta di Kampus Unpar sendiri.
Kegiatan-kegiatan seperti permainan dan menggambarkan aktivitas yang berkaitan dengan air menjadi langkah para peserta untuk memberi pengertian kepada para siswa. Bahkan, pengertian bahwa kegiatan yang sederhana seperti minum air dan memancing ikan tidak bisa mereka lakukan bila air kotor terkontaminasi. Para peserta juga memberi tahu beberapa cara menjaga air agar tetap bersih, seperti membuang sampah pada tempatnya serta tidak boros dalam menggunakan air.
Rangkaian acara dilanjutkan dengan kegiatan menanam bibit tanaman seperti cabai dan jambu. Penanaman tersebut dilakukan dengan menggunakan botol-botol plastik bekas air mineral yang telah dibersihkan dan dihias oleh mahasiswa peserta GINTRE.
Terakhir, acara dilanjutkan dengan memecahkan potongan puzzle yang dilakukan para peserta dan anak-anak SD.
Belajar diplomasi
Acara AQUAKSI menjadi penutup rangkaian kegiatan GINTRE 2017 yang telah berlangsung selama sebulan terakhir. Acara rutin yang diadakan Prodi HI Unpar ini menjadi gerbang bagi mahasiswa baru untuk memasuki dunia perkuliahan. Simulasi Sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjadi acara formal, sedangkan AQUAKSI menjadi tajuk sesi informal dalam GINTRE. Tahun ini, sidang mengangkat topik besar United Nations Development Programme (UNDP) Assembly in Countering Water Scarcity and Water Contamination.
Sebelum sidang berlangsung, mahasiswa baru mendapatkan pengetahuan tentang berbagai macam hal yang berkaitan dengan isu yang diangkat. Didampingi oleh mahasiswa angkatan 2016, para peserta GINTRE diajak memahami kelangkaan dan pencemaran air sebagai permasalahan global. Selain itu, mereka mendapatkan arahan mengenai bagaimana cara berdiplomasi dengan baik, yang sekaligus menjadi bagian dari proses pembekalan ilmu di kemudian hari.
Dalam GINTRE, semakin terasa pula bahwa ancaman terhadap kelestarian air telah menjadi masalah bersama bagi komunitas internasional. Kesadaran akan pentingnya kelestarian air dan lingkungan bagi manusia yang ditanamkan sejak dini mampu memberi perubahan ke arah yang lebih baik. Hal ini tidak lain didasari oleh kesadaran, dengan melindungi ketersediaan air bersih tak terkontaminasi, kita telah menyelamatkan kehidupan. Dengan melestarikan air, kita telah menjamin keberlangsungan bumi pada masa mendatang.
Sumber: KOMPAS – Griya Ilmu (Selasa, 10 Oktober 2017)